Setelah kontroversi yang melibatkan penghinaan terhadap seorang penjual es teh saat pengajian di Magelang, Miftah Maulana, yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah, memutuskan untuk mundur dari posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

Pernyataan pengunduran dirinya disampaikan di Pondok Pesantren Ora Aji, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada Jumat, 6 Desember 2024. Dalam konferensi pers tersebut, Miftah, yang berusia 43 tahun, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah melakukan doa, introspeksi, dan shalat istikharah.

"Setelah berdoa, bermuhasabah, dan istikhoroh, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden," ungkapnya.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait pengunduran diri Miftah Maulana:

1. Tidak ada paksaan

Miftah menegaskan bahwa keputusannya untuk mundur tidak dipengaruhi oleh tekanan dari siapapun, termasuk Presiden Prabowo Subianto. "Keputusan ini saya ambil bukan karena desakan siapapun, tetapi karena rasa cinta dan tanggung jawab saya kepada Presiden dan masyarakat," jelasnya.

2. Keputusan mundur sebagai langkah awal

Miftah percaya bahwa pengunduran dirinya bukanlah akhir dari kontribusinya kepada negara. "Ini adalah langkah awal untuk berkontribusi dengan cara yang lebih luas dan beragam. Jabatan itu hanya titipan, dan saya ingin berbuat kebaikan lebih banyak lagi," tambahnya.

3. Ucapan maaf dan terima kasih

Dalam konferensi pers, Miftah juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Prabowo atas kepercayaan yang diberikan. "Saya mohon maaf jika belum bisa memenuhi harapan Bapak Presiden. Saya belajar banyak dari beliau," ujarnya.

4. Petisi untuk mundur

Sejak kontroversi tersebut, banyak netizen yang meminta Miftah untuk mundur. Bahkan, terdapat 7 petisi yang dibuat untuk mencopotnya dari jabatannya. Salah satu petisi dibuat oleh Dika Prakasa, yang mengekspresikan rasa sakit hati masyarakat terhadap perlakuan Miftah kepada penjual es teh.