5 Pesta seks ngawur di Indonesia yang pernah digerebek polisi

Brilio.net - Sebagai negara yang menganut adat ketimuran, seks bebas seharusnya bukan menjadi bagian dari budaya di Indonesia. Namun belakangan ini, banyak kasus tentang terjadinya pesta seks yang terjadi di beberapa kota di Indonesia. Kelakuan amoral tersebut jelas membuat prihatin banyak kalangan.

Polisi sebagai garda terdepan penegak hukum mau tak mau harus bertindak tegas. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (23/5), berikut lima kasus pesta seks ini berhasil digerebek oleh kepolisian.

1. Pesta seks homoseksual di tempat fitnes di Jakarta.

Tim Jatanras dan Resmob Polres Jakarta Utara, Minggu (21/5) sekitar pukul 19.30 WIB, menggerebek pesta seks homoseksual di PT Atlantis Jaya Ruko Kokan Permata Blok B 15-16 Kelapa Gading RT15/RW03, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara. Di tempat yang digunakan untuk fitnes dan spa tersebut, polisi menangkap 141 orang yang terlibat dalam pesta bertajuk The Wild One itu.

2. Pesta seks belasan remaja di Nganjuk, Jawa Timur.

Sebanyak 16 orang ditangkap polisi pada 26 Juli 2015 lalu terkait pesta seks dan miras yang dilakukan di sebuah rumah kontrakan di Loceret, Nganjuk, Jawa Timur. Kepada pemilik kontrakan, penyewa mengatakan rumah itu disewa untuk menginap tamu yang rencananya akan menghadiri pesta pernikahan di Puyang.

3. Pesta seks homoseksual di Surabaya.

Sejumlah 14 pria ditangkap polisi saat kedapatan menggelar pesta seks kaum homoseksual di hotel di daerah Surabaya, Minggu dini hari (30/4) lalu. Untuk bisa bergabung dalam pesta tersebut, setiap orang harus membayar Rp 50 ribu sampai 100 ribu.

4. Pesta seks dan miras di Manado.

Sebanyak 29 mahasiswa ditangkap aparat kepolisian pada Kamis 18 Juni 2015 karena diduga menggelar pesta miras dan seks di sebuah bangunan bekas tempat karaoke di Manado. Dari tempat kejadian perkara diamankan juga sejumlah kondom dan tisu magic.

5. Pesta seks di Kalibata City, Jakarta.

Pesta seks kaum homoseksual juga pernah terjadi di Apartemen Kalibata City pada 27 November 2016 lalu. Kegiatan itu digerebek polisi atas laporan anggota ormas yang curiga adanya aktivitas terlarang di salah satu kamar. Dari penggerebekan tersebut turut disita kondom, obat HIV, dan beberapa kertas undian permainan.