Brilio.net - Kehidupan selebriti identik dengan gaya hidup serba mewah dan berkecukupan. Namun, sebelum berhasil meraih kesuksesan seperti saat ini, banyak selebriti yang harus melalui momen pahit dan fase sulit dalam hidup. Hal tersebut juga dialami remaja polos satu ini.

Di usianya yang masih terbilang muda, remaja satu ini justru terpaksa harus putus sekolah dan tak bisa menyelesaikan pendidikan SMP. Remaja tersebut mengaku hanya bisa bersekolah hingga kelas 1 SMP karena keluarganya memiliki masalah finansial.

Diketahui, remaja polos tersebut merupakan anak sulung dari 11 bersaudara sehingga dia rela mengalah demi adik-adiknya bisa bersekolah.

remaja polos dulunya penjaga konter HP kini kekayaannya Rp 10 M perbulan  berbagai sumber

remaja polos dulunya penjaga konter HP kini kekayaannya Rp 10 M perbulan
Instagram/@attahalilintar

"Adik ku kan dulu 9 sampai sekarang kan sudah 10. Aku anak pertama dari 11 bersaudara. Jadi aku milih biar adik aku aja yang sekolah, aku cari duit," ungkapnya saat menjadi bintang tamu di kanal YouTube dr. Richard Lee.

Demi membantu keuangan keluarganya, remaja tersebut pun mencoba bekerja sebagai penjaga konter HP di sebuah pusat perbelanjaan. Bahkan dia mengaku pernah menerima perlakuan tak baik dari beberapa pelanggannya.

remaja polos dulunya penjaga konter HP kini kekayaannya Rp 10 M perbulan  berbagai sumber

remaja polos dulunya penjaga konter HP kini kekayaannya Rp 10 M perbulan
Instagram/@attahalilintar

"Dikirimin foto waktu masih jaga konter HP. Karena masih bocil, pernah suatu hari HP pelanggan rusak dan dilempar ke muka saya di tengah orang ramai sampai saya jongkok nangis-nangis diliatin satu mal," tuturnya.

Remaja polos tersebut adalah Atta Halilintar. Selain pernah bekerja sebagai penjaga konter HP, Atta juga pernah menjajal berjualan simcard di terminal.

remaja polos dulunya penjaga konter HP kini kekayaannya Rp 10 M perbulan  berbagai sumber

remaja polos dulunya penjaga konter HP kini kekayaannya Rp 10 M perbulan
TikTok/@attahalilintar

Meski putus sekolah dan memilih untuk bekerja, namun Atta tak menyerah untuk menyelesaikan pendidikannya. Dia mengaku sempat ikut program Paket C demi mendapatkan ijazah SMP.

Namun, usai dinyatakan lulus, Atta tak bisa menebus ijazah tersebut lantaran biayanya cukup mahal.

"Aku ikut Paket C tapi buat cairin ijazah harus bayar dulu. Waktu itu kan nggak kayak sekarang tinggal bayar. Waktu itu aku masih nggak mampu. Jadi walaupun sudah lulus, aku nggak bisa ambil (ijazah) karena nggak mampu," sambungnya.