Brilio.net - Aksi teror yang terjadi di dua masjid di Selandia Baru pada Jumat (15/3) masih menyisakan duka. Setidaknya ada 50 korban meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka. Pasca kejadian teror tersebut, warga Selandia Baru ramai-ramai menggelar aksi solidaritas bagi saudara muslim mereka. Beberapa waktu lalu, aksi solidaritas ditunjukkan oleh geng motor Mongrel Mob yang menjaga umat Islam saat melaksanakan salatnya.

Kali ini, aksi solidaritas juga kembali ditunjukkan oleh warga Selandia Baru untuk korban teror penembakan tersebut. Kaum wanita di Selandia Baru ramai-ramai mengenakan kerudung sebagai bentuk solidaritas dan sikap damai untuk umat muslim pasca teror yang melanda dua masjid di Christchurch. Aksi solidaritas inipun digaungkan melalui media sosial dengan tagar #headscarfforharmony.

Dikutip brilio.net dari theguardian.com, Jumat (22/3) aksi solidaritas dengan menengakan kerudung ini dilakukan bersamaan dengan momen salat Jumat berjamaah di lapangan depan masjid Al Noor yang juga menjadi lokasi teror.

Di media sosial, kaum wanita Selandia Baru mengunggah foto mereka mengenakan kerudung disertai tagar #headscarfforharmony dan berbagai kalimat dukungan sebagai keterangan foto mereka.

Aksi wanita-wanita Selandia Baru ini juga diunggah oleh akun Twitter @WorldHijabDay. Beberapa wanita Selandia Baru yang turut dalam aksi inipun mengungkapkan perasaan dan dukungan untuk para korban.

Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (23/3) berikut deretan aksi solidaritas untuk korban teror di Selandia Baru.

1. Aksi teror harus dihentikan.

"Itu (aksi teror) berhenti di kita. Apapun yang diyakini orang tua, kakek nenek, bibi, paman, apapun penolakan yang mereka katakan, bercanda atau tidak, secara sadar atau bahkan tanpa menyadarinya ..... Kami tidak akan meneruskannya ke generasi berikutnya," ungkap Catalina, yang fotonya diunggah oleh @WorldHijabDay.


2. Dukungan untuk saudara-saudara muslim.

"Kami mendukung saudara-saudari muslim kita," tulis pemilik akun @IndieKiwi.


3. Membantu menggaungkan suara wanita muslim.

"Mengenakan jilbab ke uni sebagai bentuk dukungan dan solidaritas dengan banyak perempuan Muslim yang secara rutin dilecehkan karena mengikuti agama mereka. Saya akan bekerja keras untuk membantu mengangkat suara Anda dengan cara apa pun yang saya bisa," tulis Kate Mills Workman dalam unggahan di akun Twitter-nya.


4. Semua warga Selandia Baru adalah sama.

"Berdiri di sini untuk menyampaikan solidaritas kepada saudara-saudari muslim kami. Kami mencintai segenap warga Selandia Baru," kata pemilik akun @a_wiser_life yang turut meramaikan tagar #headscarfforharmony.


5. Bentuk dukungan untuk wanita muslim Selandia Baru.

"Untuk menghormati mereka yang terbunuh dalam serangan teror Christchurch, sejumlah warga Selandia Baru akan mengenakan jilbab untuk sebagai bentuk solidaritas untuk saudari-saudari kita. #HeadscarfForHarmony," terang wanita bernama Rita Thomas dalam postingan fotonya.


6. Aksi sederhana untuk menunjukkan solidaritas bagi sesama.

"Hari ini akan sulit bagi banyak teman Muslim kita.
Saya membuat keputusan untuk komunitas Muslim kami dengan mengenakan #headcarfforharmony. Ini adalah gerakan yang sangat kecil, tetapi dalam kemampuan saya dan setidaknya yang bisa saya lakukan," tulis pemilik akun @kthotty11 lengkap dengan tagar aksi solidaritas yang digaungkan wanita Selandia Baru.


7. Bersatu dalam keberagaman untuk umat muslim di Selandia Baru.

"Mengenakan jilbabku hari ini untuk #headcarfforharmony, aku cenderung berpakaian untuk berbaur dan tidak menonjol. Tetapi saya merasa sangat penting untuk mendukung wanita Muslim Selandia Baru dan menunjukkan kepada mereka bahwa mereka adalah kita dan bangga mengenakan Jilbab mereka. Kami berdiri bersama, bersatu dalam keberagaman," ungkap wanita bernama Sarah seperti diunggah oleh akun Twitter @WorldHijabDay.


8. Selandia Baru adalah rumah untuk umat muslim.

"Dalam rangka mendukung seluruh warga Selandia Baru. Ini adalah rumahmu. Kami bersamamu," tulis wanita bernama Cherie Hailwood yang juga turut meramaikan tagar solidaritas bagi umat muslim di Selandia Baru.