Brilio.net - Absen di layar kaca, tak berarti membuat Nirina Zubir juga absen di layar lebar. Setelah sebelumnya ia membintangi film Keluarga Cemara bersama Ringgo Agus Rahman, kini istri Ernest 'Cokelat' ini kembali bermain dalam film Liam dan Laila besutan Arief Malinmudo.

Ada banyak hal yang Nirina dapatkan dari bermain film tersebut. Tak hanya pengalaman, dengan membintangi film tersebut Nirina jadi lebih memahami adat dan budaya di Tanah Minang. Salah satunya ialah mengenai selendang sulam emas.

Melalui akun Instagramnya, perempuan kelahiran 1980 itu pun menjelaskan beberapa hal terkait kain yang menjadi lambang status sosial tersebut.

"Na baru ngerti, kalau kita menggunakan selendang itu otomatis melambangkan status dan kemapanan...," tulisnya, seperti yang brilio.net kutip pada Jumat (28/9).

View this post on Instagram

Never forget traditions... Never forget where you are from... Remember, cherish it & pass it on... . Berbanggalah kita datang dari negara yg memiliki banyak tradisi... Berbanggalah indonesia kaya akan satu hal itu... Stereotype itu tidak bisa dielakkan... jadilah versi yg lebih baik dari pada yg telah diucapkan... . Dulu na gak mengerti sama sekali mengenai selendang sulam emas dari koto gadang yg seperti terlihat di foto... na baru ngerti, kalau kita menggunakan selendang itu otomatis melambangkan status dan kemapanan...karena harga nya yg cukup tinggi...dikarenakan itu dibuat secara handmade, dan butuh waktu sampai 6 bulan tuk pembuatannya. kalaupun ada yang tidak terlalu tinggi (walau tetap tinggi).. itu dikarenakan dibuat dengan mesin. Ini semua na pelajarin pada saat proses shooting film @liamdanlaila karena lokasi dan latar belakang film ini adalah mengenai bukittinggi... . Dulu na kurang menghargai keberadaannya...tapi sekarang...jadi pengen semuaaaa...khususnya yg kain berwarna terang penuh dengan sulaman tangan menggunakan teknik kapalo samek (kepala peniti) yg bentuknya titik2 gitu tapi itu butuh skill yg luar biasa tuk membuatnya... kenapa na lebih tertarik sama yg terang? Karena kalau kain yg gelap dan sulamannya yg jarang itu untuk orang yg sudah tua...nah itu kan bukan na banget kaaaan...ya kaaaaan... na kan masih 23tahuuun #selendangsulamkotogadang #tradisisumatrabarat #urangawak #nirinazubir #bukittinggi #gadisminang

A post shared by Nirina Zubir (@nirinazubir_) on

Oleh karena menjadi lambang status sosial itu, tak heran jika harga yang dibandrol pada setiap lembar kainnya pun terbilang mahal. Ditambah lagi proses pembuatannya juga tidak dengan mesin, sehingga memakan waktu yang relatif lama. "(Sebagai status sosial) karena harga nya yg cukup tinggi...dikarenakan itu dibuat secara handmade, dan butuh waktu sampai 6 bulan tuk pembuatannya. kalaupun ada yang tidak terlalu tinggi (walau tetap tinggi).. itu dikarenakan dibuat dengan mesin," jelasnya.

Selain itu, Nirina tak lupa menjelaskan bahwa selendang tersebut juga sering digunakan di acara-acara adat. "Jadi, biasanya selendang ini digunakan di acara2 adat atau datang ke kawinan urang minang... Dan warna dari selendangnya juga ada artinya... Seperti warna gelap dan putih itu untuk yg sudah tua dan juga janda...," tulisnya.

Nah, sekarang kamu juga semakin paham akan keberadaan selendang sulam emas ini, kan?