Brilio.net - Film Gundala besutan Joko Anwar berhasil meriah kesuksesannya. Satu pekan tayang di bioskop, Gundala sudah resmi menembus satu juta penonton. Diangkat dari cerita komik berjudul sama, Gundala bercerita tentang kisah Sancaka yang hidup di jalanan sejak kecil setelah ditinggal orangtuanya.
Menjalani kehidupan yang berat, Sancaka harus bertahan hidup dengan berbagai problematika. Sebagai pembuka Jagat Sinema Bumilangit, Gundala mampu membangkitkan rasa optimis para pecinta film di Tanah Air tentang keberhasilan film-film jagoan Jagat Sinema Bumilangit yang sudah mengantre hingga beberapa tahun ke depan.
Sebagai film pembuka, Gundala hadir dengan cerita ringan dengan pengenalan karakter-karakter di dalamnya, termasuk cerita bagaimana Sancaka bisa menemukan kekuatannya sebagai Gundala. Berbeda dari komiknya, Joko Anwar menghadirkan sentuhan metropolis pada cerita Gundala agar bisa lebih dekat dengan anak-anak muda masa kini.
Pujian-pujian yang datang dari penonton untuk Gundala sepertinya tak berlebihan. Sebagai film superhero, Gundala tak hanya hadir dengan menyuguhkan adegan-adegan berantem atau tembak-tembakan. Gundala juga menyajikan drama mendalam serta humor-humor ringan yang sukses membuat tawa penonton lepas.
Soal akting? Jajaran bintang film kelas atas yang mengisi setiap lini karakter di dalam Gundala mampu mempresentasikan perannya dengan kemampuan akting yang nggak perlu diragukan lagi. Sebagai pemeran utama, Abimana Aryasatya berhasil menggambarkan isi hati Sancaka lewat mata dan raut wajahnya.
Karakter-karakter yang hadir dalam Gundala pun begitu memorable di ingatan penonton. Selain Sancaka si Gundala, ada satu lagi pemain yang mencuri perhatian penonton. Buat kamu yang sudah menonton film Gundala, pasti tahu dong, dengan karakter Pak Agung? Kepala security di tempat Sancaka bekerja sekaligus menjadi salah satu orang yang berpengaruh dalam kehidupan Sancaka.
Kehadiran Agung dalam hidup Sancaka tak hanya sekadar rekan kerja. Lebih dari itu, keduanya memiliki hubungan dekat layaknya ayah dan seorang anak. Tak bisa dipungkiri, Agung menjadi salah satu orang yang memberikan dorongan semangat kepada Sancaka ketika dirinya mengalami pergulatan batin antara jati dirinya sebagai manusia biasa atau seorang jagoan.
Agung selalu memiliki kalimat-kalimat yang mampu membuat Sancaka terbangun dan menyadari betapa kuat dirinya. "Sancaka apa yang kamu butuhkan hanya dalam dirimu," adalah salah satu kalimat yang dilontarkan Agung untuk Sancaka ketika dia mulai kehilangan kekuatannya saat menghadapi para musuhnya. Tak hanya melekat dalam diri Sancaka, kalimat tersebut juga memorable di ingatan penonton.
foto: YouTube/Screenplays Films
Bagi anak-anak muda zaman sekarang, sosok pemeran Agung mungkin belum familiar. Namun ternyata karakter Agung diperankan oleh aktor yang lama berkutat dengan dunia seni. Dia adalah Pritt Timothy yang merupakan aktor kawakan asli Yogyakarta.
Di sela-sela kesibukannya menonton screening film Sultan Agung versi festival bersama Hanung Bramantyo, brilio.net berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Pritt Timothy mengenai keterlibatannya di film Gundala hingga perjalanan kariernya.
"Mau di mana nih (ngobrolnya)?" tanya Pritt saat menyapa brilio.net datang menemuinya, Kamis (5/9).
Tak ada seragam security, penampilan Pritt Timothy saat itu terlihat lebih santai dengan kemeja warna hitam dan celana jins. Rambutnya pun sudah tak secepak saat melihat Agung dalam film. Begitu juga dengan kumisnya yang sudah menebal. Meski penampilannya sedikit berbeda seperti di film, namun sikap ramahnya persis sama dengan sosok Agung yang ada dalam film Gundala.
--
Membangun chemistry dengan Abimana Aryasatya
Pritt Timothy berhasil memerankan karakter Agung setelah melewati proses casting. Sebelum mengikuti casting tersebut di Jakarta, Pritt mendapat direct message (DM) di Instagram dari salah satu asisten talent scout film Gundala. Usai mendapatkan pesan tersebut, Pritt pun memberikan nomor teleponnya.
Dalam perbincangan tersebut, Pritt diminta untuk mengirimkan video, CV (Curiculum Vitae) dan menunjukkan kepiawaiannya dalam nembang Bahasa Jawa. Tak butuh waktu lama, Pritt Timothy pun mendapatkan tawaran ke Jakarta untuk bertemu produser dan sang sutradara, Joko Anwar.
Bertemu dengan Joko Anwar, Pritt langsung diminta untuk menunjukkan keahlian nembangnya secara langsung. Kemampuan akting dan nembangnya pun mengantarkan Pritt mendapatkan peran Agung.
foto: brilio.net/Syamsu Dhuha
"Saya nggak tahu berapa scene, belum tahu scene-nya berapa. Cuma dia ngomong karakternya ini begini begini," ungkap Pritt mengenang saat proses castingnya di film Gundala.
Pernah membaca komik Gundala saat kecil, Pritt membayangkan jika film tersebut akan dikemas dengan atmosfer Jogja. Namun sentuhan metropolis yang diberikan Joko Anwar tak menjadi masalah. Baginya, hal tersebut wajar lantaran sutradara memiliki interpretasi sendiri selama tidak berubah esensinya.
Singkat cerita, Pritt pun bertemu dengan para pemain untuk melakukan proses reading dan workshop. Gundala menjadi proyek pertama yang mempertemukan Pritt Timothy dengan Abimana Aryasatya. Meskipun baru pertama bertemu, namun tak ada kesulitan yang ditemui Pritt dan Abimana dalam urusan membangun chemistry.
"Orangnya low profile, enak, cuma agak pendiam. Ngobrol, akhirnya bisa klik dapat. Bukan dengan naskahnya, tapi justru 'Mas Pritt, ini ada kasus gini, coba elo diskusikan itu. Coba anggap aja dia anak lo'," ungkap Pritt.
Cara itulah yang kemudian diterapkan Pritt Timothy dan Abimana Aryasatya dalam sehari-hari selama proses syuting. Sosok Sancaka yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri juga membuat Pritt melakukan hal sama terhadap Abimana saat berada di luar set. Obrolan yang mereka lakukan pun seolah seperti ayah dan anak.
"Saya lihat figur Sancaka dalam arti ini Abimana, tak anggap sudah jadi anak. Setiap ketemu latihan, di set, ketemu di mana tak anggap anak. Dan dia menganggap aku bapak. Waktu break makan gitu, dia ngambilin minum," kenang Pritt.
foto: Dok. Pribadi Pritt Timothy
Tak hanya mempersiapkan diri dengan membangun chemistry dengan Abimana, Pritt Timothy juga tak lupa mempersiapkan dirinya untuk bisa masuk dalam karakter Agung. Meskipun memiliki kesamaan sama-sama suka melucu, namun Pritt tetap harus berusaha untuk bisa menjadi sosok Agung yang merupakan seorang pemimpin.
Selain melakukan pendalaman terhadap karakternya sendiri, Pritt Timothy juga harus memangkas rambut gondrong dan kumis tebal yang sudah jadi ciri khasnya sebagai pekerja seni selama bertahun-tahun.
"Ketika saya mempelajari teks, bukan menghafal. Saya mencoba membayangkan bahwa saya harus menjadi seorang pemimpin. Saya pernah jadi pemimpin dalam sebuah kelompok, oh begini seorang pemimpin. Saya harus merepresentasikan karakternya begitu," ujar Pritt.
Tembusnya Gundala dengan jumlah penonton mencapai satu juta turut membuat Pritt Timothy merasa senang. Pritt juga mengaku senang dan bersyukur jika karakter yang ia mainkan dikagumi penonton.
"Saya bersyukur. Artinya saya bisa memberikan hiburan, juga bisa memberikan pengetahuan, bisa mengingatkan, reminding orang-orang yang lupa kalau hidup ini esensinya bermanfaat," katanya.
--
Tak pernah punya cita-cita sebagai pekerja seni
Meskipun kini dunia seni begitu melekat dalam dirinya, namun Pritt Timothy justru tak memiliki cita-cita sebagai aktor. Pria berusia 62 tahun ini bercita-cita ingin berlayar mengelilingi dunia. Keinginan tersebut kemudian membawanya menempuh pendidikan di sekolah pariwisata.
"Suara saya yang akhirnya berlayar ke mana-mana, hahahaha! Karena saya voice over, dubber, suara saya sudah melejit ke mana-mana cuma sayanya masih tinggal di Tanah Air," ucapnya sembari tersenyum.
Memiliki cita-cita ingin berlayar, Pritt Timothy justru sudah dekat dengan dunia seni sejak duduk di bangku SMA pada 1973. Saat itu, dirinya aktif bermain teater, baca puisi dan menulis puisi ketika masih berstatus sebagai siswa di SMA De Britto. Dua tahun kemudian, Pritt masuk dalam dunia radio.
Bergabung bersama Radio Retjo Buntung Yogyakarta membuat Pritt mengasah kemampuan aktingnya dalam bermain drama. Sebelum bergabung bersama Retjo Buntung, Pritt juga sempat bermain dalam teater radio di Komsos (Komunikasi Sosial). Kecintaannya terhadap akting kemudian membuat Pritt merambah dunia teater dan ketoprak.
foto: brilio.net/Syamsu Dhuha
Debut akting Pritt Timothy dalam dunia layar lebar dimulai dari film Marsinah karya Slamet Rahardjo Djarot pada 1999. Dalam film tersebut, Pritt berperan sebagai Suwono seorang ketua security di pabrik jam sorong. Merasakan akting pertama kali di film Marsinah membuat Pritt ketagihan untuk bermain layar lebar.
"Nah, gara-gara di Marsinah itu, oh ini toh syuting. Ternyata nggak susah ya, susahnya cuma baca naskah di awal-awalnya," kata Pritt.
Keseriusannya dalam menggeluti dunia akting akhirnya membuat Pritt memutuskan untuk meninggalkan dunia radio yang sudah ia geluti selama 26 tahun. Baginya, dunia akting memiliki jangkauan luas untuk memberikan manfaat kepada orang lain lewat bidang yang ia geluti.
"Seperti pesannya Agung kepada Sancaka saat naik motor, itu nancep banget. Pelayanan, services, kita harus melayani," tambahnya.
Tak hanya aktif sebagai aktor dari panggung teater, ketoprak dan film, Pritt Timothy juga masih aktif sebagai voice over, memberikan pelatihan di berbagai tempat. Ia juga memiliki komunitas budaya yang bernama Malam Selasa Kliwon yang mengeksplorasi budaya dengan Bahasa Jawa.
Karier Pritt Timothy dalam dunia film pun tak bisa diremehkan. Sebelum dikenal sebagai Agung dalam Gundala, Pritt Timothy sudah bermain dalam banyak judul film layar lebar maupun pendek dan bekerja sama dengan deretan aktor ternama. Salah satunya dalam film Sultan Agung sebagai Tumenggung Mandureja. Pritt juga pernah diundang di Venice Short Film Festival 2016 lalu untuk penampilannya dalam film pendek On The Origin Of Fear karya Bayu Prihantono.
foto: Dok. Pribadi Pritt Timothy
Usai Gundala, Pritt kini tengah mempersiapkan diri untuk beberapa proyek film lainnya. Dua di antaranya adalah film komedi bertema Natal dan Buya Hamka yang akan memulai syutingnya pada Oktober 2019 mendatang di Kairo, Mesir. Dalam film tersebut, Pritt Timothy berperan sebagai Agus Salim.
Sebagai aktor, Pritt Timothy tak mau setengah-setengah. Tak hanya rela melakukan perubahan fisik dengan memotong rambut, Pritt Timothy juga nggak segan mempelajari hal baru demi masuk dalam karakter yang ia mainkan. Seperti saat dirinya dipercaya memerankan Agus Salim dalam film Moonrise Over Egypt dan Buya Hamka. Meski memeluk keyakinan berbeda, namun ia tak segan untuk belajar agar bisa menjadi seorang imam dalam salat.
foto: Dok. Pribadi Pritt Timothy
"Saya mesti latihan, woh ternyata berat hahaha. Saya harus bisa melafalkan dengan Bahasa Arab. Ya ini kerja seni, nggak melihat agama dan suku," pungkas Pritt menutup obrolan dengan brilio.net siang itu.
Nah, kalau kamu masih penasaran dengan wawancara lengkap brilio.net dengan Pritt Timothy, simak langsung videonya di bawah ini.
Recommended By Editor
- Tayang Oktober 2019, film BEBAS ajak penonton bernostalgia
- 9 Potret Rynda Rezky, istri Tretan Muslim yang memesona abis
- Ria Irawan kembali berjuang melawan kanker, ini curahan hatinya
- Jarang terekspos, ini 7 momen Totos 'Jin Wani Piro' dan keluarga
- Masih ingat Inka juara pertama Mamamia? Ini 7 potret terbarunya