Brilio.net - Aksi teroris di Indonesia masih cukup banyak. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencatat sepanjang tahun 2016-2017 terjadi sebanyak 6 kali aksi teror. Data ini memang menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Misalnya tahun 2002-20015 terdapat 1.400 kasus teror.
Banyak pelaku teror ditangkap oleh Densus 88. Dari sejumlah teroris yang berhasil ditangkap, ada beberapa yang kemudian memilih untuk bertaubat dan tidak lagi menganut faham radikal kekerasan. Malah, mereka kemudian ikut memerangi aksi teror di Indonesia. Berikut 5 teroris yang memilih bertaubat, yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber.
1. Abdurahman Ayub
Dia adalah alumni Majelis Terorisme Afganistan. Pernah menjabat sebagai Penasihat Gubernur IV Jemaah Islamiyah (JI) dari Australia.
Setelah keluar dari JI, Ayub bergabung dengan Lembaga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT) sebagai pakar. Rekan-rekannya dari jaringan Jamaah Islamiyah masih saja sering melancarkan teror dan kecaman kepadanya dan keluarganya.
2. Sofyan Tsauri.
Ia adalah memasok senjata ke kelompok Dulmatin. Dulmatin sendiri menjadi buronan internasional sebelum tewas dalam penggebrekan di Pamulang, Tangerang Selatan, pada 9 Maret 2010.
Sofyan sempat dijatuhi hukuman penjara 10 tahun penjara, awal 2011. Dia hanya menjalani setengah dari vonis dan dibebaskan awal 2016. Kini ia sudah tak lagi terlibat jaringan radikal. Kini ia aktif dalam program pemerintah deradikalisasi.
3. Nasir Abbas.
Ia adalah guru dari Imam Samudra serta guru dari para teroris lainnya di Asia. Ia banyak menciptakan camp latihan bagi para pemuda. Kini membantu BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme).
4. Ali Fauzi Manzi
foto: Twitter/@agussalimsaid (Ali Fauzi/kanan)
Mantan teroris Ali Fauzi Manzi, mendirikan sebuah yayasan di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan. Yayasan bernama Lingkar Perdamaian ini akan mendidik anak-anak, janda, serta para istri yang suaminya masih dipenjara karena kasus terorisme.
Ia adalah adik kandung terpidana mati Bom Bali, Amrozi, dan terpidana seumur hidup Ali Imron. Pada 1998, Ali ditunjuk sebagai kepala instruktur perakitan bom Jamaah Islamiyah (JI) Wakalah (wilayah) Jawa Timur.
5. Ali Imron
Ali Imron adalah bomber bom Bali. Ia dipidana seumur hidup oleh pengadilan karena dianggap ikut merencanakan dan meledakkan bom di Legian, Kuta, Bali.
Kini ia membantu kepolisian untuk membongkar kasus-kasus terorisme di Indonesia.