Brilio.net - Kisah Sonhaji, seorang penjual es teh asal Grabag, Magelang, menjadi perbincangan hangat setelah candaan Gus Miftah di sebuah acara mencuat kembali. Publik yang merasa simpati dengan kehidupannya memberikan perhatian pada pria ini. Viralitas cerita tersebut membawa Gus Miftah bersilaturahmi langsung ke rumah Sonhaji untuk meminta maaf, yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan hangat di Pondok Pesantren Ora Aji.

Dalam kunjungan ke pesantren tersebut, Gus Miftah menyambut Sonhaji dengan penuh kehangatan. Tak hanya itu, Sonhaji juga diresmikan sebagai anggota kehormatan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di pondok pesantren milik Gus Miftah. Peresmian ini berlangsung pada Rabu, 4 Desember 2024, di Pondok Pesantren Ora Aji, Purwomartani, Sleman. Momen tersebut menjadi simbol dukungan warga Nahdliyin terhadap Sonhaji yang selama ini merupakan jemaah pengajian Gus Miftah.

Menyadur dari NU Online, Abdul Muiz Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor DIY, mengungkapkan alasan di balik pengangkatan tersebut. Pertama, Sonhaji bagian dari komunitas jemaah pengajian Gus Miftah. Kedua, keputusan ini diambil untuk mencegah kelompok tertentu yang ingin memanfaatkan kasus viral ini.

Sonhaji penjual es teh diangkat jadi anggota kehormatan Banser © 2024 brilio.net

foto: Instagram/@magelang_raya

Oleh sebab itu, menurutnya Sonhaji penjual es teh butuh dukungan dari semua kalangan terutama warga NU, sebab Sonhaji bagian dari Nahdliyin sehingga mengangkatnya sebagai anggota kehormatan Banser dirasa perlu.

"Semua ini sudah koordinasi dengan Satkornas Banser dan Ketua Umum GP Ansor. Ini jalan tengah sebagai upaya mencegah perpecahan dan melebar kemana-mana, sehingga ruang koordinasi kita sampaikan," jelas Abdul Muiz.

Berkat kasus viral itu, Sonhaji memang memperoleh berbagai simpati dari banyak pihak. Ada pula yang memberikan bantuan bahkan diangkat jadi anggota Banser. Namun yang menjadi perhatian, apa sih tugas anggota Banser?

Yuk simak ulasan lengkap terkait tugas Banser yang akan diemban oleh Sonhaji, disadur brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (5/12).

Kiprah sejarah Barisan Ansor Serbaguna (Banser).

Sonhaji penjual es teh diangkat jadi anggota kehormatan Banser © 2024 brilio.net

foto: Facebook/Informasi Ansor Banser Indonesia

Barisan Ansor Serbaguna (Banser) merupakan lembaga semi-otonom di bawah Gerakan Pemuda Ansor, yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU). GP Ansor sendiri berdiri pada 1930, empat tahun setelah NU didirikan.

Banser secara resmi terbentuk pada 1962, sekitar 32 tahun setelah kelahiran GP Ansor. Kehadirannya bertujuan memberikan pengamanan pada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Partai NU, terutama di masa persaingan politik yang memanas saat itu.

Banser dikenal dengan atribut khasnya yang menyerupai seragam militer, termasuk pakaian, sepatu, dan topi. Sebagai organisasi yang sesuai dengan namanya, Barisan Serbaguna, Banser menjalankan berbagai peran.

Tidak hanya mengatur lalu lintas atau mengamankan acara, Banser juga kerap menjadi garda terdepan dalam aksi kemanusiaan, seperti bantuan bencana alam. Kehadirannya memberikan dampak besar di tingkat lokal hingga nasional, bahkan terlibat dalam momen-momen penting sejarah Indonesia.

Pada masa konfrontasi Indonesia-Malaysia di era 1960-an, Banser berperan dalam menjaga stabilitas lalu melawan pengaruh ideologi tertentu yang dianggap bertentangan dengan prinsip keagamaan maupun nasionalisme.

Nama Banser semakin mencuat saat terjadi Gerakan 30 September 1965. Dalam peristiwa ini, Banser disebut terlibat dalam upaya penumpasan kelompok yang terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), terutama di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Barat. Meskipun banyak catatan sejarah menyebut peran Banser, peristiwa ini juga menyisakan luka mendalam yang diakui oleh tokoh NU seperti KH Abdurrahman Wahid.

- Sejarah panjang sebelum resmi berdiri.

Sonhaji penjual es teh diangkat jadi anggota kehormatan Banser © 2024 brilio.net

foto: Facebook/Informasi Ansor Banser Indonesia

Sebelum 1960-an, Banser diyakini sudah memiliki cikal bakalnya. Pada Kongres Ke-2 GP Ansor di Malang pada 1937, organisasi ini membentuk gerakan kepanduan yang dinamai Barisan Ansor Nahdlatul Ulama (BANU). Kehadiran BANU diperkuat melalui pengakuan resmi dalam Muktamar Ke-14 NU di Magelang. Gerakan ini menjadi fondasi terbentuknya Banser yang dikenal saat ini.

Sejak awal, Banser memiliki peran strategis, tidak hanya dalam urusan keorganisasian NU tetapi juga dalam kontribusi sosial dan politik. Keberadaannya tidak terlepas dari dinamika nasional maupun internasional pada masa itu, seperti pengaruh Perang Dingin maupun persaingan ideologi global antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Dalam setiap fase sejarahnya, Banser selalu berupaya menjaga keutuhan bangsa dan agama.

Meski banyak sorotan positif terhadap kiprah Banser, perjalanan panjang organisasi ini juga diwarnai tantangan tertentu. Banser terus bertransformasi menjadi elemen penting dalam mendukung stabilitas masyarakat, sekaligus menjadi bagian integral dari perjuangan NU untuk menjaga nilai-nilai keagamaan sekaligus kemanusiaan di Indonesia.

Tugas anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) berdasarkan satuannya.

Sonhaji penjual es teh diangkat jadi anggota kehormatan Banser © 2024 brilio.net

foto: Facebook/Informasi Ansor Banser Indonesia

Barisan Ansor Serbaguna (Banser), yang diatur dalam Peraturan Organisasi (PO) Pasal 23, merupakan organisasi yang mengemban berbagai fungsi penting. Banser berperan dalam bidang keagamaan, kemanusiaan, sosial kemasyarakatan, hingga bela negara.

Untuk mendukung tugas-tugas ini, Banser memiliki sejumlah satuan khusus dengan tugas yang spesifik, antara lain Densus 99 Asmaul Husna, Banser Tanggap Bencana (Bagana), Banser Relawan Kebakaran (Balakar), Banser Relawan Lalu Lintas (Balantas), Banser Husada (Basada), Banser Maritim (Baritim), dan Banser Protokoler. Adapun ulasannya sebagai berikut:

1. Densus 99 Asmaul Husna.

Satuan khusus ini bertugas menjaga keamanan program keagamaan dan kegiatan sosial yang menjadi bagian dari kontribusi Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) terhadap bangsa. Densus 99 juga berperan aktif dalam melawan radikalisme agama dalam berbagai bentuk.

Tugas utama mereka mencakup pengumpulan, analisis, hingga pelaporan informasi kepada pimpinan, serta mencegah aksi kekerasan atas nama agama. Dengan menjaga keamanan warga dalam menjalankan keyakinan masing-masing, satuan ini memastikan rasa aman bagi semua kalangan.

2. Banser Tanggap Bencana (Bagana).

Bagana merupakan unit khusus yang menangani penanggulangan bencana. Satuan ini memiliki keahlian dalam pencegahan, tanggap darurat, dan rehabilitasi pasca-bencana.

Tugasnya meliputi perencanaan, koordinasi, maupun pelaksanaan bantuan bencana. Bagana telah aktif dalam berbagai situasi darurat, seperti erupsi Gunung Merapi, letusan Gunung Kelud, gempa di Banjarnegara, hingga tsunami Aceh. Sejarah panjang keterlibatan Banser dalam aksi kemanusiaan dimulai sejak gempa Maumere pada 1992.

3. Banser Relawan Kebakaran (Balakar).

Balakar difokuskan pada penanganan situasi darurat akibat kebakaran. Selain itu, mereka juga bertugas dalam rehabilitasi dampak kebakaran maupun pembinaan personel. Unit ini memastikan kesiapan serta koordinasi yang baik untuk menanggulangi ancaman kebakaran di berbagai wilayah.

4. Banser Lalu Lintas (Balantas).

Balantas berperan dalam menciptakan kelancaran maupun ketertiban lalu lintas. Satuan ini aktif menangani insiden di jalan raya, membantu mengurangi risiko kecelakaan, hingga mendukung kelancaran arus mudik serta balik saat musim lebaran. Mereka juga mendirikan posko di berbagai lokasi strategis untuk mendukung aparat kepolisian.

Sonhaji penjual es teh diangkat jadi anggota kehormatan Banser © 2024 brilio.net

foto: Facebook/Informasi Ansor Banser Indonesia

5. Banser Husada (Basada).

Basada bertugas memberikan bantuan kemanusiaan di bidang kesehatan. Tugas mereka meliputi layanan medis, edukasi kesehatan, sekaligus penyebaran gaya hidup sehat. Keberadaan Basada dirancang untuk mendukung masyarakat umum, khususnya lingkungan Nahdlatul Ulama dan GP Ansor.

6. Banser Protokoler.

Satuan protokoler Banser bertanggung jawab dalam mengelola acara resmi, baik di tingkat organisasi maupun kenegaraan. Mereka memastikan jalannya acara sesuai dengan rencana, mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan. Unit ini mendukung kegiatan GP Ansor, Nahdlatul Ulama, hingga Banser dalam menciptakan acara yang tertib.

7. Banser Maritim (Baritim).

Baritim dikhususkan untuk menjaga wilayah maritim Indonesia. Unit ini bertugas melaksanakan pengamanan, pelestarian, hingga konservasi wilayah perairan, terutama di daerah kepulauan. Keberadaan Baritim mencerminkan kontribusi Banser dalam menjaga kekayaan laut Indonesia.

8. Corp Provost Banser (CPB).

Berbeda dari satuan lain yang berfokus pada tugas eksternal, CPB bertugas menjaga disiplin dan etika di dalam internal Banser. Unit ini memastikan anggota Banser mematuhi aturan organisasi, sehingga menciptakan barisan yang profesional serta taat aturan.

Selain itu, Banser juga memiliki Satuan Anti-Narkoba (Baanar) dan Banser Kepanduan, yang kini berada di bawah lembaga GP Ansor. Dengan berbagai satuan khusus ini, Banser terus berkomitmen untuk melayani masyarakat, menjaga keamanan, sekaligus memperkuat keutuhan bangsa melalui berbagai perannya.