Yoo Ah-in kini bisa bernapas lega setelah polisi memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus kekerasan seksual yang sempat mengganggu kehidupannya. Menurut laporan dari Soompi pada Kamis (19/9), pihak kepolisian telah menghentikan kasus ini pada 11 September lalu karena dinilai tidak ada cukup bukti untuk membawanya ke pengadilan.

Menariknya, polisi juga tidak memiliki rencana untuk melakukan investigasi ulang. Kasus ini pertama kali mencuat pada akhir Juli lalu, berawal dari laporan seorang pria yang dikenal sebagai A. Kepolisian Yongsan Seoul mengonfirmasi bahwa mereka menerima aduan dari A, yang merupakan pria berusia 30-an.

Seperti yang dilaporkan oleh Yonhap News, Yoo Ah-in diinvestigasi atas tuduhan "pemerkosaan imitatif," yang merupakan istilah hukum untuk kasus pemerkosaan antara sesama jenis. A mengklaim bahwa Yoo Ah-in telah melakukan penyerangan seksual terhadapnya pada 14 Juli 2024 lalu saat ia sedang tidur di sebuah apartemen di Yongsan, Seoul.

Menariknya, lokasi kejadian bukanlah tempat tinggal Yoo Ah-in maupun A. Selain itu, ada informasi bahwa ada pria lain yang berada di lokasi saat kejadian berlangsung. A memberikan kesaksian mengenai insiden tersebut pada 25 Juli dan dinyatakan negatif dalam tes narkoba.

Yoo Ah-in batal dihukum  2024 Instagram

foto: Instagram/@hongsick

Setelah pernyataan polisi dirilis, pengacara Yoo Ah-in segera mengeluarkan pernyataan bantahan. "Kami ingin mengklarifikasi bahwa aduan tersebut tidak benar," ujar pengacara sang aktor. Mereka juga meminta publik untuk tidak berspekulasi mengenai kehidupan pribadi Yoo Ah-in terkait dengan tuduhan ini.

Di tengah bergulirnya persoalan tersebut, agensi Yoo Ah-in, United Artists Agency, mengumumkan bahwa ayahnya, Uhm Young-in, meninggal dunia pada 7 Agustus 2024. Menurut laporan, ayah Yoo Ah-in telah lama berjuang melawan penyakit kronis yang kondisinya semakin memburuk.

Yoo Ah-in kini berada dalam tahanan setelah menjalani persidangan selama 11 bulan terkait pelanggaran Undang-Undang Pengendalian Narkotika. Pada 3 September, Pengadilan Distrik Pusat Seoul menjatuhkan hukuman satu tahun penjara, denda sebesar 2 juta won, dan perintah penyitaan sebesar 1,54 juta won terkait kasus ini.