Brilio.net - Masyarakat di dunia merayakan hari kasih sayang setiap tanggal 14 Februari. Hari kasih sayang itu disebut sebagai Valentine's Day.

Biasanya orang yang memiliki pasangan bakal memberikan hadiah berupa cokelat dan bunga. Hal ini sebagai simbol rasa cinta yang teramat dalam.

Namun apakah dengan perayaan Valentine artinya rasa cinta hanya setahun sekali? Tentu tidak demikian adanya. Ini hanya sebuah seremonial untuk saling berbagi kasih sayang.

Meski demikian, ada beberapa orang yang menilai negatif perayaan hari kasih sayang. Bahkan, mereka tak segan melakukan aksi penolakan. Berikut deretan aksi penolakan perayaan hari kasih sayang di beberapa daerah dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (14/2).

1. Aksi tolak perayaan Valentine di Bone, Sulawesi Selatan.

aksi tolak valentine istimewa

Sejumlah mahasiswa dari beberapa kampus di Kabupaten Bone, Selawesi Selatan, tergabung dalam Gerakan Menutup Aurat (GEMAR) Al-Insyirah mengadakan aksi longmarch sembari menggelar orasi. Mereka menilai tak layak pasangan yang belum resmi saling bertukar kasih sayang.



2. Aksi tolak hari kasih sayang di Lampung.

aksi tolak valentine istimewa

Sebagian anak muda di Lampung menggelar berbagai kegiatan bertajuk Gerakan Menutup Aurat pada 14 Februari untuk menolak perayaan Hari Valentine. Prima Amalia Putri, salah satu panitia pelaksana, menjelaskan acara itu akan dipusatkan di sekitar kawasan car free day di Bundaran Gajah Bandar Lampung, pada 14 Februari 2016.

3. Aksi tolak Valentine di Majalengka.

aksi tolak valentine istimewa

Ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Majalengka turun ke jalan tepat pada 14 Februari 2019. Valentine dianggap budaya barat, bukan budaya Indonesia.

"Kita hari ini bukan untuk membuat ricuh, kita hanya menyuarakan bahwa Valentine itu bukan budaya Arab, haram bagi umat Islam. Bukan juga budaya Indonesia," kata salah satu pelajar dikutip vidio.com.

4. Aksi simpatik menolak Valentine di Bogor.

aksi tolak valentine istimewa

Puluhan mahasiswa di Bogor menggelar aksi simpatik menolak perayaan Valentine di kawasan Tugu Kujang. Mereka membawa poster bertuliskan 'Wanita Solehah itu Dicintai dengan Akad, Bukan Cokelat' dan 'Valentine adalah maksiat berkedok kasih sayang'.

Kordinator aksi, Wendi menyatakan kasih sayang tidak harus selalu diperingati pada setiap 14 Februari. Namun, bisa setiap hari kepada siapapun yang dicintai, seperti saudara, orangtua, atau siapa saja yang berhak dikasihi.

"Cokelat dianggap sebagai simbol kasih sayang, padahal indentik dengan kemaksiatan," kata Wendi dikutip Liputan6.com.

Reporter: mgg/chatarina lia