Brilio.net - Kabar duka kembali datang dari dunia hiburan Tanah Air. Pengisi suara Pak Ogah dalam tayangan kartun Si Unyil, Abdul Hamid, dikabarkan meninggal dunia. Abdul Hamid menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (28/12).

Selama beberapa tahun terakhir, kondisi kesehatan Pak Ogah memang mengalami kemerosotan. Dalam beberapa tahun terakhir, Pak Ogah terkena stroke dua kali. Saat sakit itu pula, dia keluar masuk rumah sakiy. Pria kelahiran 3 Desember 1948 itu mengalami sakit penyumbatan otak dan penggumpalan darah. Penyakit tersebut membuat kondisi tubuh dan daya ingatnya semakin memburuk.

Kabarnya, Pak Ogah mulai sakit saat berangkat kerja untuk mengisi suara dalam program tayangan Si Unyil pada 2021 lalu. Semenjak itu, kondisinya semakin parah dan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.

Pak Ogah sempat dirawat di rumah sakit tapi akhirnya menjalani rawat jalan karena ketiadaan biaya. Beberapa waktu lalu, kanal YouTube Deddy Corbuzier menunjukkan kondisi Pak Ogah yang terlihat memprihatinkan. Dalam video itu, Pak Ogah memakai baju oranye terlihat berusaha bangun dari kasurnya sambil berbicara terbata-bata.

Keluarga terkendala biaya untuk merawat Pak Ogah, bahkan sempat menunggak BPJS selama lima tahun karena kekurangan biaya. Pak Ogah tidak memiliki pemasukkan lain selain dubbing Si Unyil.

"Nggak ada uang, untuk kehidupan pak Ogah ini nggak ada pemasukkan selain dia itu dubbing Unyil di Trans7," kata Yuyun, istri Pak Ogah, dikutip brilio.net dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Kamis (29/12).

Kisah masa tua Pak Ogah memprihatinkan  berbagai sumber

foto: YouTube/Deddy Corbuzier

"Jadi nggak mikirin BPJS lagi kan yang sebelumnya dia bilang iya ke dokter, enggak ah, bayar rumah sakit mahal BPJS kita mati, gitu. Itu masih bisa ngomong gitu," imbuhnya.

Pada saat itu, Pak Ogah sudah mendapatkan kamar di rumah sakit. Namun harus mengurus BPJS yang mati sampai ke kantor pusat BPJS yang berlokasi di Bekasi. Sayangnya, iurannya yang menunggak tersebut tak mampu dibayarkan. Saat itu, ada organisasi yang bersedia membantu, tapi untuk mengurus administrasi BPJS, bukan pembayaran tunggakan iurannya.

"Dia udah dapat kamar, saya ngurusin BPJS, wah ini harus buru-buru diurus kalau nggak nanti bayar umum gitu kan. Saya urus sampai ke Bekasi, ke pusatnya yang BPJS itu. Akhirnya balik lagi nggak dibayar sampai salah satu organisasi dia itu bilang, bantu dong gitu kan, BPJSnya mungkin kan biasanya suka ada ini deh," jelasnya.