Baru-baru ini, pernyataan kontroversial dari Gus Miftah yang menyebut penjual es teh dengan kata yang tidak pantas telah memicu kemarahan publik. Salah satu yang angkat bicara adalah Inaya Wahid, putri bungsu Gus Dur. Dalam cuitannya di Twitter pada Selasa (3/12), ia menyoroti tindakan merendahkan pedagang yang seharusnya dihormati.
Inaya menegaskan bahwa merendahkan martabat orang lain di depan umum adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Ia bahkan menyatakan bahwa dagang es teh lebih mulia dibandingkan dengan dagang agama. Dalam cuitannya, ia menulis, "Ga ada gunanya kamu sok mborong es tehnya kalo kamu merendahkan Beliau di depan publik yang wajib itu menjaga harkat martabat sesama manusia, bukan mborong dagangan."
foto: X/@inayawahid
Melalui cuitannya, Inaya juga mengajak para pemuka agama untuk lebih menimba ilmu sebelum membagikannya kepada orang lain. Ia menekankan pentingnya memanusiakan sesama dan tidak merendahkan. "Susah emang kalo pemuka agama jalur ngaku-ngaku bukan jalur ngilmu. Lebih mulia dagang es teh daripada dagang agama, tutupnya. Cuitan ini pun viral dan mendapatkan lebih dari 28 ribu likes.
Sejumlah netizen menyambut positif cuitan Inaya. Salah satunya, @isti*** yang mengatakan, "Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya lagi Maha Penyantun." Sementara itu, @ius**** menyindir, "Jalur utusan khusus presiden, dan @zulc**** menambahkan, "Di sisi lain yg sepanggung juga ketawa-ketawa, padahal katanya kyai, model opo ngono kok dianggap kyai. Nir adab dan to*** sih semua yg ketawa di atas panggung itu."
Partai Gerindra juga tidak tinggal diam. Mereka menuntut Gus Miftah untuk meminta maaf setelah pernyataannya yang menyakiti hati pedagang es teh. Dalam cuitan mereka, Gerindra meminta Gus Miftah untuk "minta maaf ke Bapak Penjual Es. Apa yang Gus lakukan tidak sesuai dengan apa yang Pak @prabowo inginkan dan ajarkan. Terima kasih, tulis mereka di Instagram.