Brilio.net - Nama Rizky Firdaus Wijaksana atau yang akrab dipanggil Uus belakangan ini selalu jadi perbincangan. Ya, presenter sekaligus komika tersebut memang sedang dilanda masalah.

Cuitannya yang dianggap menghina ulama beberapa waktu lalu rupanya berbuntut panjang. Banyak netizen yang tidak terima dan menganggap pria berkepala plontos itu memang suka cari sensasi.

Menanggapi tuduhan itu, Uus pun curhat panjang lebar. Lewat akun media sosialnya, Uus berkilah bahwa ia bukanlah artis dengan skandal perselingkuhan atau pacar-pacaran yang settingan.

Dia pun mengatakan bahwa masalah yang kini menimpa dirinya terjadi murni akibat pendapatnya sendiri. Berikut curhatan lengkap Uus seperti yang brilio.net kutip dari akun media sosialnya, Senin (30/1).

"Intinya. Kalo ada yang bilang gue nyari sensasi. Maap. Gue bukan selebritis. Masalah yang gua hadepin bukan skandal perselingkuhan artis, atau pacar-pacaran yang settingan. Masalah ini muncul karena gue simply 'berpendapat'.

Semua yang ngata-ngatain gue, istri, anak dan keluarga gue, bukan orang yang ga beragama kok tapi mungkin kurang bisa nerima variabel kebaikan yang ga keliatan di mata mereka. Gue hidup udah pernah ditolong temen gue dari berbagai macam agama.

Gue cuma gamau jadi orang yang lupa kalo dulu pernah dibantu sama mereka. Kalian pun mungkin pernah dibantu makanya respon kalian begitu hebatnya. Kita masing-masing punya cerita dengan apa yang kita coba bela.

Gue ga ada urusan soal Pilkada. Gue cuma pengen Islam jadi agama mayoritas yang teduh dan merangkul. Thats it. Gue udah pernah punya temen yang pindah agama karena ortunya broken home, terus jadi bahan ledekan selama 3 taun di SMP.

Gue cuma gamau itu kejadian lagi sama orang laen, yang laen ngatain dia tanpa liat kondisi keluarganya. Bisa ngga sih nanya dulu sebelum menghakimi. Kasian tau.

Gue pun ga ngajak siapapun, gue ga nyuruh akun cyber atau bot buat menggandakan opini gue. Lo bilang gue ngelawak aja jangan ikut2an.

Nah yang komen nyerang apakah kalian pengangguran? Kalian juga punya kerjaan kan? Tapi kalian peduli kan? Maaf sebelumnya. Artis ya artis bukan nabi."

Intinya. Kalo ada yang bilang gue nyari sensasi. Maap. Gue bukan selebritis. Masalah yang gua hadepin bukan skandal perselingkuhan artis, atau pacar-pacaran yang settingan. Masalah ini muncul karena gue simply "berpendapat". Semua yang ngata-ngatain gue, istri, anak dan keluarga gue, bukan orang yang ga beragama kok tapi mungkin kurang bisa nerima variabel kebaikan yang ga keliatan di mata mereka. Gue hidup udah pernah ditolong temen gue dari berbagai macam agama. Gue cuma gamau jadi orang yang lupa kalo dulu pernah dibantu sama mereka. Kalian pun mungkin pernah dibantu makanya respon kalian begitu hebatnya. Kita masing-masing punya cerita dengan apa yang kita coba bela. Gue ga ada urusan soal Pilkada. Gue cuma pengen Islam jadi agama mayoritas yang teduh dan merangkul. Thats it. Gue udah pernah punya temen yang pindah agama karena ortunya broken home, terus jadi bahan ledekan selama 3 taun di SMP. Gue cuma gamau itu kejadian lagi sama orang laen, yang laen ngatain dia tanpa liat kondisi keluarganya. Bisa ngga sih nanya dulu sebelum menghakimi. Kasian tau. Gue pun ga ngajak siapapun, gue ga nyuruh akun cyber atau bot buat menggandakan opini gue. Lo bilang gue ngelawak aja jangan ikut2an. Nah yang komen nyerang apakah kalian pengangguran? Kalian juga punya kerjaan kan? Tapi kalian peduli kan? Maaf sebelumnya. Artis ya artis bukan nabi.

A photo posted by LOSER! (@uus__) on

Tak butuh waktu lama, curhatan panjang Uus itu pun langsung ditanggapi beragam oleh para netizen. Beberapa mengamini, namun tak sedikit pula yang kontra dengan tanggapan Uus tersebut.

"Membenci habib rizieq bukan berarti membenci seluruh ulama, dan mengkritik FPI bukan berarti mengkritik seluruh umat Islam. Mungkin itu maksud yg ingin disampaikan oleh bang Uus," komentar seorang netizen.

"Kalo konteksnya mau ngasih pendapat terhadap seseorang yang bisa dibilang pembelajaran agamanya sudah mendalam dan telah banyak memberikan kontribusi terhadap agamanya, kita sebagai yang berpendapat melihat lagi dan bertanya dari sudut pandang keagamaan kita sendiri mass.

Apa yang sudah kita perbuat untuk agama kita sendiri, dan sudahkah kita memperbaiki akhlak kita untuk memberikan contoh terhadap orang lain. Sekali lagi sori mas cuma berpendapat.

Dan saya sudah memperhatikan betul akhlak saya, akhlak saya buruk tapi setidaknya saya tidak menghakimi seseorang yang berakhlak cukup baik," balas @ab_rachman.