Brilio.net - Di tengah panasnya perolehan suara pada Pilpres 2024, nama Komeng justru muncul menjadi perbincangan sepanjang digelarnya Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pada 14 Februari 2024 lalu. Mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI dapil Jawa Barat, nama dan foto Komeng di surat suara banyak tersebar di berbagai linimasa media sosial.

Pencalonan komedian dengan jargon ‘Spontan Uhuy’ ini banyak diperbincangkan lantaran fotonya yang unik di surat suara. Saat banyak caleg yang memasang foto bergaya formal, Komeng justru tampil beda dengan pose yang nyeleneh. Meski begitu, nyatanya hal tersebut justru menjadi daya tarik yang membuatnya menonjol di antara caleg DPD RI dapil Jawa Barat lainnya.

Buktinya, pemilik nama asli Alfiansyah ini telah mendapatkan 1,5 juta suara dari total 52.31% data yang masuk ke real count KPU, Minggu (18/2) pukul 15.00 WIB. Suara tersebut sudah melewati para calon DPD RI Dapil Jabar yang lain. Bahkan perolehannya lebih banyak dibanding suara pasangan Capres-Cawapres nomor urut 03 yang hanya memperoleh 1,4 juta suara.

komen meraup 1 juta suara berbagai sumber

foto: infopemilu.kpu.go.id

Hal ini tentu mengejutkan, mengingat Komeng maju sebagai peserta independen atau tidak terafiliasi oleh partai manapun. Terdapat 53 orang sebagai pesaingnya yang bersaing merebutkan kursi DPD RI perwakilan dari Jawa Barat. Pencalonan Komeng jadi perbincangan setelah satu satu pemilih menyadari betapa tidak biasanya foto Komeng di surat suara DPD RI dapil Jawa Barat.

Foto tersebut menonjol dari yang lain karena gaya penampilannya yang berbeda. Dalam foto tersebut, Komeng tampil dengan ekspresi dan mata melotot sehingga memunculkan nuansa humor. Afgiansyah, seorang Akademisi Komunikasi Media Digital dan Penyiaran mengungkapkan bahwa meningkatnya atensi masyarakat terhadap Komeng ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.

 

 

1. Foto unik Komeng di surat suara berpengaruh pada pemilih.

komen meraup 1 juta suara berbagai sumber

foto: liputan6.com

Afgiansyah berujar bahwa ekspresi pelawak lawas tersebut menghubungkan pemilih langsung ke personanya. Sebab, secara representatif, Komeng memang mempunyai citra sebagai seorang pelawak yang autentik, unik, dan menghibur.

"Pintu masuknya sebenarnya lewat foto itu pertama, dari sudut pandang semiotika ketika lihat foto Komeng ini itu ekspresi matanya itu nyeleneh lah. Nah, itu menggambarkan komunikasi Komeng sebagai seorang pelawak," ujar pengarang buku "TV vs Youtube. Benarkah TV Akan Mati" ini, saat diwawancarai oleh brilio.net, Minggu (18/02).

2. Jargon khas Komeng ‘uhuy’ jadi daya tarik bagi pemilih.

Selain itu, pria yang akrab disapa Afgi ini juga mengungkapkan bahwa ini berkaitan dengan media exposure. Lewat foto Komeng yang nyeleneh itu mengingatkan rekam jejaknya sebagai pelawak. Terlebih ada salah satu program TV yang bertajuk "Spontan". Di situ Komeng punya ciri khas dengan jargon "uhuy" yang membuat pemilih juga teringat dengan sosoknya.

Hal ini mempengaruhi psikologi pemilih lewat konsep paparan perseptual. Apalagi sejak dulu media televisi memang memudahkan paparan terhadap pesan tertentu melalui penyiaran berulang. Bukti nyatanya saat pemilihan dan nama Komeng disebut, anggota yang bertugas dengan spontan dan serempak berujar "uhuy".

"Ini penanda Komeng dari Spontan itu memang cukup besar. Jika ditarik ke belakang memang dia dari tahun 90-an hingga sekarang kita bisa akses gitu. Ini bisa menjadi papasan psikologis, sehingga ditafsirkan sama pemilih," kata Afgi.

3. Foto di surat suara memancing pemilih mencoblos Komeng.

Lebih lanjut, Afgi menjelaskan bahwa perolehan suara pelawak berusia 53 tahun tersebut juga dipengaruhi oleh psikologi komunikasi. Ada sebutan priming yang merupakan teknik dimana pengenalan suatu rangsangan mempengaruhi bagaimana orang merespon rangsangan berikutnya. Afgi menjelaskan lewat jargon ‘uhuy’ tersebut, saat melihat wajah komeng di surat suara maka akan menciptakan rangsangan bagi pemilih untuk mencoblos Komeng.

4. Slogan ‘uhuy’ menunjukkan keefektifan pencitraan dan pesan yang konsisten.

Selain itu ada lagi satu hal yang membuat Komeng begitu populer di hari pencoblosan. Istilah psikologinya menyebut dengan "recalling". Meskipun sudah 25 tahun berlalu, slogan ‘uhuy’ menunjukkan keefektifan pencitraan dan pesan yang konsisten. Sehingga hal itu menimbulkan citra yang positif terhadap Komeng dan mendorong pemilih mendukungnya berdasarkan ingatan terkait citra tersebut.

"Jadi dari fotonya yang nyeleneh itu, pemilih jadi recall dari pesonanya yang terbentuk melalui media exposure," pungkasnya.

Hingga kini, perhitungan suara masih berlangsung. Komeng pun hingga saat ini masih mendapat sorotan. Ia mengatakan berencana akan mengenalkan budaya Indonesia ke taraf internasional.