Brilio.net - Pembawa acara kenamaan Irfan Hakim saat ini diketahui sedang melakukan ibadah umroh di Mekkah. Dia mengajak seluruh keluarganya baik istri dan keempat anaknya yang masih kecil-kecil. Tak lupa dia juga menyempatkan diri membagikan beberapa foto kegiatan umrohnya di Instagram.
Namun ada salah satu foto yang menarik perhatian netizen. Foto tersebut menunjukkan Irfan Hakim yang tengah mendorong anaknya di kereta bayi, sedangkan di sebelahnya ada anak muda yang mendorong orangtuanya dengan kursi roda. Caption yang ditulis Irfan Hakim di bawah foto itulah yang membuat netizen menangis.
"Hari ini ayah yang mendorongmu untuk beribadah mengelilingi ka'bah.. Suatu saat nanti ketika ayah semakin menua, mungkin giliran ayahmu ini yang minta tolong didorongkan. Maafkan ayah jika merepotkanmu," tulis Irfan seperti dikutip brilio.net, Rabu (3/2).
WAJIB KAMU BACA: Driver ojek ini selalu beri bingkisan tulisan doa ke penumpang, salut!
Postingan Irfan ini sontak membuat seluruh followersnya terharu dan mengumpulkan lebih dari 24 ribu likes.
"Subhanallah om Irfan, langsung duh deh keinget bapak di rumah, semoga kita jadi anak yang soleh solehah," komentar salah seorang netizen.
"Masya Allah.. jadi terharu. Semoha anak-anak kita tidak merasa direpotkan kelak ketika mengurus kita. Seikhlas, sebahagia, sebangga ketika saat ini kita mengurus mereka," tambah netizen lainnya.
AKIBAT SOMBONG DI TANAH SUCI, SANDAL ITU......KLIK NEXT
Dalam sebuah perjalanan memang selalu ada pelajaran. Entah kekayaan budaya, keindahan alam, atau keramahtamahan orang lokal yang ditemui, selalu memberikan hal yang baru. Bahkan hal-hal tersebut bisa mengubah pandangan hidup. Bukankah hal seperti ini yang menjadi manfaat utama dari sebuah perjalanan?
Bagi seorang yang hobi jalan seperti Vika Oktavia, pelajaran hidup yang paling berharga adalah saat dia umroh pertama kali pada pertengahan tahun 2013. Seorang pegawai bank yang kini menetap di Bogor, Jawa Barat ini mengakui bahwa saat dalam perjalanan tidak boleh meremehkan apapun, termasuk hal kecil sekalipun.
Kala itu, dia sengaja melepas gelang identitas yang diberikan oleh pihak agensi perjalanannya. Padahal keberadaan benda ini sangat penting. Jika seorang jamaah tersesat, gelang tersebut bisa mempermudahkannya untuk mengembalikan ke rombongannya lagi.
“Saya tidak tahu kalau gelang itu permanen,” tuturnya kepada brilio.net ketika diwawancarai melalui telepon beberapa waktu yang lalu. Setelah dicopot, gelang tersebut sudah tidak bisa dipakai lagi.
Meski tidak memakai aksesori itu, dia tetap percaya diri. Alasannya adalah karena dia sering melakukan traveling ke beberapa tempat.
Entah kebetulan atau tidak, sifatnya yang suka meremehkan hal kecil itu ‘ditegur’ saat dia mau beribadah shalat Magrib di Masjid Nabawi, Madinah, Saudi Arabia.
“Itu shalat di hari pertama, saya nitip tas dan sandal ke teman saya karena saya mau ke toilet,” tandasnya. Karena jarak antara azan dan waktu shalat sekitar 15 menit, maka dia tenang saja melenggang pergi ke toilet.
Dalam pikirannya memang sempat terlintas, “Tidak luas-luas ini, tidak mungkin nyasar juga.”
Anehnya, setelah kembali dari toilet, dia tidak menemukan teman rombongannya. Meski sudah berkeliling berkali-kali, tetap saja hasilnya nihil. Alhasil, dia kembali ke hotel tanpa alas kaki. Dia baru bertemu dengannya pas di hotel.
Wanita yang aktif menulis di blog pribadinya, vikaoctavia.com, mengaku bahwa kesombongannya karena sering traveling ditegur di tanah suci tersebut. Lewat pengalaman inilah dia belajar agar tidak meremehkan hal-hal kecil.
Cerita ini disampaikan oleh Vika Oktavia melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!
Recommended By Editor
- Patut ditiru! Anak pejabat ini gemar bersih-bersih pemakaman umum
- Suprapto, pilih mengajar di pulau kecil dibanding cari gaji besar
- Shoko Tendo, anak Yakuza yang menyingkap tabir kelam masa kecilnya
- Teddy Sutadi, perajin pisau yang produknya digunakan tentara AS, top!
- Perbincangan driver Go-Jek dan penumpang mahasiswi yang mengharukan
- Cerita dokter senior Aryono, dedikasi profesinya bikin haru....
- Mulia, polisi ini dirikan pesantren dengan sisihkan gaji pribadi, top!
- Mbah Lindu, penjual gudeg tertua dan paling digemari di Yogyakarta