Brilio.net - Sebentar lagi umat Islam akan merayakan ibadah Hari Raya Idul Adha atau biasa dikenal dengan Idul Qurban. Pada hari raya ini, umat Islam akan berlomba-lomba untuk menyembelih hewan kurban terbaik.

Sejarah Hari Raya Idul Adha memiliki akar tradisi dan ajaran Islam yang berakar pada kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS dalam Al-Quran dan hadis. Kisah ini merupakan cerminan dari kesetiaan, pengorbanan, dan takwa kepada Allah SWT.

Idul Adha, juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban atau Hari Raya Haji, dirayakan setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Hijriyah. Hari ini merupakan bagian dari serangkaian ritual haji yang dilakukan oleh umat Islam yang mampu secara finansial dan fisik untuk menunaikannya.

Sebelum menyembelih hewan kurban, setiap muslim disunahkan melaksanakan sholat Eid Adha. Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (6/6), berikut ini tata cara sholat Idul Adha niat, hukum beserta panduannya.

Tata cara sholat Idul Adha.

Tata cara sholat Idul Adha dari berbagai sumber

foto: freepik.com

1. Niat bacaan sholat Idul Adha.

Sebelum melaksanakan sholat Idul Adha, wajib hukumnya untuk berniat sholat Idul Adha dengan membaca:

"Ushallii sunnatan li’iidil adha rok’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’alaa."

Artinya:

"Saya melaksanakan dua rakaat salat sunnah untuk hari raya Idul Adha menghadap kiblat, semata-mata karena Allah Ta'ala."

Jika menjadi imam, maka bacaan niat sholat Idul Adha sebagai berikut:

"Usholli sunnatan 'iidil adhaa rok'ataini imaaman lillaahi ta'aalaa"

Artinya:

"Saya niat sholat sunah Idul Adha dua rakaat sebagai imam karena Allah Taala."

2. Takbiratul Ihram.

3. Membaca Doa Iftitah.

Bacaan doa iftitah 1:

"Allaahu Akbaru kabiiraw walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukrataw wa'ashiila. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa anaa minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil 'aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiina."

Artinya:

"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim)."

Bacaan doa iftitah 2:

"Allaahumma baa'id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allaahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadlu minad danas. Allaahummaghsil khathaayaaya bil maa-i wats tsalji wal barad."

Artinya:

"Ya Allah, jauhkanlah aku dari kesalahan dan dosa-dosaku sebagaimana engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan dan dosa-dosaku sebagaimana bersihnya pakaian putih dari kotoran. Ya Allah cucilah aku dari dosa-dosaku dengan air, salju dan embun."

4. Melakukan takbir zawa-id, sebanyak tujuh kali.

Di antara setiap takbir, membaca kalimat tasbih yakni:

"Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh wallohu akbar"

Artinya:

"Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar."

5. Setelah akhir takbir ke tujuh, membaca surat Al Fatihah.

6. Dilanjutkan dengan membaca surat pendek atau ayat-ayat Al-Quran.

7. Ruku' dengan tuma'ninah.

8. I'tidal dengan tuma'ninah.

9. Sujud dengan tuma'ninah.

10. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah.

11. Sujud kedua dengan tuma'ninah.

12. Bangkit dari sujud dan bertakbir.

13. Melakukan takbir zawa-id sebanyak lima kali, di antara takbir membaca kalimat tasbih.

14. Membaca surat Al Fatihah.

15. Dilanjutkan dengan membaca surat dan ayat Al-Quran.

16. Ruku' dengan tuma'ninah.

- Bacaan ruku' 1:

"Subhaana robbiyal ‘adhiimi wabihamdih."

Artinya:

"Mahasuci Tuhanku yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya."

- Bacaan ruku' 2:

"Subhaana robbiyal ‘adhiimi"

Artinya:

"Mahasuci Tuhanku yang Maha Agung."

- Bacaan ruku' 3:

"Subhaanaka alloohumma robbanaa wa bihamdika alloohummaghfirlii"

Artinya:

"Mahasuci Engkau, ya Allah Tuhan kami dan segala puji bagi-Mu. Ya Allah ampunilah aku."

17. I'tidal dengan tuma'ninah.

"Sami’alloohu liman hamidah"

Artinya:

"Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya."

Setelah tegak berdiri, dilanjutkan dengan membaca:

"Robbanaa walakal hamdu"

Artinya: "Wahai Tuhan kami, bagiMu segala puji."

18. Sujud dengan tuma'ninah.

- Bacaan sujud 1:

"Subhaana robbiyal 'a'la"

Artinya: "Mahasuci Tuhanku yang Maha Tinggi"

- Bacaan sujud 2:

"Subhaana robbiyal 'a'la wabihamdih"

Artinya:

"Mahasuci Tuhanku yang Maha Tinggi dan segala puji bagi-Nya."

- Bacaan sujud 3:

"Subhaanaka alloohumma robbanaa wa bihamdika alloohummaghfirlii."

Artinya:

"Mahasuci Engkau, ya Allah Tuhan kami dan segala puji bagi-Mu. Ya Allah ampunilah aku."

19. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah.

"Allohummaghfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii"

Artinya:

"Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, penuhilah kebutuhanku, tinggikanlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, lindungilah aku, dan ampunilah dosa-dosaku."

20. Sujud kedua dengan tuma'ninah.

21. Duduk tasyahud dengan tuma'ninah.

22. Mengucapkan salam.

23. Mendengarkan khotbah.

Hukum sholat Idul Adha.

Tata cara sholat Idul Adha dari berbagai sumber

foto: freepik.com

Ada beberapa hukum sholat Idul Adha yang biasa dianut oleh umat Islam. Adapun hukum sholat Idul Adha sebagai berikut:

1. Mazhab Hanafi.

Menurut mazhab Hanafi, shalat Idul Adha adalah wajib (fardhu kifayah), yang berarti bahwa jika sebagian orang di suatu komunitas melaksanakannya, maka kewajiban itu terpenuhi bagi yang lainnya. Shalat ini terdiri dari dua rakaat, dengan takbir sebanyak tujuh kali dalam rakaat pertama dan lima kali dalam rakaat kedua, yang dilakukan setelah takbiratul ihram.

2. Mazhab Maliki.

Menurut mazhab Maliki, shalat Idul Adha adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan). Shalat ini terdiri dari dua rakaat, dengan takbir sebanyak tujuh kali dalam rakaat pertama dan lima kali dalam rakaat kedua, yang dilakukan setelah takbiratul ihram.

3. Mazhab Syafi'i.

Menurut mazhab Syafi'i, shalat Idul Adha adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan). Shalat ini terdiri dari dua rakaat, dengan takbir sebanyak tujuh kali dalam rakaat pertama dan lima kali dalam rakaat kedua, yang dilakukan setelah takbiratul ihram.

4. Mazhab Hanbali.

Menurut mazhab Hanbali, shalat Idul Adha adalah wajib (fardhu kifayah). Shalat ini terdiri dari dua rakaat, dengan takbir sebanyak tujuh kali dalam rakaat pertama dan lima kali dalam rakaat kedua, yang dilakukan setelah takbiratul ihram.

Bacaan doa Hari Raya Idul Adha yang diajarkan Rasulullah SAW.

Adapun bacaan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dari berbagai sumber sebagai berikut:

Tata cara sholat Idul Adha dari berbagai sumber

foto: dream.co.id

"Ya hayyu ya qoyyum la ilaha illa anta birohmatika astaghitsu fakfini sya’ni kullahu wala takilni ila nafsi thorfata ‘ainin"

Artinya:

"Wahai zat yang Hidup dan Mengurusi semua makhluk, tiada Tuhan selain Engkau, dengan rahmatMu aku memohon pertolongan, cukupkan padaku semua urusanku dan jangan Engkau pasrahkan diriku kepada kemampuanku sendiri walau sekejap mata."

Tata cara sholat Idul Adha dari berbagai sumber

foto: dream.co.id

Latin dari teks Arab di atas adalah sebagai berikut:

"Ra'aytu Rasulallah sallallahu 'alaihi wa sallam wa huwa waqifun 'ala al-qarni ya'ni qarnath-tha'alibi yawma an-nahr wa huwa yaqulu: Ya Hayyu ya Qayyumu la ilaha illa anta bi rahmatika astaghitsu, fakfini syani kullahu wa laa takilni ila nafsi tarfata 'ainin."

Artinya:

"Saya melihat Rasullullah Saw sedang berada di atas tanduk pada hari kurban (Idul Adha) sambil beliau berdoa; ‘Ya hayyu ya qoyyum la ilaha illa anta birohmatika astaghitsu fakfini sya’ni kullahu wala takilni ila nafsi thorfata ‘ainin.’"