Brilio.net - Dunia hiburan Tanah Air kembali berduka atas wafatnya komedian berbakat, Babe Cabita. Komika Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa (9/4) pada pukul 06.38 WIB di RS Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Kabar meninggalnya Babe Cabita mengejutkan publik, tak terkecuali rekan-rekan terdekatnya.

Sebelumnya, Babe sempat dikabarkan sakit dan kritis sehingga dilarikan ke rumah sakit pada Juni 2023 lalu. Awalnya, Babe mengira sakit yang dideritanya tersebut adalah DBD hingga leukemia atau kanker darah. Hingga ia sudah berpikiran untuk menjual barang-barang yang menjadi hobinya.

"Kan aku itu mikir, kalau kenapa-kenapa sampai parah, setidaknya aku sudah waktu sakit parah itu, aku udah sampai bilang sama istri jual semua hobi-hobi aku. Jual itu ada vespa, kan nggak bakal kamu urus," ujar Babe Cabita, dikutip brilio.net dari wawancara podcast Close The Door Deddy Corbuzier, Selasa (9/4).

perjuangan babe cabita hadapi anemia aplastik © 2024 brilio.net

foto: Instagram/@babecabiita

Babe Cabita berpikiran bahwa menjual barang-barang tersebut karena usianya tak lagi panjang. Gegara penyakitnya yang membuatnya kritis, dokter mengira bahwa sakit yang dideritanya adalah leukemia. Dugaan tersebut dikarenakan sel darah putihnya menyebar hingga di darah merah.

"Karena berpikirnya, wah bentar lagi ini aku. Jadi, dokter sempat mencurigai kalau aku leukemia. Dokter sempat mencurigai Leukemia, karena ciri-cirinya mengarah ke leukemia. Aku nggak ngerti lah, waktu dia ngambil pemeriksaan darah pertama, di darah tepinya itu ada darah putih. Kalau kata dokter darah putih itu di satu tempat aja. Ini dia kenapa bisa nyebar, dia kan ngambil sampel di tangan ini di tangan ditemukan darah putih itu. Jadi, dia menduga sepertinya leukemia," jelasnya.

Namun, setelah selesai masa-masa kritis, Babe harus menjalani pemeriksaan tulang sumsum. Dari hasil pemeriksaan tersebut, rupanya bukan leukemia. Melainkan anemia aplastik yang membuat seluruh darahnya turun.

"Tapi itu pun nanti ada pemeriksaan lanjut, sedot tulang sumsum. Itu ternyata hasilnya bukan leukemia, hasilnya anemia aplastik. (Kritisnya) Pada saat belum diketahui penyakit anemia aplastik itu. Awal mulanya masuk DBD, setelah itu, kalau DBD itu yang turun trombosit. Kalau aku semua turun, darah putih nol, HB enam, semua pada turun," ungkapnya.

perjuangan babe cabita hadapi anemia aplastik © 2024 brilio.net

foto: YouTube/Deddy Corbuzier

 

 

Saat mengalami masa-masa kritis, Babe mengakui jika badannya menggigil parah. Ketika tidur ia merasa berhalusinasi hingga bermimpi seperti didatangi oleh malaikat maut.

"Wah itu, tiap dua jam sekali aku menggigil. Menggigil yang parah. Dah gitu tidur nggak bisa, dah gitu tidur kayak halusinasi. Jadi aku sampai berpikir, oh, orang mau meninggal ngomongnya suka aneh-aneh. Kayak itu siapa yang dateng. Orang kan ngiranya malaikat maut," ungkapnya.

Namun, ia merasa jika demam 40 derajat celcius tersebut membuat dirinya berhalusinasi. Sehingga tidak bisa membedakan mana mimpi dan dunia nyata.

"Ternyata waktu aku sakit, menggigil dan tidur nggak tenang itu, halusinasi aku itu kayak ada orang dateng. Nanti, kayak mimpi sekelebat lewat, nanti mimpi lagi yang aneh. Antara sadar nggak sadar. Demam sampai 40 derajat lebih," imbuhnya.

Selama mengalami masa kritis, Babe Cabita diberi antibiotik oleh dokter hingga berkali-kali dalam sehari. Namun, belum ada obat yang bisa menangani sakitnya. Hingga di hari ketiga, dokternya berhasil menemukan antibiotik yang cocok untuk Babe yang membuatnya tidak demam lagi.

"Anemia aplastik itu penyakit yang disebabkan oleh autoimun. Jadi manusia kan normalnya imun mempertahankan kita dari penyakit. Imun aku itu menyerang tulang sumsum. Sehingga tulang sumsumnya itu tidak bisa menghasilkan tiga darah itu, hemoglobin, darah putih, trombosit, jadi turun terus," ungkap ayah dua anak tersebut.

perjuangan babe cabita hadapi anemia aplastik © 2024 brilio.net

foto: Instagram/@babecabiita

Untuk menangani penyakitnya, ia diberi obat autoimun oleh dokternya. Selain itu, ia lebih berhati-hati makan dan kembali aktif berolahraga. Nggak heran jika Babe Cabita mengalami penurunan berat badan karena menjaga pola hidupnya.

"Jadi aku sekarang lebih hati-hati kan, dalam makanan, olahraga, sekarang aku aktif lagi olahraga," ungkapnya.

Babe Cabita meninggal dunia di usia 35 tahun setelah berjuang melawan penyakit langka. Namun, penyebab meninggalnya Babe Cabita belum diketahui.

Pihak keluarga belum memberikan keterangan kepada awak media. Rencananya, pemilik nama asli Priya Prayogha Pratama dimakamkan di tempat pemakaman umum Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, setelah Salat Ashar.