Brilio.net - Laman media sosial X mendadak ramai setelah Fanny Soegi curhat panjang melalui akun pribadinya @fannysoegi. Wanita kelahiran 1999 yang merupakan mantan vokalis band Soegi Bornean itu membeberkan mengenai sejumlah fakta mengenai dirinya dan lagu viral Asmalibrasi.

Pada cuitan yang panjang itu, Fanny Soegi membagikan momen paling menyakitkan bagi dirinya yaitu sempat dipaksa manggung oleh band lamanya. Hal ini terjadi tepat saat Fanny Soegi baru saja kehilangan sang ibunda tercinta.

"Aku masih inget banget rasanya 7 harian ibu ku, aku diharuskan tetap manggung dengan kata2 menyakitkan," tulis Fanny Soegi yang dikutip brilio.net, Senin (9/9).

Fanny Soegi curhat berbagai sumber

foto: X/@fannysoegi

Kehilangan sang ibunda dan tak ada ayah yang menemaninya juga membuat Fanny kehilangan arah. Bahkan ia sempat berpikir untuk mengakhiri hidup lantaran merasa sendirian dalam menghadapi masalah.

"Rasanya sakit hati banget dan harus kehilangan Ibuk di waktu yang bersamaan. Pernah ada di satu titik aku mau mengakhiri hidup karena betul2 sendirian, tanpa Bapak & Ibuk." jelasnya.

Selain itu, Fanny juga mengungkapkan bahwa orang-orang yang terlibat dalam band tersebut merupakan gambaran laki-laki patriarki dan korup. Bahkan secara tegas ia menyatakan bahwa tak takut dengan orang-orang tersebut.

"Perlakuan kalian nggak akan aku lupakan se-umur hidup. Kalian laki2 patriarki, korup, betah isin. Sekarang aku nggak takut ancaman, aku perempuan, aku berpegang teguh keadilan," ujarnya.

Fanny Soegi curhat berbagai sumber

foto: X/@fannysoegi

Fanny juga membeberkan mengenai fakta yang berkaitan dengan lagu Asmalibrasi. Melansir dari cuitan Fanny, pencipta lagu tersebut tidak mendapatkan hak-hak atau royalti yang setimpal dengan ketenaran lagu tersebut.

"Bayangin aja, lagu Asma ini yang kalian denger di mana2, penciptanya sampai minjem uang untuk bayar sekolah anaknya. Nominal dari royalti lagu ini nggak main2, setengah Milyar lebih ada, tapi justru orang2 yang nggak punya hak dapat paling banyak & nggak transparan," jelas Fanny.

Ia juga menimpali bahwa orang-orang yang tak berhak bisa membeli mobil dan alat musik dengan harga yang fantastis. Hal ini berbanding terbalik dengan sang pencipta lagu, yang ternyata masih ngontrak di Kota Yogyakarta.

"Orang-orang yang nggak berhak bisa beli 2 mobil sekaligus, gitar mahal, foya2. Sedangkan pencipta lagu Asma masih ngontrak di Jogja, mana atapnya jebol lagi. Bukan nominal yang ku garis bawahi, tapi nurani kalian. Band2 an kok serakah, nggak keren blas," tulisnya.

Sebenarnya Fanny Soegi sudah ingin mengungkapkan isi hatinya sedari lama. Namun selalu dicegah dengan beberapa orang yang dianggap penting. Dengan rasa berani dan demi mendapatkan beberapa hak sang pencipta lagu, ia memberanikan diri untuk buka suara.

"Aku masih inget banget ketika aku mau keluar dari Band itu dan dihadapkan orang2 HAKI, aku diharuskan membayar namaku sendiri yakni "Soegi" kalau aku keluar dengan entitas yang baru. Ada rekamannya lagi," ujarnya.

Fanny Soegi curhat © 2024 Instagram

foto: Instagram/@fannysoegi

Hingga dirinya memutuskan untuk keluar dari band Soegi Bornean dan memilih bersolo karier, Fanny masih tak terima. Pasalnya, ia harus membayar nama belakangnya, "Soegi".

"Justru sekarang kalian yang masih nge-Band & banting harga jauh di bawahku dan masih pakai namaku. Aku masih baik, masih aku diemin," curhatnya.

Usai keluar dari band, kini Fanny mulai berani mengungkap kebenaran. Ia juga tak takut demi bisa menegakkan keadilan.