Brilio.net - Kasus pembunuhan satu keluarga sejak beberapa tahun terakhir menyita perhatian. Tersangka seolah tak pikir panjang untuk menghabisi nyawa pasangan suami istri dan anak-anaknya. Terungkap ada banyak motd dari perbuatan keji ini.
Dari banyaknya kasus pembunuhan satu keluarga, beberapa alasan yang sering diungkapkan pelaku adalah persoalan sakit hati, balas dendam, atau ingin mengambil harta korban.
Duka ini tentu meninggalkan luka mendalam bagi kerabat dekat korban. Terlebih bila pelaku pembunuhan tersebut anggota dekat sang korban.
Berikut brilio.net telah rangkum dari berbagai sumber, kasus-kasus sadis pembunuhan satu keluarga yang terjadi di Indonesia, Sabtu (17/11).
1. Kasus pembunuhan keluarga di Pulomas di Jakarta Timur.
foto: merdeka.com
Tanggal 27 Desember 2016, warga Pulomas, Jakarta Timur digegerkan dengan penemuan 11 orang di sebuah kamar mandi di rumah nomor 7A di Jalan Pulomas Utara, Jakarta Timur. Setelah cukup lama disekap dan mengakibatkan kekurangan oksigen, 6 orang tewas di ruangan berukuran 1,5 m x 1,5 m tersebut.
Korban adalah pemilik rumah Dodi Triono (59) dan dua putrinya Diona Arika (16) dan Dianita Gemma (9). Motif pelaku pembunuhan adalah tergiur harta. Dua pelaku yakni Ridwan dan Erwin berhasil ditangkap dan divonis hukuman mati. Sedangkan pelaku lain Ramlan mati ditembak mati karena mencoba melawan saat akan ditangkap polisi.
2. Kasus pembunuhan orangtua dan istri di Cirebon.
foto: liputan6.com
Kasus pembunuhan yang terjadi pada satu keluarga di Kelurahan Pasalakan, Kecamatan Sumber, Cirebon, Jawa Barat ramai jadi perbicangan publik. Pasalnya pelaku pembunuhan adalah sang kepala keluarga. Pelaku bernama Agus (38) dengan tega mengabisi nyawa anggota keluarganya.
Korban yang meninggal yakni ibu pelaku Sumarni (64) dan istri pelaku Rawiyah (33). Tiga hari sebelum kejadian, tetangga sempat mengungkapkan jika Agus sibuk mengasah pisaunya. Banyak rumor yang menyebutkan motif Agus membunuh anggota keluarganya karena alasan warisan. Di keluarga, Agus mendapatkan warisan yang paling sedikit dari orangtuanya. Sehingga dirinya merasa tak terima.
3. Kasus pembunuhan majikan di Banda Aceh.
foto: merdeka.com
Hanya karena sakit hati atas sebuah ucapan, Ridwan secara sadis membunuh majikan dan keluarganya. Korban adalah Tjie Sun alias Asun (48), istri Asun, Minarni (40) dan anak Asun, Calliestos NG (8). Ridwan menghabisi nyawa majikannya dengan cara menggorok leher korban di ruko milik korban. Akibat pembunuhan berencana ini, Ridwan dituntut hukuman mati oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Banda Aceh.
4. Kasus pembunuhan sekeluarga di Sumatera Utara.
foto: merdeka.com
Bermula dari kalimat, 'Pasukan Gajah wes teko' atau 'pasukan gajah datang', Agus Hariadi tega menghabisi nyawa Muhajir (49), istrinya Suniati, dan putranya M. Solihin (12). Agus mengaku menyimpan dendam kepada Suniati sering mengejeknya dengan sebutan pasukan gajah lantaran bertubuh besar.
Agus beraksi tak sendiri. Ia mengajak teman lainnya berinsial R untuk melancarkan rencananya. Kronologinya, Agus kala itu datang ke rumah Muhajir untuk meminjam uang. Setelah Muhajir mengambil uang, Agus tiba-tiba memukul kepala Muhajir dengan gagang pistol.
Kemudian pelaku membawa Muhajir, anak dan istri korban yang saat itu masih hidup untuk dibuang ke Sungai Belumai, Tanjungmorawa. Selang beberapa hari, Muhajir ditemukan tewas di Sungai Blumei. Jasad putranya Solihin ditemukan 3 hari kemudian di sungai yang sama. Sedangkan istrinya ditemukan mengapung di perairan laut Batu Bara.
5. Kasus pembunuhan sekeluarga di Bekasi.
foto: liputan6.com
Baru-baru ini, kasus pembunuhan satu keluarga warga Jalan Bojong Nangka 2 RT 3 RW 7, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi tengah jadi sorotan publik. Polisi mengidentifikasi korban bernama Diperum Nainggolan (38), Maya Ambarita (37) dan dua anaknya berinisial S (7) dan A (7).
Hanya butuh tiga hari, polisi menemukan tersangka bernama Haris Simamor di wilayah Garut, Jawa Barat. Tersangka pembunuhan masih kerabat korban. Seperti diketahui Haris merupakan adik dari istri Diperum Nainggolan. Ia juga kerap bermalam di rumah korban.
Haris melakukan aksi kejinya menggunakan linggis. Haris mengungkapkan motif pembunuhan terhadap keluarga Diperum lantaran sakit hati karena kerap dimarahi korban.
"Sering dimarahi (motifnya)," ungkap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono.
Recommended By Editor
- Dalam tiga jam donat yang dijualnya ludes, alasannya bikin haru
- Gagal capai target penjualan, perusahaan hukum karyawan makan kecoak
- 4 Fakta Ronaldinho yang kini bangkrut, isi rekeningnya miris
- Ini efek ditimbulkan saat orang tua sering berlaku kasar ke anak
- Pakai lensa kontak saat Hallowen, nasib gadis ini berujung apes