Brilio.net - Kehilangan seorang ayah menjadi luka mendalam yang dirasakan Abidzar, putra mendiang Ustaz Jefri Al Buchori atau Uje. Umi Pipik, sang ibu, mengungkapkan bahwa Abidzar sempat menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian sang ayah dalam kecelakaan motor.

Dalam momen penuh emosi, Umi Pipik menceritakan bagaimana Abidzar merasa dirinya menjadi penyebab Uje naik motor pada malam kejadian. Trauma itu begitu membekas hingga membuat Abidzar menyalahkan setiap langkah kecil yang ia ambil sebelum kecelakaan terjadi. Momen terakhir sebelum kepergian Uje menjadi kenangan yang terus diingat oleh keluarga.

Saat itu, Abidzar hanya ingin membeli sepatu futsal, namun situasi berubah menjadi duka mendalam bagi semua orang yang mencintai sang ustaz. Umi Pipik mengenang saat Abidzar meminta dibelikan sepatu futsal karena yang lama sudah tidak muat. Ia pun mengajak Uje untuk ikut menemani Abidzar, tetapi sang ustaz menolak karena merasa lelah.

abidzar salahkan diri sendiri karena uje meninggal © 2024 brilio.net

 

"Jadi ketika dia kehilangan ayahnya dia terpukul. Dia sempat mungkin luka dalamnya tuh di situ. Ketika sebelaum kejadian meninggal, nih anak ngajakin beli sepatu futsal. Nyuruh saya 'Umi, belum punya sepatu futsal nih. Besok ada futsal, sepatunya udah kecil'. Saya bilang ajak almarhum (Uje) kan, ketika itu dia nyamperin abinya," kenang Umi Pipik.

Awalnya Uje menolak, Umi Pipik akhirnya membawa anak-anaknya pergi untuk membeli sepatu. Ia hanya ingin segera menyelesaikan belanja agar Uje tidak sendirian di rumah.

Namun, Uje sempat menelepon dan menyatakan ingin keluar menggunakan motor. Meski sudah diajak untuk pulang bersama menggunakan mobil, Uje tetap memilih untuk berkendara sendiri.

"Tapi akhirnya waktu masih nunggu mobil di lobi mau pulang, Uje nelpon mau naik motor. Ya nggak bisa dipaksa, saya bilang ini saya mau pulang kok, nanti naik mobil aja kalau mau jalan-jalan," ungkapnya.

abidzar salahkan diri sendiri karena uje meninggal © 2024 brilio.net

foto: Instagram/@abidzar73

Kejadian ini menjadi titik balik yang menyisakan rasa bersalah mendalam di hati Abidzar. Saat kabar duka itu datang, ia langsung merasa bahwa semua yang terjadi adalah kesalahannya.

"Kita nyampe rumah, dan malam dapat kabar itu. Abi itu syok, dia ketika ikut saya ke UGD waktu dikabarin sama supir kalau bapak nggak ada. Saya bilangnya karena nggak tahu, nggak ada itu maksudnya apa gitu," jelas Umi Pipik.

Umi Pipik juga menceritakan betapa hancurnya Abidzar ketika mengetahui ayahnya telah tiada. Ia bahkan sampai membenturkan kepalanya ke tembok sambil menyalahkan dirinya sendiri.

"Akhirnya saya ke sana, sudah posisi ditutup kain kan, terus Abi ngikut, jadi ketika udah dinyatakan meninggal Abi jeduk-jedukin kepalanya di tembok. Dia bilang ini gara-gara dedek, kalau dedek nggak ngajakin Umi beli sepatu mungkin Abi nggak pergi naik motor," ujar Umi Pipik penuh haru.

abidzar salahkan diri sendiri karena uje meninggal © 2024 brilio.net

foto: Instagram/@abidzar73

Melihat kesedihan mendalam yang dirasakan Abidzar, Umi Pipik mencoba menenangkan hati putranya. Apalagi, saat itu Abidzar masih berusia 12 tahun.

Abidzar menyesal dan menyalahkan diri sendiri ketika sang ayah meninggal. Umi Pipik selalu menegaskan kepadanya bahwa segala sesuatu sudah menjadi ketentuan Allah.

"Terus saya bilang, itu udah qodarullah, itu adalah caranya Allah, kalau memang Abi kamu milik Allah," pungkasnya.