Brilio.net - TNI Angkatan Laut (AL) akhirnya menemukan serpihan milik kapal dari KRI Nanggala-402. Hal ini menjadi titik terang dari rangkaian pencarian KRI Nanggala-402.

"Telah ditemukan beberapa kepingan yang diyakini bagian atau komponen dari kapal selam KRI Nanggala 402," ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dalam jumpa pers, Sabtu (24/4).

Menurut Yudo, serpihan itu telah ditemukan oleh tim pencari bersamaan dengan ditemukannya tumpahan oli. Serpihan dan barang milik KRI Nanggala 402 itu antara lain matras atau alas yang ada di kapal selam tersebut. "Ini alas yang biasa dipakai ABK KRI untuk salat," kata Yudo.

Kemudian, Yudo menegaskan, kemungkinan besar keretakan terjadi karena kapal selam KRI Nanggala-402 berada di kedalaman 850 meter. Berikut sederet pernyataan KSAL terkait kapal selam KRI Nanggala 402 yang serpihannya mulai ditemukan dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Minggu (26/4).

1. Ditemukan serpihan dan barang milik KRI Nanggala-402.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menyebut telah ditemukan beberapa kepingan yang diyakini bagian atau komponen dari kapal selam KRI Nanggala-402. Serpihan itu ditemukan bersamaan dengan ditemukannya oli yang ada di titik penyelaman dari KRI Nanggala-402.

Serpihan yang ditemukan dari KRI Nanggala-402, antara lain matras dan atlas yang seharusnya ada di dalam kapal selam. "Ini alas yang biasa dipakai ABK KRI untuk salat," kata Yudo.

Selain barang yang tadi, anggota TNI juga menemukan pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, grease atau pelumas periskop, sponge dan oli.

"Yang tengah ini pembungkus pipa pendingin, 2012 KRI Nanggala-402 pernah diperbaiki di Korea Selatan. Botol orange itu adalah grace untuk melumaskan periskop kapal selam. Sponge press room, harusnya lebar bentuknya lebar tapi ini ditemukan sudah kecil-kecil," sambung dia.

Selain itu, Yudo juga menjelaskan bahwa ada serpihan milik kapal selam KRI Nanggala -402 ditemukan di sekitar 2 mil dari lokasi kapal tersebut mulai menyelam. "Temuan (serpihan) ini ditemukan mengapung bersama tumpahan minyak, jaraknya 2 mil dari kapal tersebut menyelam," kata dia.

Yudo mengatakan, serpihan tersebut ditemukan tak lama setelah kapal selam KRI Nanggala 402 hilang kontak. KRI Nanggala-402 melakukan penyelaman sekitar pukul 4.30 WIB, dan barang-barang ini ditemukan tiga jam setelah KRI Nanggala-402 melakukan penyelaman.

Yudo mengaku saat itu tidak langsung diumumkan penemuan itu lantaran pihaknya masih ingin meyakini bahwa serpihan tersebut milik kapal selam KRI Nanggala 402.

"Karena terkena arus mungkin, pada saat jam 4.30 dia menyelam, ini ditemukannya sekitar jam 7, jam 8. Tapi ditemukannya bersamaan dengan temuan yang lain, tapi kami masih ingin meyakini ini yang kita temukan adalah milik kapal," kata Yudo.

Yudo mengatakan, karena serpihan tersebut diyakini milik kapal selam KRI Nanggala 402, maka pihaknya langsung menerjunkan KRI Rigel. "Sekarang sedang ditindaklanjuti oleh KRI Rigel," kata dia.


2. KRI Nanggala-402 diprediksi menyelam 850 meter.

fakta titik terang nanggala 402 Berbagai sumber

foto: Liputan6.com/Yandhi Deslatama

Berdasarkanbarang yang ditemukan, Yudo memprediksi bahwa KRI Nanggala-402 mengalami keretakan, dan bisa diprediksi bahwa KRI Nanggala-402 berada di kedalaman sekitar 850 meter di bawah lain.

"Yang masih melakukan pencarian di lapangan akan berjuang keras, karena pada kedalaman 850 yang terdeteksi, jadi sangat memiliki kesulitan tinggi," ujar Yudo.

Jika sesuai dengan prediksi dan KRI Nanggala-402 tenggelam di kedalaman 850 meter, maka pencarian akan sangat sulit dilakukan, tapi pihak TNI berjanji akan tetap berusaha untuk mencari KRI Nanggala-402 dengan sekuat tenaga.

"Sehingga dengan kesulitan ini kita tetap jalankan prosedur pengangkatan dan evakuasi. Demikian, semoga Tuhan beri jalan terbaik," kata Yudo.

Barang-barang yang ditemukan dan diduga menjadi milik KRI Nanggala-402 ini ditemukan bukan setelah barang itu mengambang di atas air, namun ketika kapal selam penyelamat mencari KRI Nanggala-402. "Barang-barang tidak akan terangkat keluar kapal apabila tidak ada tekanan atau terjadi keretakan di ujung torpedo," terang dia.


3. KRI Nanggala-402 dinyatakan subsunk.

Dari ditemukannya serpihan ini, Yudo menyatakan bahwa KRI Nanggala-402 sudah subsunk atau bahasa pada umumnya adalah dinyatakan tenggelam.

"Dengan adanya bukti otentik diyakini milik KRI Nanggala-402, sehingga saat ini kita isyaratkan dari submiss menuju fase subsunk. Kita tingkatkan menuju subsunk," kata dia.

Yudo yang bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto itu mulai memperlihatkan serpihan yang ditemukan pihaknya. Adapun barang-barang yang dimaksud di antaranya pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, pelumas teleskop kapal selam, alas yang biasa dipakai ABK untuk beribadah dan spon.

Setelah mendengar dari keterangan mantan anak buah kapal (ABK) Kapal Selam KRI Nanggala 402 dan beberapa komunitas kapal selam, dipastikan barang-barang tersebut milik kapal yang dijuluki monster laut tersebut.

"Dari kesaksian para ahli dalam hal ini adalah mantan-mantan ABK KRI Nanggala 402 dan komunitas kapal selam diyakini bahwa ini adalah barang barang milik KRI Nanggala 402," papar Yudo.


4. Ada bagian kapal yang bisa kedap air.

fakta titik terang nanggala 402 Berbagai sumber

foto: Instagram/@tni_angkatan_laut

Yudo menjelaskan bahwa di dalam KRI Nanggala-402 ada satu ruang atau tempat yang kedap udara dan tak bisa masuk air sama sekali. Dengan adanya ruang itu, Yudo berharap awak kapal bisa masuk ke ruangan itu dan sempat menutup ruang itu hingga para kru bisa selamat kalau KRI Nanggala-402 ditemukan.

"Masuknya air kemungkinan ada. Tapi ada kemungkinan air juga nggak masuk, karena ada bagian kabin-kabin yang air nggak bisa masuk. Jadi ada sekat-sekat di dalamnya. Jadi di dalam ruang itu ada bagian kompartemen yang pintunya kedap, diputar. Kemudian jika anggota sempat menutup, ada kemungkinan nggak kemasukan air," ungkap dia.


5. Jika listrik menyala, oksigen bisa bertahan selama lima hari.

Yudo menjelaskan, bahwa ada kemungkinan KRI Nanggala-402 masih bisa menyuplai oksigen. Hal ini karena jika listrik dari KRI Nanggala-402 nggak mati, maka oksigen di KRI Nanggala-402 masih ada untuk 5 hari.

Pernyataan terkait oksigen hanya bisa bertahan selama 72 jam atau 3 hari, itu adalah bila KRI Nanggala-402 tenggelam dalam keadaan black out.

"Saya sampaikan kemarin, 72 jam itu ketika kapal blackout. Tapi kalau nggak blackout, kalau ada listrik bisa sampai lima hari. Kita tidak bisa lihat apakah dia blackout atau engga. Soalnya pas masuk air lampunya masih menyala. Namun demikian kalau saat menyelam itu black out, kemampuan hanya 72 jam. Tapi kalau listrik hidup bisa tahan 5 hari," kata dia.


6. Siapkan penyelamatan atau evakuasi secara medis.

fakta titik terang nanggala 402 Berbagai sumber

foto: Instagram/@tni_angkatan_laut

Yudo menuturkan, sebagai pemimpin tertinggi TNI AL, dia sangat prihatin dengan peristiwa yang menimpa KRI Nanggala-402. Dia juga merasa sangat sedih ketika harus menyampaikan peningkatan fase dari submiss ke subsunk.

"Dengan pernyataan peningkatan fase dari submiss ke subsunk, saya selaku pemimpin AL turut prihatin, khususnya ke warga Hiu Kencana atas kejadian yang tidak kita harapkan semua," ungkap Yudo.

Meningkatnya fase dari submiss ke subsunk, Yudo menjelaskan bahwa kini penyelamatan atau evakuasi secara medis, untuk langsung menangani ABK yang bisa selamat dari peristiwa ini.

"Kita akan siapkan evakuasi medis terhadap ABK yang kemungkinan selamat, kita evakuasi. Kita melanjutkan proses berikutnya," tegas Yudo.


7. Kapal Malaysia MV Mega Bakti Tiba di Lokasi Pencarian KRI Nanggala 402

kapal penyelamat malaysia ber

foto: Twitter/@TDRM

Tim operasi SAR Angkatan Laut Diraja Malaysia telah tiba di lokasi pencarian kapal selam KRI Nanggala 402 pada Minggu (25/4). Mereka akan memulai operasi SAR menggunakan kapal MV Mega Bakti setelah menerima briefing dari TNI-AL, demikian dikutip dari laman Twitter resmi, Minggu (25/4).

Seperti dikutip brilio.net dari liputan6.com, pelayaran tim Malaysia ke lokasi pencarian disebut lebih cepat 3 jam 45 menit dari yang dijadwalkan, setelah melakukan keberangkaan pada 22 April 2021. Pihak TNI mengatakan bahwa lokasi pencarian KRI Nanggala yang semula berfokus di 9 titik akan ditambah hingga 16 titik menyusul kedatangan alutsista tambahan dari dalam dan luar negeri.

Pada Kamis 22 April pagi, Angkatan Laut Diraja Malaysia mengirimkan MV Mega Bakti untuk membantu pencarian Kapal Selam KRI Nanggala 402, serta melaksanakan salat hajat agar kapal segera ditemukan. MV Mega Bakti itu berangkat dari kota Kinabalu dan diprediksi tiba ke lokasi SAR pada 25 April 2021 jam 15.00.

Operasi SAR ini melibatkan 54 kru yang terdiri dari tujuh pegawai dan anggota Royal Malaysian Navy, serta dan tiga pegawai dan staf kedokteran Angkatan Tentara Malaysia, serta 44 kru MV Mega Bakti. Operasi ini diketuai oleh Komander Mohd Hairul Fahmy bin Yob dari Royal Navy selaku Coordinator Rescue Force (CRF).