Produser dan Wakil Ketua Umum DPP Persatuan Artis Film Seniman Indonesia (Parfis), Erry Wibowo, baru-baru ini meminta Barbie Kumalasari untuk membuka kantor law firm di Bali. Permintaan ini akhirnya terwujud pada November 2024.

Permintaan ini muncul setelah intensitas pertemuan antara Erry Wibowo, Barbie Kumalasari, tokoh pendidikan I Wayan Adnyana, dan sutradara Ian Wibowo di kampus perfilman, Bali Dwipa 1AN Movie Academy. Dalam pernyataan tertulisnya, Erry menjelaskan bahwa permintaan ini tidak terkait dengan program studi hukum di kampusnya.

"Ini bukan hanya karena kampus kami memiliki program studi hukum, tetapi karena movie academy kami berhubungan dengan perfilman yang melibatkan keartisan dan para seniman. Oleh karena itu, law firm ini akan lebih fokus pada pembelaan hak-hak artis dan seniman," ujar Erry Wibowo.

Barbie Kumalasari menyambut baik permintaan tersebut. Baginya, ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan, karena ia sudah lama berencana untuk membuka kantor di Pulau Dewata.

"Sebenarnya, kami sudah lama merencanakan membuka law firm di Bali bersama Pak Erry dan Pak Adnyana. Baru pada bulan November ini terlaksana setelah Pak Erry mengenalkanku kepada Mantan Wagub Bali, Pak Jero Sudikerta," jelasnya.

Jero Sudikerta, yang merupakan pendiri Kerta & Partner, diharapkan Barbie Kumalasari dapat memberikan kontribusi nyata dalam membantu masalah hukum para artis dan pekerja seni.

"Ini bukan hanya karena aku Bendahara DPP Himpunan Artis Pengusaha Indonesia dan Pak Erry Wibowo sebagai Waketum DPP Parfis. Ini soal panggilan hati karena perjalanan karier aku bermula dari dunia seni," tambahnya.

Bali dikenal sebagai pusat berkumpulnya para seniman di Indonesia, baik yang bekerja maupun menetap. Sineas Ian Wibowo pun menyambut positif langkah Barbie Kumalasari. Ia menekankan pentingnya melindungi karya seni dan hak cipta para seniman Tanah Air.

"Ada banyak contoh kasus di bidang fotografi terkait hak cipta. Dalam ranah hukum, mereka perlu dibantu dan dilindungi," tuturnya.