Brilio.net - Presiden Joko Widodo memang dikenal sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja. Banyak yang mengatakan penampilan sederhana Jokowi mencitrakan sebagai sosok yang rendah hati. Tak hanya itu saja, Jokowi juga sangat mencintai produk lokal.

Kepribadiannya yang menyenangkan dari Jokowi menarik perhatian publik, tak hanya masyarakat di Indonesia saja, melainkan dari penjuru dunia lain.

Seperti yang diketahui, Jokowi beberapa kali disorot media internasional berpengaruh di dunia. Beberapa terobosan Jokowi dimuat dalam media tersebut. Dilansir dari merdeka.com, Jumat (5/7), masalah yang paling sering disorot adalah caranya dalam menangani terorisme hingga menjaga keberagaman di Indonesia.

Lalu media internasional mana saja yang kerap menyoroti Presiden RI, Joko Widodo? Berikut lansiran brilio.net dari merdeka.com, Jumat (5/7).

1. Majalah Time.

merdeka.com  2019 brilio.net

foto: merdeka.com

Wajah Jokowi muncul dalam "Person of the Year" di edisi TIME November 2014. Tentu ini menjadi suatu kebanggaan, pasalnya Jokowi menjadi orang Indonesia pertama masuk daftar ini, sekaligus yang pertama pula sanggup dua kali pula dinominasikan. Namanya muncul pada nominasi 2012 ketika baru saja terpilih sebagai Gubernur DKI.

Polling ini dipakai tim redaksi TIME sebagai acuan memilih tokoh dalam gelaran prestisius tersebut. Sejak dibikin pada 1927, cuma pemimpin berpengaruh atau manusia-manusia yang sudah melakukan penemuan besar terpilih sebagai sosok pilihan majalah terkenal terbanyak sejagat itu.

Adapun peluang Jokowi dinobatkan sebagai sosok pilihan untuk 2014 tidak terlalu besar. Dari sisi perolehan suara, presiden ke-7 RI ini cuma mendapat 1,9 persen dukungan. Bisa dikatakan masih jauh jika dibandingkan dengan Presiden Vladimir Putin (7 persen), memuncaki daftar nominasi atau Perdana Menteri India Narendra Modi (4,9 persen) yang menguntit di posisi kedua.

2. Majalah Ar-Rajol.

merdeka.com   2019 brilio.net

foto: Instagram/@jokowi

Dalam majalah Ar-Rajol yang terbit di Arab, Jokowi sudah muncuk dua kali. Pertama di edisi Mei 2019 dan kedua di Juli 2019. Di edisi terbaru, Jokowi berbicara tentang isu terorisme dan perbedaan di Indonesia yang tidak menimbulkan perpecahan.

Dalam cover atau sampul majalah tersebut tertulis jelas nama Jokowi dalam bahasa Arab dan aksara Arab. Di bawah cetakan nama itu, tertulis penggalan kutipan Presiden Joko Widodo sebagai berikut:

"Kami tidak pernah takut terorisme. Kami semua tidak ragu menghadapi terorisme. Adalah sebuah kegagalan yang luar biasa jika Negara dan Bangsa takut terhadap terorisme."

Duta Besar RI untuk Arab Saudi dan OKI, Agus Maftuh Abegebriel mengatakan Jokowi tidak hanya berbicara tentang isu terorisme, melainkan juga tentang kebanggaan akan kondisi Indonesia yang bhineka tunggal ika, atau berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Ar-Rajol sendiri dikenal sebagai majalah yang ditujukan untuk kalangan pembaca eksekutif. Majalah ini pertama kali terbit pada tahun 1992 silam di London, Inggris, dan kini terbit di bawah naungan Al Khaleejah, salah satu grup media besar Timur Tengah yang berbasis di Riyadh, Arab Saudi.

3. The New York Times.

merdeka.com  2019 brilio.net

foto: merdeka.com

Tak hanya itu saja, media Amerika Serikat The New York Times juga memuat tentang terpilihnya Jokowi yang dianggap membawa pengaruh bagi dunia. Dalam salah satu artikelnya yang berjudul With Joko Widodos Re-election, Indonesia Bucks Global Tilt Toward Strongmen pada 21 Mei 2019, Jokowi dikenal sebagai orang yang memiliki terobosan-terobosan hingga bisa dikenal dunia.

"Indonesia adalah negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, di bawah India dan Amerika Serikat. Dan demokrasi senantiasa memayungi keberagaman. Inilah salah satu potret Indonesia dalam liputan surat kabar The New York Times," tulis Jokowi di akun Instagramnya @Jokowi.

"Saya presiden dari seluruh Indonesia, dan demokrasi melindungi pluralisme. Pemerintahan saya adalah tentang harmoni dan menentang ekstremisme," kata Jokowi di media tersebut.

Jokowi menceritakan bagaimana kinerjanya untuk membangun infrastruktur yang tertinggal dan menyelesaikan masalah pertumbuhan ekonomi negara.

Dalam media tersebut, Jokowi menjelaskan bahwa sudah menyelesaikan lebih dari 1.100 mil jalan baru yang dibangun selama masa lima tahun pertamanya.

"Transportasi mungkin tidak seksi. Tetapi jika kita tidak memiliki infrastruktur yang baik, kita tidak bisa menjadi negara maju. Kami ketinggalan dalam infrastruktur jalan dan bandara, kata Jokowi.