Brilio.net - Rabu pagi tadi (23/10) Presiden Joko Widodo telah mengumumkan susunan Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Beberapa wajah lama terlihat kembali diperkenalkan pada pengumuman tersebut. Beberapa lainnya merupakan wajah baru yang datang dari partai politik dan juga profesional.
Pada pengumuman Kabinet Indonesia Maju ini ada beberapa kejutan. Beberapa prediksi pengamat dan juga masyarakat Indonesia meleset. termasuk diperkenalkannya Erick Thohir, Wishnutama dan Nadiem Makarim sebagai menteri. Padahal ketiga tokoh tersebut sempat mengaku tidak tertarik untuk dimasukkan ke jajaran menteri.
Selain itu, ada beberapa nama yang diprediksi bakal bertahan namun hingga diumumkan batang hidungnya bahkan tak tampak di Istana Merdeka. Ada beberapa menteri petahana yang diprediksi menjabat lagi, tapi faktanya tidak dipilih kembali oleh Jokowi.
Berikut ini deretan kejutannya seperti brilio.net lansir dari merdeka.com, Rabu (23/10).
1. Susi Pudjiastuti tak jadi menteri.
Dari 38 nama menteri yang diumumkan Presiden Jokowi, rupanya tidak ada Susi Pudjiastuti yang merupakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan. Padahal prestasi Susi selama menjadi menteri dinilai banyak pihak cukup mencolok dan baik.
Tak masuknya Susi menjadi trending topic di Twitter dengan hastag #WeWantSusi. Warganet pun mengeluhkan hal tersebut. Hingga saat ini, #WeWantSusi dan Bu Susi masih menjadi trending topic di twitter. #WeWantSusi telah dicuitkan sebanyak 57.300 kali, sementara Bu Susi sebanyak 14.800 cuitan.
Adapun saat ini jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan kabinet Jokowi diisi oleh politisi Gerindra, Edhy Prabowo.
2. Menag bukan dari NU.
Selama ini posisi Menteri Agama identik dari kader Nahdlatul Ulama (NU). Jika dilihat dari sejarah beberapa kali tokoh NU menjabat sebagai Menteri Agama. Sebelumnya Menteri Agama dijabat Lukman Hakim Saifuddin pada kabinet Jokowi periode pertama. Kemudian ada Suryadharma Ali era Presiden SBY. Kemudian ada Prof Dr Said Agil Husin Al Munawar era Presiden Gus Dur.
Namun, di era kedua kepemimpinan Jokowi, kursi Menteri Agama kini diduduki oleh Jenderal (Purn) Fachrul Razi.
3. Menteri Pendidikan bukan dari Muhammadiyah.
Di periode kedua Jokowi kursi Menteri Pendidikan diisi oleh Nadiem Makarim. Sementara itu, Muhadjir Effendy yang sebelumnya menjadi Menteri Pendidikan kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Menteri Pendidikan identik dengan kader Muhammadiyah. Sebab, Muhammadiyah yang memiliki banyak sekolah dan lembaga pendidikan konsen pada bidang itu. Sebelumnya Menteri Pendidikan di era periode pertama Jokowi, diisi kader Muhammadiyah seperti Muhadjir Effendy, Anies Rasyid Baswedan, yang menjabat di era Presiden SBY.
4. Tito Karnavian jadi Mendagri.
Secara mengejutkan Tito Karnavian mengundurkan diri sebagai Kapolri. Selepas tak menjadi Kapolri, Tito diangkat Presiden Jokowi sebagai Menteri Dalam Negeri menggantikan Tjahjo Kumolo yang kini menjabat sebagai Menpan RB.
5. Menteri Agama dari pensiunan Jenderal TNI.
Untuk pertama kalinya Menteri Agama dijabat Jenderal (Purn) Fachrul Razi. Di periode kedua ini Jokowi memberi tugas kepada Fachrul Razi untuk mengurus pencegahan radikalisme. "Bapak Jenderal Fachrul Razi sebagai Menteri Agama," ujar Jokowi yang membacakan nama menteri sembari duduk di Tangga Istana Merdeka, Rabu (23/10).
"Ini untuk urusan berkaitan radikalisme, ekonomi keumatan dan terutama haji," kata Jokowi.
6. Menko Polhukam dari sipil.
Mahfud MD baru saja dilantik sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Indonesia. Seperti diketahui kali ini Menko Polhukam dijabat dari kalangan sipil. Sebelumnya Menko Polhukam selalu dijabat dari kalangan TNI. Seperti Wiranto, Luhut Panjaitan, Tedjo Edhy Purdijatno di era Presiden Jokowi. Di era Presiden SBY ada Djoko Suyanto dan Widodo Adi Sutjipto.
7. Prabowo jadi Menteri Pertahanan.
Selanjutnya Presiden Jokowi menunjuk Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan Periode 2019-2024. Penunjukan Prabowo menjadi Menhan cukup mengejutkan. Sebabnya, Prabowo merupakan rival Jokowi di pilpres 2014 dan 2019.