Brilio.net - Di lingkungan kerja, sering kali ada perasaan bahwa beban kerja yang dihadapi seorang atasan adalah yang paling berat. Tentu saja, tanggung jawab sebagai pemimpin memang besar, tetapi apakah semua itu benar-benar perlu menjadi alasan untuk terus-menerus merasa lebih bekerja keras daripada tim? Jika rasa paling sibuk terus ada, bisa jadi ini bukan masalah volume pekerjaan, melainkan sinyal bahwa gaya kepemimpinan kamu sudah mulai toxic. Tanpa disadari, hal ini bisa berdampak buruk pada lingkungan kerja.

Mungkin merasa selalu dikelilingi oleh deadline dan tanggung jawab berat sudah jadi bagian dari rutinitas sehari-hari para atasan. Tapi, apakah gaya kepemimpinan kamu yang sekarang sudah mulai membuat karyawan merasa tertekan? Atasan toxic sering kali tanpa sadar menciptakan atmosfer yang membuat timnya tidak nyaman, bahkan bisa menyebabkan kinerja menurun dan motivasi hilang.

Bukan hal yang mudah untuk menjadi atasan yang ideal, tetapi dengan refleksi dan niat baik, gaya kepemimpinan bisa diperbaiki. Tim yang bahagia dan produktif selalu berawal dari pemimpin yang peka dan peduli. Jika mulai muncul tanda-tanda seperti sering menyalahkan tim atau merasa tak ada yang bisa bekerja sebaik dirimu, mungkin sudah saatnya untuk evaluasi diri. Brilio.net merangkum dari berbagai sumber, Senin (21/10), berikut 7 tanda yang menunjukkan kalau gaya kepemimpinan sudah menuju arah yang kurang sehat, yang mungkin bikin tim merasa tertekan tanpa kamu sadari.

budaya para pekerja kantoran  pixabay.com

foto: pixabay.com

1. Selalu Merasa Paling Sibuk

Merasakan tekanan pekerjaan adalah hal wajar, tapi jika kamu sering merasa beban kerja paling berat dibanding karyawan lain, hati-hati. Bisa jadi kamu terlalu sering membandingkan atau bahkan meremehkan usaha tim, yang sebetulnya juga berjuang keras menyelesaikan tugas mereka.

2. Delegasi Tugas yang Berlebihan

Jika terlalu sering mendelegasikan tugas-tugas besar tanpa bimbingan yang jelas, itu bisa membuat tim merasa tidak dihargai atau bingung. Atasan yang toxic cenderung melimpahkan tanggung jawab tanpa memberikan arahan atau dukungan yang cukup.

3. Kurang Mendengarkan Masukan

Apakah sering mengabaikan pendapat tim atau langsung menganggap ide-ide mereka tidak relevan? Ini bisa menjadi tanda kalau gaya kepemimpinanmu tidak lagi kolaboratif. Padahal, masukan dari tim sangat berharga untuk perkembangan perusahaan.

4. Tidak Pernah Mengakui Kesalahan

Setiap orang bisa melakukan kesalahan, termasuk atasan. Tapi, jika selalu menganggap diri sendiri benar dan menyalahkan tim ketika ada masalah, itu adalah ciri klasik atasan toxic. Mengakui kesalahan bukanlah tanda kelemahan, melainkan sikap pemimpin yang bijaksana.

5. Menuntut Karyawan Bekerja di Luar Batas

Karyawan yang bekerja di bawah atasan toxic sering merasa kewalahan karena dituntut untuk selalu standby atau bekerja di luar jam kantor. Ini bisa menyebabkan kelelahan mental yang parah dan berdampak buruk pada produktivitas jangka panjang.

6. Tidak Memberikan Apresiasi

Sering merasa kerja kerasmu tak dihargai? Bayangkan bagaimana rasanya jika itu terjadi pada timmu. Atasan toxic cenderung jarang, bahkan tidak pernah, memberikan apresiasi pada karyawan, meski mereka telah bekerja keras.

7. Membuat Suasana Kantor Terlalu Kaku

Kalau suasana kantor terasa penuh ketegangan dan semua orang tampak terlalu hati-hati saat berkomunikasi denganmu, ini bisa jadi tanda jelas bahwa kepemimpinanmu menciptakan lingkungan yang tidak sehat. Atasan toxic sering kali membuat suasana kerja jadi terlalu serius, hingga karyawan merasa tertekan.