Brilio.net - Seorang bocah berwajah Arab dengan suara yang memukau tumbuh di tengah lingkungan yang akrab dengan seni musik. Dia adalah Ahmad Albar, anak dari Syech Albar, seorang legenda musik gambus Indonesia. Tidak banyak yang menduga bahwa bocah ini kelak akan meninggalkan jejaknya sendiri di dunia musik dengan aliran yang jauh berbeda dari sang ayah.

Syech Albar lahir di Surabaya pada 1908 dan sejak kecil telah memiliki ketertarikan pada musik gambus dan rebana. Namun, kecintaannya pada musik tidak sepenuhnya mendapatkan dukungan dari ayahnya. Bahkan, Albar kecil harus bermain secara diam-diam karena alat musiknya sering dibuang oleh sang ayah.

ahmad albar ayah pimpinan musik gambus  2024 brilio.net

ahmad albar ayah pimpinan musik gambus
Facebook/Indonesia Masa Lampau

Momen berkesan datang ketika sang ayah, Syech Albar akhirnya luluh setelah mendengar suara merdu anaknya di tengah kondisi sakit. Sejak saat itu, dia diizinkan menekuni dunia musik. Perjalanan bermusiknya membawa Syech Albar mendirikan orkes gambus bernama Al Wathon yang dikenal dengan lagu-lagu bernuansa Arab seperti Zahrotoel Hoesoen.

Lagu Zahrotoel Hoesoen membawa ciri khas suara rendah dengan irama rumba dan berbagai alat musik tradisional, termasuk biola. Lagu ini merupakan salah satu rekaman dari label His Masters Voice yang berhasil dirilis pada 1937. Rekaman tersebut menjadi bukti eksistensi Syech Albar dalam dunia musik gambus era itu.

ahmad albar ayah pimpinan musik gambus  2024 brilio.net

ahmad albar ayah pimpinan musik gambus
YouTube/Penjelajah Waktu

Ahmad Albar atau yang akrab disapa Iyek, mengembangkan bakat musiknya sejak kecil, berbeda dari sang ayah. Dia membentuk band pertamanya, Bintang Remaja, di usia 12 tahun. Saat band itu bubar dua tahun kemudian, Iyek mulai serius mengasah kemampuannya dengan grup Kuarta Nada.

Ketertarikan Iyek pada musik membawanya hingga ke Belanda, tempat dia terus belajar dan tampil dalam berbagai acara. Salah satu langkah penting dalam kariernya adalah bergabung dengan grup musik Take Five pada 1966, yang memantapkan kemampuannya sebagai vokalis.

ahmad albar ayah pimpinan musik gambus  2024 brilio.net

ahmad albar ayah pimpinan musik gambus
nstagram/@aialbar

Pada 1973, Ahmad Albar kembali ke Indonesia dan bersama Ludwig Lemans membentuk God Bless. Grup ini membawa musik progresif rock ke panggung Indonesia, menghadirkan gaya yang berbeda dan menginspirasi generasi muda. Penampilan pertama God Bless di Taman Ismail Marzuki menandai awal perjalanan sukses mereka.

God Bless mencapai puncak popularitas saat menjadi pembuka konser Deep Purple di Indonesia pada 1975. Momen ini menjadi tonggak penting dalam karier Ahmad Albar, membuat namanya semakin dikenal di Tanah Air. Meski mengalami berbagai rintangan, God Bless tetap menjadi ikon musik rock di Indonesia.

Selain God Bless, Ahmad Albar juga sempat membentuk Duo Kribo bersama Ucok Harahap. Grup ini menghasilkan beberapa karya fenomenal dan bahkan diadaptasi menjadi film drama aksi berjudul Duo Kribo pada 1978. Meski tak bertahan lama, Duo Kribo membuktikan dedikasi Ahmad Albar dalam dunia musik.

ahmad albar ayah pimpinan musik gambus  2024 brilio.net

ahmad albar ayah pimpinan musik gambus
Instagram/@achmadalbar.official

Nama God Bless sendiri memiliki sejarah unik. Inspirasi nama tersebut datang dari kartu ucapan di rumah Camelia Malik, adik Ahmad Albar, yang bertuliskan May God Bless You. Sejak saat itu, God Bless tidak hanya menjadi nama grup musik, tetapi juga simbol perlawanan terhadap kemapanan, semangat kebebasan, dan gaya hidup rock.

Kisah Ahmad Albar dan sang ayah Syech Albar menunjukkan bahwa meskipun lintasan hidup mereka berbeda, cinta pada musik tetap menjadi benang merah yang menyatukan. Dari musik gambus hingga rock progresif, keluarga Albar membuktikan bahwa seni adalah warisan abadi.