Brilio.net - Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut yang akan digelar pada 9 hingga 20 September 2024, semakin dekat. Berbagai persiapan sudah dilakukan oleh para atlet dari seluruh Indonesia untuk berlaga di ajang bergengsi ini.

Namun, di tengah gegap gempita persiapan tersebut, kabar mengejutkan datang dari keluarga Gen Halilintar, khususnya Saaih Halilintar. Adik Thariq Halilintar ini dinyatakan gagal mewakili Banten dalam cabang olahraga golf meskipun telah lolos kualifikasi.

Anak keenam dari keluarga Gen Halilintar ini awalnya masuk dalam daftar 16 atlet golf yang akan berlaga di PON 2024. Menurut keluarga, Saaih telah berlatih dengan sangat tekun meski di tengah jadwal syuting yang padat. Fateh Halilintar, adik Saaih, mengungkapkan bahwa sang kakak sering kali berlatih di tengah malam usai bekerja.

"Jam 11, 12, bahkan jam 1 pagi, dia masih latihan terus," ungkap Fateh dalam wawancaranya di Pagi Pagi Ambyar Trans TV.

Saaih Halilintar gagal wakili di PON © berbagai sumber

foto: Instagram/@saaihalilintar

Saaih juga mengakui dedikasinya dalam mempersiapkan diri untuk PON 2024. Di sela-sela kegiatan sehari-hari yang padat, ia tetap menyempatkan diri berolahraga dan berlatih fisik secara konsisten.

"Setiap aku bangun langsung lari untuk stamina, 30 sampai 1 jam, gym 1 jam, training 1,5 jam, kemudian beraktivitas dengan kewajiban lainnya, termasuk bisnis dan syuting," ujar Saaih.

Namun, meski usaha dan persiapan yang dilakukan sangat serius, Saaih akhirnya tidak bisa turut serta dalam PON XXI karena masalah administrasi. Manajer Tim PON Golf Banten, Paulus Rudy, menjelaskan bahwa Saaih dan beberapa atlet lainnya terlambat melengkapi persyaratan administratif yang telah disampaikan sejak Januari 2024.

"Persyaratan seperti KTP, Kartu Keluarga, BPJS, dan NPWP harus dilengkapi oleh para atlet. Namun, Saaih masih menggunakan KTP DKI Jakarta saat pengisian data awal, dan KTP serta KK dari Banten baru kami terima pada Maret," ungkap Paulus Rudy dikutip brilio.net dari YouTube SCTV, Minggu (8/9).

Saaih Halilintar gagal wakili di PON © berbagai sumber

foto: YouTube/SCTV

Masalah semakin rumit ketika hingga akhir Juli 2024, beberapa berkas penting seperti NPWP dan BPJS dari pihak Saaih belum lengkap. Rudy menambahkan bahwa pihaknya sudah mengingatkan Saaih dan timnya untuk segera menyelesaikan kelengkapan administrasi, namun respons yang didapatkan terlambat.

"Sedangkan dari pihak Saaih sampai tanggal 30 Juli ada WA saya, masih menanyakan 'Om apakah bisa NPWP-nya pakai orang tuanya?' Pertanyaan saya berarti, satu belum diurus, kedua saat itu juga saya menjawab, 'Maaf, Saaih belum bisa ikut PON karena tidak lolos sebagai administrasi'," jelas Paulus Rudy.

Keputusan untuk tidak memasukkan Saaih ke dalam daftar atlet PON Banten akhirnya dibuat pada 1 Agustus 2024, ketika SK resmi dikeluarkan oleh PB PON. Meski berkas NPWP dan BPJS dari pihak Saaih akhirnya diterima pada 1 Agustus, hal tersebut sudah terlalu terlambat untuk mengubah keputusan.

"Sedangkan, dari pihak Saaih sendiri tanggal 1 Agustus baru mengirimkan ke saya, ada buktinya juga, NPWP dan BPJS-nya. Ya, saya sudah bilang, 'Sudah telat, mohon maaf. Saya tidak berani mengambil risiko dengan menyertakan pemain yang syaratnya tidak terpenuhi karena itu juga berisiko untuk tim karena kita ada main tim. Apalagi Banten hanya meloloskan dua atlet putra'," tegas Paulus Rudy.

Saaih Halilintar gagal wakili di PON © berbagai sumber

foto: Instagram/@saaihalilintar

Meskipun kecewa, Paulus Rudy menyampaikan harapannya agar Saaih Halilintar tidak patah semangat dan tetap melanjutkan kariernya sebagai atlet golf.

"Mohon maaf buat Saaih dan timnya, saya berharap Saaih tidak putus asa. Perjalanan atletnya masih panjang," tutupnya.

Kegagalan Saaih Halilintar untuk berpartisipasi di PON XXI Aceh-Sumut 2024 menjadi pelajaran penting mengenai pentingnya kelengkapan administrasi dalam dunia olahraga. Meskipun kemampuan dan persiapan fisik seorang atlet sangat penting, aturan administratif juga tidak bisa diabaikan jika ingin berkompetisi di tingkat nasional.