Brilio.net - Menduduki posisi sebagai pejabat negara merupakan suatu kebanggaan bagi sebagian orang. Apalagi, jabatan itu merupakan posisi yang strategis. Bagi seseorang yang masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan pejabat, tak jarang ia ditunjuk untuk mengisi posisi jabatan lain.
Penunjukkan tersebut sangat dimungkinkan apabila pejabat yang bersangkutan memiliki posisi dan wewenang yang tinggi, seperti halnya jabatan presiden. Pengangkatan anggota keluarga sebagai pejabat negara oleh seorang presiden biasa dikenal dengan istilah nepotisme.
Tahukah kamu, sejumlah presiden di berbagai negara ternyata pernah mengangkat anggota keluarganya sendiri untuk menjadi pejabat negara. Tak jarang, penunjukkan tersebut memicu kontroversi dari publik karena dianggap hanya bagi-bagi jabatan kepada orang yang tak memiliki kapasitas.
Lantas siapa saja presiden yang pernah melakukan hal tersebut? Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (16/7), berikut 6 presiden yang pernah menunjuk anggota keluarganya sebagai pejabat negara.
1. Jair Bolsonaro.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada Jumat lalu mengumumkan bahwa dia akan menunjuk putranya sebagai Duta Besar Brazil untuk Amerika Serikat. Sang anak, Eduardo Bolsonaro, saat ini menjabat sebagai anggota kongres federal. Dia menyampaikan kepada wartawan, akan menerima penunjukkan tersebut jika memang dicalonkan. Ayahnya mengatakan sebelumnya bahwa penunjukan itu akan bergantung pada persetujuan putranya.
"Jika itu tugas yang diberikan oleh presiden, saya akan menerima," kata Eduardo dikutip brilio.net dari merdeka.com yang melansir The Guardian.
2. Donald Trump.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menunjuk menantunya, Jared Kushner sebagai penasihat senior Gedung Putih. Jabatan tersebut diberikan usai dia menunjukkan kemampuannya masuk ke dalam Gedung Putih dengan cara legal.
Pengusaha properti dan penerbit majalah yang saat ini masih usia 36 tahun ini dinobatkan sebagai anggota termuda di Gedung Putih. Dia nantinya bekerja sama dengan Kepala Staf Gedung Putih, Reince Priebus dan Kepala Strategis, Steve Bannon.
"Jared merupakan aset berharga dan penasihat terpercaya untuk kampanye kemarin dan saya bangga memiliki dia sebagai kunci kepemimpinan saya dalam bidang administrasi," ujar Trump seperti dikutip dari Channel News Asia.
Menantu Trump ini rela menanggalkan jabatannya untuk melayani dalam pemerintahan. Meski demikian, ada dugaan terpilihnya Kushner sebagai penasihat pemerintahan terkait dengan nepotisme.
Karenanya, suami Ivanka sudah menyewa tim hukum jika ada yang menggugatnya. Tindakan Trump ini bertentangan dengan undang-undang federal, di mana seorang Presiden dilarang untuk mempekerjakan kerabatnya di lingkungan pemerintahan. Peraturan ini dikeluarkan setelah Presiden John F Kennedy menunjuk kakaknya sebagai Jaksa Agung. Sama dengan suaminya, Ivanka Trump juga menjabat penasihat kepresidenan.
Putri pertama Donald Trump itu dikatakan tidak akan menerima gaji sebagai pegawai Gedung Putih. "Kami dengan bangga menyatakan Ivanka Trump telah terpilih untuk mengambil peran ini sebagai putri sulung dan untuk mendukung presiden," kata pernyataan Gedung Putih, seperti dilansir Stasiun televisi Aljazeera, Kamis (30/3/2017).
Dua bulan sejak ayahnya menjadi presiden, Ivanka secara rutin hadir di Gedung Putih dan punya kantor sendiri di sana.
3. Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menunjuk Berat Albayrak yang merupakan menantunya sebagai Menteri Keuangan pada 2018 silam. Penunjukkan Berat Albayrak dilakukan usai Erdogan disumpah sebagai presiden selama lima tahun.
Pemilihan Albayrak yang telah menjabat sebagai menteri energi sejak 2015, mengguncang pasar. Nilai mata uang Lira Turki anjlok 2 persen. Albayrak digadang-gadang akan menggantikan Mehmet Simsek pakar ekonomi senior, yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri di pemerintahan sebelumnya.
Selama kampanye pemilihan, Erdogan berulang kali menyatakan bahwa ia akan lebih aktif dalam bidang ekonomi. Ia ingin menggunakan kekuatan baru untuk mendorong negara lebih maju.
Analis dan investor asing mulai cemas atas kemandirian bank sentral negara.
Taner Berksoy, seorang profesor ekonomi dan kolumnis, mengatakan penurunan suku bunga akan menjadi prioritas yang jelas bagi pemerintah baru.
"Saat ini, tingkat bunga riil tidak cukup untuk menurunkan inflasi dan kami belum melihat apa yang akan dilakukan oleh para ekonom di kabinet," katanya kepada Aljazeera.
"Namun, tingkat suku bunga akan menunjukkan penurunan dalam hal apapun, karena risiko ekonomi yang dirasakan Turki akan turun secara bertahap setelah pelantikan".
Tapi Berksoy menambahkan bahwa penurunan suku bunga "juga akan tergantung pada seberapa banyak pemerintah baru melakukan campur tangan dalam kebijakan Bank Sentral".
Erdogan memulai masa jabatan barunya menghadapi berbagai tantangan ekonomi, termasuk meningkatnya suku bunga dan inflasi serta nilai mata uang Turki yang sangat terdevaluasi terhadap dolar AS.
Selama kampanye, Albayrak mengatakan bahwa nilai mata uang Turki yang anjlok adalah hasil dari 'operasi pihak asing' yang bertujuan menjatuhkan pemerintah.
4. Gugbanguly Berdymukhammedov.
Gugbanguly Berdymukhammedov, Presiden Turkmenistan menunjuk putranya, Serdar yang berusia 36 tahun sebagai wakil menteri luar negeri pada Maret lalu. Sebelumnya, Serdar merupakan anggota Komite Hukum Parlemen sejak tahun 2017.
Sebelum menjadi anggota parlemen pada November 2016, Serdar adalah kepala divisi informasi Kementerian Luar Negeri. Sejumlah pengamat mengkritik, penunjukkan Serdar adalah rencana Gurbanguly untuk mencari presiden pengganti dirinya kelak.
5. John F Kennedy.
Presiden Amerika Serikat John F Kennedy pernah menujuk adiknya, Robert Kennedy sebagai Jaksa Agung periode 1961 hingga 1964. Tak hanya itu, Robert juga ditunjuk sebagai penasihat politik Kennedy. Penunjukkan Robert memicu kontroversi karena dia dianggap terlalu muda dan tak berpengalaman.
Pada akhirnya Robert mampu menunjukkan kemampuannya dan mendapat banyak pujian karena berhasil membela hak asasi, mengurangi kriminalitas, dan memberi kaum miskin akses terhadap hak-hak hukum mereka.
6. Soeharto.
Penunjukkan anggota keluarga sebagai pejabat negara juga pernah dilakukan oleh Presiden Indonesia, yakni Soeharto. Ia pernah menunjuk putrinya, Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut sebagai Menteri Sosial dalam Kabinet Pembangunan VII di era 1998.