6. Amfetamin.

Amfetamin digunakan untuk mengobati gangguan perhatian, hiperaktivitas (ADHD), dan narkolepsi. Kondisi yang menyebabkan kantuk berlebihan serta serangan tidur mendadak. Amfetamin membantu meningkatkan fokus, perhatian, dan energi. Jika disalahgunakan, amfetamin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, gangguan tidur, dan gangguan mental.

7. Dekstrometorfan.

Dekstrometorfan (DXM) adalah obat yang biasa digunakan sebagai penekan atau meredakan batuk. Dekstrometorfan bekerja pada pusat batuk di otak untuk mengurangi dorongan batuk, sehingga membantu mengendalikan batuk yang tidak produktif. Penggunaan dekstrometorfan secara berlebihan bisa mengakibatkan tekanan dalam sistem saraf pusat, mengakibatkan depresi, dan risiko serius.

8. Opioid.

Opioid digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang parah atau kronis. Obat opioid berfungsi juga untuk mengurangi persepsi rasa sakit dan memberikan perasaan relaksasi atau euforia. Jika disalahgunakan, opioid dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis.

9. Antidepresan.

Antidepresan digunakan untuk mengobati gangguan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan makan, serta beberapa jenis nyeri kronis. Obat antidepresan berperan mengatur suasana hati, emosi, dan perilaku. Jika disalahgunakan, obat ini dapat menyebabkan gejala penarikan mencakup kecemasan, kegelisahan, kelelahan, dan lainnya yang serius.

10. Benzodiazepin.

Benzodiazepin dipakai untuk mengobati kecemasan, gangguan tidur, kejang, dan gejala penarikan alkohol. Obat benzodiazepin ini memberikan efek tenang, antikecemasan, dan antikonvulsan. Namun benzodiazepin dapat mengakibatkan kecanduan dan penurunan fungsi kognitif jika disalahgunakan.