Brilio.net - Meskipun sudah resmi bercerai, Sarwendah dan Ruben Onsu masih terlihat kompak bersama. Baru-baru ini, keduanya terlihat membuat konten bersama di TikTok. Keharmonisan ini tentu jadi sorotan karena tak semua mantan pasangan bisa tetap akrab.
Diketahui pasangan selebriti sudah bercerai sejak Selasa (24/9/2024) lalu, namun meski tak lagi sebagai pasangan suami-istri kedua tak segan menampilkan keakraban. Terpantau melalui akun TikTok @rubenonsu_official keduanya terlihat bahagia mengikuti alunan musik, seolah tak ada konflik di antara mereka yang kini sudah berstatus sebagai mantan.
Kehangatan ini tampaknya dijaga demi kebaikan bersama, khususnya untuk mendukung anak-anak yang masih membutuhkan kehadiran kedua orang tuanya. Dengan tetap menjalin komunikasi yang baik, Ruben dan Sarwendah membuktikan bahwa perceraian tak harus diwarnai perselisihan.
foto: TikTok/@rubenonsu_official
Bisa dibilang, keduanya telah berdamai dengan perceraian yang mereka alami. Meski begitu, tak memutus silaturahmi diantara keduanya. Menelaah dari pengalaman Ruben dan Sarwendah tentu banyak yang penasaran apa saja manfaat masih menjalin komunikasi dengan mantan pasangan.
Pasalnya, kebanyakan orang apabila sudah berpisah maka tak ada lagi kata komunikasi. Jangankan ngonten bareng, sekadar sapa saja enggan. Terlepas dari itu, ternyata menjalin komunikasi yang baik dengan mantan pasangan suami/istri punya manfaat, terutama untuk anak-anak.
Lantas apa saja manfaat akrab dengan mantan pasangan? Yuk simak ulasan lengkap di bawah ini yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (4/11).
Manfaat akrab dengan mantan pasangan
foto: freepik.com/freepik
1. Menjaga stabilitas emosional anak-anak
Mempertahankan hubungan yang akur dengan mantan pasangan bisa memberikan dampak positif bagi anak-anak. Anak-anak cenderung memiliki kesehatan emosional yang lebih baik ketika orang tua tetap berkomunikasi dengan cara yang baik, meskipun sudah bercerai.
Melihat orang tua mereka saling menghormati bisa membantu anak-anak merasa aman sekaligus tidak bingung ataupun cemas dengan situasi keluarga. Hal ini juga membuat anak tidak merasa harus memilih salah satu orang tua, sehingga dapat menjalin hubungan yang baik dengan keduanya.
2. Memudahkan komunikasi dan kerja sama dalam pengasuhan
Ketika mantan suami dan istri tetap akur, komunikasi terkait pengasuhan menjadi lebih mudah. Keputusan-keputusan penting seperti pendidikan, kesehatan, hingga aktivitas anak bisa lebih cepat dibicarakan tanpa adanya perasaan tertekan.
Rasa akrab dan saling menghargai memungkinkan kedua pihak untuk lebih fleksibel dalam membagi waktu, sehingga anak pun merasa diperhatikan secara penuh oleh kedua orang tuanya. Pengasuhan bersama yang berjalan lancar juga membantu menciptakan lingkungan tumbuh kembang yang stabil bagi anak-anak.
3. Mengurangi stres dan konflik pasca-cerai
Perceraian memang bisa menimbulkan stres bagi semua pihak, namun menjalin hubungan yang baik dengan mantan pasangan bisa menjadi cara untuk meredakannya. Hubungan yang damai membuat kedua pihak bisa lebih fokus pada kehidupan masing-masing tanpa terbebani oleh dendam atau konflik yang tidak terselesaikan.
Komunikasi yang sehat serta akrab membantu kedua mantan pasangan merasa lebih tenang, sehingga dapat melanjutkan hidup dengan cara yang lebih positif. Ini juga dapat berdampak positif pada kesehatan mental mereka masing-masing.
foto: freepik.com/freepik
4. Menciptakan lingkungan sosial yang lebih nyaman
Menjalin hubungan baik dengan mantan pasangan bisa membuat lingkungan sosial lebih nyaman, terutama jika masih ada teman maupun keluarga bersama yang ingin tetap berhubungan. Dalam beberapa kesempatan, kedua belah pihak mungkin perlu hadir bersama di acara-acara tertentu, seperti ulang tahun anak atau pertemuan keluarga.
Dengan adanya hubungan yang baik, acara seperti ini bisa dijalani tanpa canggung, lalu orang-orang terdekat pun merasa lebih nyaman. Lingkungan sosial yang harmonis ini juga bisa memberi anak-anak contoh hubungan yang sehat serta penuh penghargaan.
5. Membuka peluang untuk saling mendukung
Setelah perceraian, ada kalanya kedua mantan pasangan tetap membutuhkan dukungan, terutama jika ada kesulitan dalam pengasuhan atau hal-hal yang melibatkan anak. Dalam situasi ini, hubungan yang baik memungkinkan untuk saling mendukung dengan cara yang lebih ikhlas.
Kedua belah pihak bisa saling mengandalkan ketika ada urusan mendadak ataupun kondisi mendesak yang melibatkan anak-anak, sehingga segala urusan bisa diselesaikan tanpa banyak kendala. Hal ini tentunya lebih mudah dilakukan jika kedua mantan pasangan masih menjalin hubungan yang akrab dan penuh pengertian.
foto: freepik.com/tirachardz
6. Meminimalkan dampak negatif pada kesehatan mental
Perceraian bisa menimbulkan stres emosional, namun menjaga hubungan yang baik dengan mantan pasangan dapat mengurangi beban mental yang mungkin dirasakan. Ketika hubungan tetap akur, kedua pihak bisa saling mendukung dalam menghadapi masa transisi.
Selain itu, hubungan yang damai dengan mantan pasangan dapat membantu menurunkan risiko depresi maupun kecemasan yang mungkin muncul setelah perceraian. Dengan menjaga komunikasi yang positif, kedua mantan pasangan bisa menjalani kehidupan baru tanpa perasaan dendam maupun sakit hati yang terus menghantui, sehingga dapat berfokus pada kebahagiaan pribadi dan pengasuhan yang lebih baik untuk anak-anak.
7. Meningkatkan fleksibilitas dalam mengatur waktu bersama anak
Jika hubungan antara mantan suami dan istri tetap baik, fleksibilitas dalam mengatur jadwal bersama anak menjadi lebih mudah dicapai. Dalam kehidupan sehari-hari, jadwal yang berubah mendadak, serta hubungan yang akrab memungkinkan kedua orang tua untuk berkomunikasi lalu berkompromi tanpa kendala berarti.
Hal ini membuat anak merasa dihargai karena kedua orang tuanya tetap hadir secara penuh di hidup mereka, bahkan jika terjadi perubahan jadwal. Keakraban ini pun menumbuhkan rasa saling percaya yang memungkinkan kedua mantan pasangan memberikan yang terbaik bagi anak-anak.
8. Membangun kedewasaan dan empati
Menjalin hubungan yang sehat dengan mantan pasangan setelah berpisah dapat menjadi bukti kedewasaan sekaligus kemampuan untuk berempati. Memahami bahwa perpisahan tidak harus berarti permusuhan bisa membantu seseorang belajar menghadapi situasi sulit dengan bijaksana.
Hal ini menjadi keterampilan yang tidak hanya bermanfaat dalam hubungan dengan mantan pasangan, tetapi juga dalam kehidupan sosial maupun profesional, sehingga menunjukkan bahwa kamu mampu mengelola konflik dengan tenang serta menghargai perasaan orang lain.
Recommended By Editor
- 7 Ide menu makan siang ala rumahan, lezat, tidak bikin bosan dan mudah dibuat
- Sebutkan dan jelaskan macam-macam talak menurut penyampaiannya, lengkap dengan hukum dan contohnya
- 9 Resep makanan tradisional Indonesia, enak, sederhana, dan mudah dibuat di rumah
- Alasan Paula Verhoeven tak tanggapi isu selingkuh dari Baim Wong
- 10 Resep masakan Jepang yang enak dan mudah dibuat di rumah
- 15 Tahun menikah, nostalgia 9 potret masa muda Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto
- Siapa yang berhak atas hak asuh anak setelah bercerai? Pahami aturan dan prosedur hukumnya
- Paula Verhoeven sebut Baim Wong adalah pria terbaik, wujud dari doanya