Brilio.net - Penyakit lupus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, organ dalam, dan sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini menyerang tubuh sehingga bisa menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan di berbagai organ. Salah satu bahaya utama lupus adalah gejalanya yang bisa muncul dan menghilang secara tiba-tiba, sehingga sulit untuk dikenali dan diobati dengan tepat.
World Health Organization (WHO) mencatat jumlah penderita lupus di dunia saat ini mencapai lima juta orang, dan setiap tahunnya ditemukan lebih dari 100 ribu kasus baru. Dilansir dari kemkes.go.id, menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online 2016, terdapat 2.166 pasien rawat inap yang didiagnosis penyakit lupus. Kasus tersebut terus meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan 2014.
Tingginya angka kematian akibat lupus perlu mendapat perhatian khusus karena 25% atau sekitar 550 jiwa meninggal akibat lupus pada 2016. Sebagian penderita lupus adalah perempuan dari kelompok usia produktif (15-50 tahun). Meski begitu lupus juga dapat menyerang laki-laki, anak-anak, dan remaja. Maka dari itu, pentingnya sosialisasi penyakit lupus dimasifkan di masyarakat untuk mencegah penyakit tersebut menyebar lebih luas.
Sosialisasi membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang lupus, termasuk gejala, diagnosis, dan pengelolaannya. Dengan meningkatnya pemahaman tentang lupus di kalangan masyarakat umum, individu yang mungkin mengalami gejala dapat mengenali tanda-tanda awal penyakit dan mencari bantuan medis lebih cepat.
Agar tak salah langkah, simak ulasan lengkap brilio.net tentang pengertian penyakit lupus, penyebab, gelaja dan cara mengatasinya, seperti dilansir dari berbagai sumber pada Kamis (16/5).
Penyebab penyakit lupus
foto: freepik.com
Ada beberapa hal yang menjadi pemicu dari penyakit lupus ini. Para peneliti dan ahli medis meyakini bahwa lupus disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan imunologi. Adapun beberapa faktor yang menjadi pemicu dari penyakit lupus ini seperti sebagai berikut.
1. Faktor genetik
Ada bukti yang menunjukkan bahwa faktor genetik berperan dalam perkembangan lupus. Individu yang memiliki riwayat keluarga dengan lupus memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit tersebut. Namun, lupus tidak secara langsung diwariskan seperti penyakit genetik lainnya, tetapi ada predisposisi genetik yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan lupus.
2. Faktor lingkungan
Berbagai faktor lingkungan telah dikaitkan dengan perkembangan lupus, seperti paparan sinar matahari, infeksi virus tertentu, paparan asap rokok, dan paparan zat kimia tertentu. Paparan lingkungan ini dapat memicu respons autoimun pada individu yang rentan, sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan.
3.Faktor imunologi
Lupus adalah penyakit autoimun yang berarti sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat tubuhnya sendiri. Ketidakseimbangan atau gangguan dalam sistem kekebalan tubuh menyebabkan produksi antibodi yang menyerang jaringan sehat, seperti kulit, sendi, dan organ tubuh lainnya. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan, tetapi mekanisme tepatnya masih belum sepenuhnya dipahami.
Recommended By Editor
- 7 Ide menu makan siang ala rumahan, lezat, tidak bikin bosan dan mudah dibuat
- Mengenal bipolar disorder penyakit yang sempat diderita Mike Tyson hingga alami perubahan mood ekstrem
- 9 Resep makanan tradisional Indonesia, enak, sederhana, dan mudah dibuat di rumah
- Sering berkeringat bukan gejala paru-paru basah bisa jadi hiperhidrosis, begini cara mengatasinya
- 10 Resep masakan Jepang yang enak dan mudah dibuat di rumah
- Bukan diolesi pasta gigi atau minyak, ini 7 cara ampuh untuk pertolongan pertama luka bakar
- Mengenal KRIS BPJS Kesehatan terbaru 2024, lengkap dengan aturan dan iurannya
- Penyakit scabies yang mudah menular, kenali pengertian, penyebab, dan cara mengobatinya
- Fenomena laki-laki lebih manja saat sakit ketimbang perempuan, ternyata ini penjelasan ilmiahnya