Brilio.net - Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda ini menyimpan banyak cerita tentang pulau Jawa dan Sumatera. Para ahli memperkirakan pada masa purba, Gunung Krakatau menjadi penyambung antara Jawa dan Sumatra. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Gunung Krakatau mempunyai ketinggian hingga 2.000 meter di atas permukaan laut. Pantai yang mengitari pulau ini juga mencapai 11 kilometer panjangnya.
Gunung Krakatau mengalami ledakan hebat yang hanya menyisakan sebuah kawah besar dan diperkirakan terjadi pada tahun 416 Masehi. Tak hanya sekali, Gunung Krakatau ini juga meletus pada tahun 1883. Dampak dahsyatnya bahkan bisa terasa hingga ke India, Pakistan, Australia, dan bahkan Selandia Baru.
Letusan pertama ini juga memunculkan tiga pulau baru yang terbentuk setelah erupsi Gunung Krakatau. Pulau tersebut adalah Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang atau Pulau Rakata Kecil. Tak hanya itu, Pulau Anak Krakatau juga muncul karena aktivitas vulkanis pada tahun 1927. Uniknya, pulau ini terus tumbuh hingga mencapai 4-6 meter per tahun.
Seperti apa sih, pulau-pulau yang terbentuk setelah erupsi Gunung Krakatau? Dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Sabtu (29/12), berikut beberapa pulau yang terbentuk setelah erupsi Gunung Krakatau.
1. Pulau Rakata.
foto: google map
Pulau Rakata ini juga dikenal sebagai Pulau Krakatau Besar. Pulau yang terletak di selat sunda ini dikelola oleh Pemerintahan Kabupaten lampung Selatan. Daerah di sekelilingnya juga ditetapkan sebagai Cagar Alam Krakatau. Pulau ini banyak terdiri dari terumbu karang. Pulau ini juga bisa dikunjungi oleh wisatawan karena memiliki Laguna Cabe yang jadi wisata bawah air di Lampung.
2. Pulau Panjang (Pulau Rakata Kecil).
foto: google map
Pulau ini juga merupakan pecahan dari Krakatau saat erupsi. Pengunjung yang ingin melihat keindahan Gunung Krakatau bisa melihat dari dekat aktivitas vulkanik yang ada. Pulau Panjang ini juga banyak memiliki tanaman hijau yang tumbuh subur.
3. Pulau Sertung.
foto: google map
Pulau Sertung mendapat nama Verlaten Island dari Belanda. Namanya sendiri bermakna terabaikan atau tertinggal. Pulau ini sendiri hampir tidak ada aktivitas manusia di atasnya.
Saat letusan tahun 1883, pulau ini malah berkembang hingga 3 kali lipatnya. Tapi hampir semua dataran yang ada di pulau ini terkena abrasi hingga ke ukurannya yang sekarang.
4. Pulau Anak Krakatau.
foto: google map
Pulau Anak Krakatau ini hampir setiap hari selalu aktif. Aktivitas vulkanis seperti letusan kecil dan eksplosif membuat Pulau Anak Krakatau sulit didekati. Badang Konservasi Sumberdaya Alam Lampung Selatan sendiri menetapkan daerah ini sebagai Cagar Alam Krakatau. Menariknya, kawasan ini mempunyai ekosistem yang unik walaupun terisolir dari dunia luar. Informasi terakhir, pihak berwenang menaikkan status Gunung Anak Krakatau ini menjadi level III (Siaga).
Recommended By Editor
- 5 Letusan besar Anak Krakatau 1927-2018, total ribuan erupsi
- Evolusi Anak Krakatau pascaerupsi 1883, tumbuh 4 meter per tahun
- Kenapa senang selfie bahkan saat bencana? Ini penjelasan ilmiah
- 12 Foto lava pijar Gunung Anak Krakatau saat malam hari
- Prediksi jarak waktu tsunami menerjang jika Anak Krakatau erupsi