Brilio.net - Nasib tragis menimpa beberapa siswa MTs Harapan Baru, Cijantung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Pada Jumat (15/10) sejumlah siswa Madrasah Tsanawiyah tersebut tengah mengikuti kegiatan susur sungai di sungai Cileueur, Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
Saat kegiatan sedang berlangsung, arus sungai yang semula dalam kondisi tenang menjadi kuat dan cenderung tidak jelas sehingga membuat 11 siswa hanyut tersapu aliran sungai Cileueur. Dilansir dari merdeka.com, pencarian pun dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD Ciamis, Basarnas, TNI-Polri, dan dibantu masyarakat sekitar sejak Jumat sore.
Dalam proses pencarian tersebut, satu per satu jasad korban tenggelam berhasil ditemukan dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciamis. Dari kejadian tersebut, 11 siswa pun dinyatakan meninggal dunia. Proses evakuasi berjalan dramatis dengan diiringi doa dari warga yang menyaksikan. Berikut 7 fakta susur sungai Ciamis, dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Minggu (17/10).
1. Berawal dari kegiatan membersihkan sungai.
foto ilustrasi: freepik.com
Kejadian tersebut bermula saat para siswa MTs Harapan Baru Cijantung mengikuti kegiatan pramuka susur sungai di sungai Cileueur, Ciamis. Sekitar pukul 14.00 WIB rombongan berangkat dari sekolah menuju lokasi susur sungai.
Kegiatan pun diawali dengan membersihkan sampah di area sungai. Saat itu mereka diketahui melintas di jalur sungai yang cukup tenang. Namun saat melewati wilayah sungai Leuwi Ili, para siswa tiba-tiba tenggelam.
Dilansir dari antaranews.com, akibat dari kejadian tersebut sebanyak sebelas siswa MTs Harapan Baru dinyatakan tewas tenggelam dan dua siswa lainnya dinyatakan kritis.
2. Tenggelam di pertemuan dua arus sungai.
foto ilustrasi: freepik.com
Dilansir dari Liputan6.com, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya yang mengikuti langsung pencarian korban mengatakan, berdasarkan keterangan pihak sekolah, kegiatan susur sungai bukan hal baru bagi siswa baru MTs harapan baru.
“Sebetulnya rutin dilaksanakan MTs Harapan Baru di Pesantren Cijantung Ciamis,” ujarnya, Jumat (15/10) petang.
Saat itu kondisi debit air sungai sebetulnya terbilang tenang. Namun tidak jauh dari lokasi terdapat pertemuan dua arus sungai yang memungkinkan terjadinya arus cukup kuat di lokasi itu.
“Pusarannya cukup dalam, dan 11 jenazah yang ditemukan juga dalam satu titik,” jelas Herdiat.
Para siswa tersebut tidak mengetahui jika di kawasan tersebut terdapat pusaran air di bagian bawah, sehingga membuat peserta susur sungai tersebut tenggelam terbawa arus.
"Kondisi air mulanya tenang di permukaan, namun tanpa disadari di lokasi itu terdapat pertemuan dua arus sungai yang menimbulkan pusaran. Seluruh jenazah juga ditemukan di satu titik itu," terang Herdiat yang turut meninjau ke lokasi kejadian, Jumat petang
3. Dari 21 korban, 10 siswa berhasil diselamatkan.
foto: Liputan6.com
Dilansir dari antaranews.com, Kepala Kantor Basarnas Bandung Deden Ridwansah mengatakan laporan di lapangan siswa MTs Harapan Baru Ciamis yang berhasil dievakuasi sebanyak 21 orang, terdiri dari 10 orang selamat, dan 11 orang meninggal dunia.
"Jumlah korban 21 orang siswa siswi, selamat 10 orang, meninggal dunia 11 orang," kata Deden melalui keterangan persnya, Jumat malam.
Korban yang terakhir ditemukan pada pukul 20.30 WIB teridentifikasi seorang perempuan bernama Siti Zahra, korban tewas sebelumnya yakni bernama Aldo, Fatah, Candra Rizki, Alfian, Khansa, Dea Rizki, Aditya, Kafka, Fahrur, dan Fadzri
Sedangkan korban selamat yang harus menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis yakni bernama Yama dan Fasa.
Selanjutnya data korban yang diselamatkan warga belum diketahui identitasnya sebanyak delapan orang.
Deden menyampaikan timnya masih disiagakan di lokasi kejadian untuk memastikan tidak ada lagi korban yang tenggelam atau hilang dalam kejadian tersebut.
4. Kegiatan susur sungai melibatkan 150 siswa.
foto ilustrasi: freepik.com
Laporan di lapangan kegiatan itu melibatkan 150 siswa, mereka turun menyusuri sungai di Dusun Wetan, Desa Utama, Kecamatan Cijeunjing, Ciamis, Jumat siang. Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis Memet Hikmat mengungkapkan, ada 150 siswa yang mengikuti kegiatan susur sungai dan mereka didampingi oleh para guru.
Namun setelah kegiatan selesai, hanya ada 139 siswa yang kembali. BPBD yang menerima laporan kejadian tersebut kemudian menyusuri lokasi.
"Kalau korban selamat sempat dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan pertolongan. Kalau korban meninggal sama dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan awal," papar Memet Hikmat.
5. Kegiatan belum mendapatkan izin dan restu.
foto ilustrasi: freepik.com
Kegiatan susur sungai yang dilakukan oleh MTs Harapan Baru tersebut, rupanya belum mendapatkan izin dan restu dari pihak pesantren.
"Kami pihak pesantren tidak mengetahui mengenai kegiatan susur sungai itu walaupun lokasinya dekat dengan lingkungan pesantren," ujar Rifai salah satu pengurus pondok pesantren Cijantung.
Seperti diketahui mayoritas para korban susur sungai, merupakan santri dari Pesantren Cijantung. Namun saat kegiatan berlangsung, justru pihak pesantren belum mendapatkan informasi dari pihak sekolah.
"Dari seluruh korban tersebut semuanya merupakan santri dan santriwati dari pondok pesantren Cijantung," jelas Rifai.
Selain itu, pihak kepolisian juga mengaku tak mendapatkan laporan kegiatan susur sungai sebelum kejadian tersebut terjadi. Kapolres Ciamis AKBP Wahyu Broto mengatakan, pihaknya tidak menerima laporan mengenai adanya kegiatan susur sungai dari MTs Harapan Baru. Wahyu mengaku baru mengetahui adanya kegiatan ini setelah 11 siswa MTs meninggal saat kegiatan tersebut.
"Tak ada laporan sebelumnya rencana kegiatan susur sungai dari MTs Harapan Baru. Kami baru mengetahui saat kejadian (siswa) hilang sampai ditemukan meninggal malam ini," kata Wahyu.
6. Ridwan Kamil minta Bupati dan Kemenag mengevaluasi kegiatan susur sungai.
Akibat peristiwa yang dialami 11 siswa MTs Harapan Baru, Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat akhirnya meminta Bupati Ciamis dan Kementerian Agama (Kemenag) Jabar mengevaluasi kegiatan cinta alam yang berisiko. Dilansir dari Liputant6.com, hal tersebut disampaikannya sebagai respons atas jatuhnya korban meninggal dunia pasca susur sungai di Sungai Cileueur, Desa Utama, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
"Saya sudah meminta Bupati Ciamis dan Kemenag Jawa Barat agar betul-betul mengevaluasi kegiatan-kegiatan cinta alam yang berisiko melalui pengetatan standar keamanan dan keselamatan yang maksimal," kata Ridwan Kamil.
7. Ridwan Kamil memberikan santunan Rp 25 juta untuk keluarga korban.
foto: Instagram/@ridwankamil
Untuk meringankan beban keperluan orangtua korban, Ridwan Kamil memberikan santunan sebesar Rp 25 juta. Ridwan Kamil mengakui, santunan yang diberikan tidak dapat menggantikan seseorang yang kehilangan namun dapat meringankan apa pun yang sedang dihadapi.
"Saya merasakan perasaan orang tua korban yang kehilangan anaknya," tuturnya.
Ridwan pun meminta pihak sekolah dapat bertanggung jawab atas kejadian tersebut dan dapat menjadikan bahan evaluasi dan diambil hikmahnya.
Saat ini pihak kepolisian sudah menangani kasus tersebut dan meminta menunggu hasilnya, apakah human error atau hal lain, dan menunggu proses hukum sesuai peraturan yang berlaku.
"Kehilangan satu nyawa itu tidak bisa tergantikan oleh apapun apalagi sekarang jumlahnya tidak sedikit," ungkap Ridwan Kamil.
Recommended By Editor
- Rela iuran beli HP untuk teman, aksi para mahasiswa ini bikin salut
- Antimainstream, pria ini wisuda 'didampingi' Rossa dan Vidi Aldiano
- Aksi emak-emak taklukan tanjakan tinggi, bikin salut plus deg-degan
- Viral pengantin wanita pakai emas 60 kilogram, susah gerak
- Bertemu pengusaha kaya asal Samarinda, kakek Suhud ketiban rezeki