Hari Raya Idul Adha jadi momen yang penuh keberkahan. Sebab, setiap umat Muslim saling berbagi serta mengikatkan tali persaudaraan. Nggak cuma itu, ketika Idul Adha akan menyembelih hewan qurban sehingga setiap orang bisa merasakan nikmatnya makan daging terutama bagi orang fakir dan miskin.

Nah, buat kamu yang mampu untuk berkurban, sebaiknya sangat dianjurkan untuk berqurban sebab memiliki banyak pahala dan hikmahnya. Jadi, jangan sia-siakan ya momen Idul Adha ini. Rasulullah SAW pun sudah menganjurkan berkurban dalam H.R. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim, yang berbunyi:

"Barangsiapa yang memiliki kelapangan (harta), sedangkan dia tidak berkurban, janganlah dekat-dekat tempat salat kami," (H.R. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim).

Dijelaskan bahwa Rasulullah SAW menyembelih hewan kurbannya sendiri. Seperti yang disampaikan sahabat Rasulullah SAW, Anas bin Malik berkata:

"Nabi shallallahu’alaihi wa sallam berkurban dengan dua ekor kambing yang putih kehitaman (bercampur hitam pada sebagian anggota tubuhnya), bertanduk, beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri, beliau mengucapkan bismillah serta bertakbir dan meletakkan kaki beliau di badan kedua hewan tersebut."

Oleh karena itu, sebaiknya ikuti pula tata cara menyembelih hewan kurban sesuai ajaran agama Islam agar ibadah yang dijalankan dapat semakin berkah. Berikut ulasan brilio.net selengkapnya pada Jumat (7/6).

Tata cara menyembelih hewan kurban

Tata cara menyembelih hewan kurban, doa, keutamaan, dan sejarahnya © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

Ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan ketika menyembelih hewan kurban. Mulai dari membaca basmallah hingga memanjatkan doa.

Berikut tata cara dalam menyembelih hewan kurban:

1. Membaca basmalah.

Bacaan basmallah menjadi langkah awal dalam melakukan segala hal. Berikut bacaan basmallah beserta dengan artinya:

"Bismillahirrahmaanirrahiim"

Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

2. Membaca Shalawat Nabi.

Setelah membaca bacaan basmalah, langkah selanjutnya adalah membawa shalawat nabi. Berikut bacaan shalawat nabi yang bisa dilantunkan, beserta dengan artinya:

"Allahumma shalli ala sayyidina muhammad, wa alaa aali sayyidina muhammad"

Artinya :
"Tuhanku, limpahkan rahmat untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarganya."

3. Menghadap ke arah kiblat.

Orang yang akan menyembelih perlu menghadap kiblat saat menyembelih, begitu juga dengan hewan yang akan disembelih. Sehingga bagi panitia yang membantu memposisikan hewan kurban bisa membantu untuk mengarahkan agar hewan dapat mudah disembelih dengan menghadap kiblat.

4. Membaca takbir 3 kali.

Saat prosesi menyembelih, lantunkan bacaan takbir sebanyak tiga kali secara bersama-sama. Berikut bacaan takbir yang bisa dibaca beserta dengan artinya:

"Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar,"

Artinya:
"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar"

5. Memanjatkan doa.

Jangan lupa memanjatkan doa agar kurban yang dilakukan dapat diterima Allah SWT. Selain itu, dengan berdoa diharapkan dapat menambahkan keberkahan dari ibadah yang sudah dilakukan.

Berikut bacaan doa dan arti yang bisa kamu panjatkan:

"Allâhumma hâdzihî minka wa ilaika, fataqabbal minnî yâ karîm"

Artinya:
"Ya Tuhanku, hewan ini adalah nikmat dari-Mu. Dan dengan ini aku bertaqarrub kepada-Mu. Karenanya hai Tuhan Yang Maha Pemurah, terimalah taqarrubku."

6. Menyembelih dengan pisau yang tajam.

Perlu diingat, dalam menyembeli kurban juga tidak bisa dilakukan sembarangan. Pastikan hewan tersembelih dengan alat yang tajam sehingga hewan tidak tersiksa.

Rasulullah bersabda, "Dari Saddadi Ibnu Aus Rasulullah bersabda; 'Sesungguhnya Allah menetapkan supaya berbuat baik terhadap segala sesuatu. Apabila kamu membunuh, bunuhlah dengan baik. Apabila kamu hendak menyembelih, sembelihlah dengan baik dan hendaklah mempertajam pisaunya dan memberikan kesenangan terhadap binatang yang disembelih.'" (HR. Muslim)

Keutamaan berkurban

Tata cara menyembelih hewan kurban, doa, keutamaan, dan sejarahnya © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

Dengan menjalankan ibadah kurban, tak hanya memberikan manfaat bagi orang-orang di sekitar, namun juga sebagai bentuk menjalankan perintah Allah SWT. Selain itu, ada pula keutamaan yang bisa didapatkan dengan berkurban. Berikut penjelasan selengkapnya.

1. Sebagai bentuk meneladani Nabi Ibrahim.

Seorang muslim yang berqurban saat Idul Adha maka dirinya telah meneladani Nabi Ibrahim yang diberi ujian untuk menyembelih putranya sendiri yakni Ismail. Meski sangat berat, baik Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memilih untuk menerima perintah Allah.

Ketika akan melakukannya, Allah pun menyelamatkan Nabi Ismail dan menggantinya dengan kambing. Karena hal tersebut, Rasulullah menyunnahkan berkurban saat Idul Adha.

2. Melatih keikhlasan.

Dari kisah Nabi Ibrahim yang telah dijelaskan sebelumnya, seorang muslim yang berkurban maka secara tidak langsung mereka melatih keikhlasan untuk mengorbankan sebagian hartanya.

Sebagaimana manusia saat ini hanya diperintahkan berkurban dengan hewan kurban, bukan anak seperti yang Nabi Ibrahim pernah alami.

3. Diridhoi oleh Allah.

Seorang muslim yang berkurban saat Idul Adha maka dirinya akan diberi ridho serta pahala dari Allah jika dirinya menjalankannya dengan tulus dan ikhlas, tanpa disertai rasa ingin dipuji sesama manusia atau pamer.

4. Menghindarkan dosa menahan harta.

Berkurban pada Hari Raya Idul Adha dapat menghindarkan muslim dari dosa menahan harta. Harta yang dimiliki oleh seorang muslim bisa dikeluarkan dengan berupa hewan qurban yang dibagikan pada mereka yang kurang mampu, sehingga harta yang dimiliki tidak tertahan dan menimbulkan dosa.

5. Tidak berlebihan mencintai dunia.

Seorang muslim yang mengikhlaskan hartanya dalam bentuk hewan ternak yang disembelih, maka ia belajar untuk tidak mencintai dunia dengan berlebihan. Ia lebih mempersiapkan bekal untuk kehidupannya di akhirat kelak dengan berkurban.

Dari berkurban, seorang muslim juga dapat menempatkan bahwa harta di dunia bukan hanya milik dirinya sendiri, namun harus disebarkan dan diberikan manfaatnya pada orang lain.

6. Harta yang dimiliki jadi lebih bermakna.

Harta yang dimiliki dari seorang muslim akan lebih bermakna apabila ia mau memberikan sebagian untuk orang lain seperti beramal, sedekah dan juga berkurban. Tentunya hewan kurban yang diberikan akan menjadi makna tersendiri dan membawa kebahagiaan bagi orang yang berkurban.

Sejarah adanya qurban di Hari Raya Idul Adha

Tata cara menyembelih hewan kurban, doa, keutamaan, dan sejarahnya © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

Awal mula qurban pertama kali di muka bumi

Mengutip dari laman NU Online dan jurnal UIN Banten berjudul Tentang Qurban (Studi Riwayat dan Hikmahnya), asal-usul qurban sebenarnya bermula dari anak Nabi Adam, Qabil dan Habil. Masa itu, qurban pertama dilakukan oleh anak-anak Nabi Adam tersebut dalam menentukan siapa yang berhak mempersunting saudarinya, Iqlima.

Nabi Adam AS pun meminta kedua putranya untuk menyembelih hewan qurban untuk mengatasi perselisihan kedua putranya itu. Atas permintaan tersebut dengan kententuan bila siapa yang qurbannya diterima Allah SWT, maka dialah yang berhak mempersunting Iqlima.

Habil seorang pengembala mengorbankan seekor kambing hemuk. Sedangkan Qbali merupakan petani yang mengorbankan segenggam hasil panennya berupa gandum yang paling jelek. Kemudian, ditaruhlah kedua persembahan qurban itu di atas sebuah bukit.

Lantas Habil dan Qabil beserta Nabi Adam menyaksikan dari jauh apa yang terjadi terhadap dua qurban tersebut. Nampaknya hewan qurban milik Habil itu musnah termakan api, sedangkan gandum milik Qabil tidak tersentuh samasekali oleh api bahkan tetap utuh.

Kisah pengorbanan kedua anak Adam ini tertuang dalam Al-Qur'an surah al-Maidah ayat 27:

“Watlu ‘alaihim naba'abnai âdama bil-aqq, idz qarrabâ qurbânan fa tuqubbila min aadihimâ wa lam yutaqabbal minal-âkhar, qâla la'aqtulannak, qâla innamâ yataqabbalullâhu minal-muttaqîn.”

Artinya:

"Bacakanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka berita tentang dua putra Adam dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah satunya (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti akan membunuhmu.” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa."

Pada ayat tersebut memiliki makna bahwa qurban milik Habil sebagai bentuk ketakwaan, sementara Qabil tidak diterima karena ketidakikhlasannya sehingga Allah tidak menerima qurbannya.

Sejarah isyarat berqurban di Hari Raya Idul Adha

Dilansir dari laman NU Online, ibadah qurban dengan bentuk penyembelihan hewan ternak domba, kambing, sapi, kerbau, dan unta merujuk pada peristiwa sejarah Nabi Ibrahim yang diperintahkan untuk menyembelih anak kesayangannya, Nabi Ismail AS.

Dikisahkan Nabi Ibrahim AS bermimpi diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih anaknya. Ketika mendapat perintah tersebut, Nabi Ibrahim lantas galau atau terpukul hingga dirinya lunglai. Meski begitu, untuk ketaatannya kepada Allah, Nabi Ibrahim lantas menceritakan mimpi tersebut kepada Ismail AS.

Tanpa menolak sama sekali, Nabi Ismail AS pun meminta ayahnya untuk tidak ragu dalam melakukan perintah Allah SWT. Melihat anaknya yang berjiwa begar dan penuh ketegaran, Nabi Ibrahim AS pun teguh lalu pasrah kepada Allah hingga keduanya melaksanakan perintah tersebut.

Ketika Nabi Ismail siap disembelih dan pisau tajam pun siap diarahkan ke Ismail, saat itulah Allah SWT memanggil Nabi Ibrahim lalu memerintahkan agar mengurungkan penyembelihan Ismail. Sebagai gantinya Allah telah sediakan hewan sembelihan yang besar, sehat, dan gemuk.

Kisah ini pun dituliskan dalam al-Qur'an surah Ash-Shaffat ayat 102-107, artinya sebagai berikut:

"Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" kata Nabi Ibrahim pada sang putra.

"Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar (102),” jawab Nabi Ismail.

Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah) (103), Allah bersabda: "Wahai Ibrahim!" (104). Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu."

“Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (105). Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (106). Dan Kami tebus anak itu dengan seekor (domba) sembelihan yang besar (107)."