Brilio.net - Mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara menyampaikan nota pembelaan atau pleidoinya atas kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial penanganan pandemi Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek di Kemensos. Pleidoi disampaikan Juliari di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin, 9 Agustus 2021.

Di hadapan majelis hakim, Juliari ngotot membantah tak menerima sedikit pun uang yang berasal dari pengadaan bansos. Juliari mengklaim yang menikmati uang itu adalah mantan anak buahnya, Matheus Joko Santoso.

Dilansir brilio.net dari Liputan6.com, Rabu (11/8), Juliari langsung memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Tipikor. Layaknya para terduga koruptor lainnya, Juliari juga meminta hakim keringanan hukuman dari hakim.

"Putusan majelis yang mulia akan teramat besar dampaknya bagi keluarga saya, terutama anak-anak saya yang masih di bawah umur dan masih sangat membutuhkan peran saya sebagai ayah mereka," kata Juliari.

Juliari meminta hakim mempertimbangkan kondisi psikologi keluarga serta kondisi sosialnya. Sejak dijerat dalam perkara ini, Juliari mengaku keluarganya kerap mendapat hujatan dari berbagai masyarakat.

"Dalam benak saya hanya majelis hakim yang mulia yang dapat mengakhiri penderitaan lahir dan batin dari keluarga saya yang sudah menderita, tidak hanya dipermalukan tapi juga dihujat untuk sesuatu yang mereka tidak mengerti," kata dia.

Juliari meminta belas kasihan hakim dan memutuskannya bebas dari segala dakwaan dan tuntutan. Menurut dia, badai kebencian terhadapnya dan keluarga akan bergantung pada putusan para hakim.

Atas permohonan dari Juliari Batubara tersebut pun langsung ramai respons dari masyarakat. Salah satunya yakni komika Marshel Widianto. Melalui sebuah video yang diunggah pada akun Instagram pribadinya @marshel_widianto, Selasa (10/8), ia ikut menyoroti kasus dan pernyataan kontroversial Juliari Batubara.

"Berharap bebas dalam perkara korupsi bansos, Juliari Batubara: Akhiri penderitaan saya," ujar Marshel Widianto membacakan judul berita dan diunggah di Instagramnya.

Marshel Widianto, yang selama ini dikenal sebagai komika, menegaskan bahwa yang menderita bukan hanya Juliari Batubara. Namun, juga rakyat Indonesia yang menjadi korban korupsi si mantan menteri.

"Bedanya bapak menderita karena di dalam, kami menderita karena dipotong ceban (Rp 10.000)," kata lelaki kelahiran Tanjung Priok ini.

Uang tersebut, lanjut Marshel, memang terbilang sedikit. Tapi jika dikumpulkan, jumlahnya bisa mencapai belasan miliar. Bagi sang komika, jika Rp 17 miliar bisa digunakan merata, jangankan rakyat, hewan di jalan pun ikut menerima bantuan tersebut.

"Emang sih pak cuma ceban, cuma kalau dikumpulin, nyampe Rp 17 M. M nya itu miliar, bukan monyet," ujarnya sembari menunjukkan senyuman.

"17 M kalau kita pakai buat beli paket bansos, wuih. Kucing liar di jalan juga dapat," katanya.

Masih dengan kalimat menyindir, Marshel Widianto mengatakan karena potongan itu pula sarden yang didapat dari bantuan bansos tidak bisa matang.

"Sarden saya jadi ngelawan. Sarden saya pas masuk ke minyak, wuih dia bukan mateng pak, malah berenang gaya bebas," kata bintang film Laundry Show ini.

"Tapi inget pak, yang bebas sarden, bukan bapak. Hahahaa," lanjut Marshel Widianto sambil tertawa terbahak-bahak.

Mewakili postingannya soal Juliari Batubara, Marshel Widianto berharap apa yang dilakukan tidak berimbas pada apa pun.

"Semoga aman," tulisnya di kolom caption.