Brilio.net - Bus pariwisata yang mengangkut rombongan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) asal Depok, Jawa Barat mengalami kecelakaan di jalan turunan Ciater, Kabupaten Subang Jawa Barat. Kecelakaan bus pariwisata nomor polisi AD 7524 OG tersebut terguling pada Sabtu (11/5) malam. Para penumpang bus dilaporkan berserakan akibat kecelakaan.


Petugas medis langsung mengevakuasi para korban dan membawanya ke puskesmas serta rumah sakit terdekat. Dalam kecelakaan tersebut, korban meninggal dunia berjumlah 11 orang. Diketahui, bus tersebut membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok pulang setelah merayakan perpisahan di tempat wisata di area Bandung.

Sejumlah warga di lokasi menyebutkan peristiwa kecelakaan itu terjadi saat bus melintas dari arah Bandung ke Subang. Bus pariwisata tersebut tiba-tiba meluncur saat melewati jalan turunan di wilayah Ciater. Akibatnya, bus menabrak sejumlah kendaraan lain di depannya hingga akhirnya terguling.

Berikut brilio.net himpun fakta mengenai kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang dirangkum dari berbagai sumber pada Minggu (12/5).

 

 

 

1. Kronologi kecelakaan.

kecelakaan rombongan smk lingga kencana depok © 2024 brilio.net

foto: pexels.com

Bus pariwisata yang mengangkut rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan pada Sabtu (11/5) malam pukul 18.45 WIB. Diketahui, bus tersebut membawa 57 orang rombongan pelajar pulang setelah merayakan perpisahan di salah satu tempat wisata di Bandung. Berdasarkan penyelidikan, kronologi bermula saat bus berada di jalan turunan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Sejumlah warga yang menjadi saksi peristiwa tersebut menjelaskan kecelakaan terjadi saat bus melintas dari arah Bandung ke Subang.

Bus pariwisata tersebut tiba-tiba meluncur saat melewati jalan turunan di wilayah Ciater. Akibatnya, bus menabrak sejumlah kendaraan lain di depannya hingga akhirnya terguling. Kecelakaan bus tersebut memakan korban jiwa.

Terdapat tiga rombongan bus yang membawa pelajar SMK Lingga Kencana. Namun, hanya satu bus mengalami kecelakaan dari tiga yang digunakan.

2. Jumlah korban luka dan tewas.

kecelakaan rombongan smk lingga kencana depok © 2024 brilio.net

foto: merdeka.com/Arie Basuki

Kecelakaan bus pariwisata yang mengangkut pelajar SMK Lingga Kencana Depok tersebut mengakibatkan 11 orang meninggal dunia. Adapun korban yang mengalami luka berat sebanyak 27 orang, sementara luka ringan mencapai 13 orang.

Sementara itu, untuk para korban kecelakaan sudah dilarikan ke beberapa rumah sakit dan puskesmas terdekat, yakni RS Harmoni, RSUD Ciereng, Puskesmas Palasari, dan Puskesmas Jalancagak. Identitas 11 korban yang meninggal dunia telah diidentifikasi. Sebanyak 9 orang merupakan pelajar SMK Lingga Kencana dan 1 guru, sementara 1 orang lagi merupakan pengendara motor. Sopir bus diketahui selamat tetapi mengalami luka berat.

"Sembilan korban anak-anak (yang ada di rombongan bus, satu guru ikut rombongan bus, dan satu warga lokal," kata Kadinkes Kabupaten Subang, Maxy saat dikonfirmasi oleh Antara, dikutip brilio.net pada Minggu (12/5).

3. Dugaan penyebab kecelakaan.

kecelakaan rombongan smk lingga kencana depok © 2024 brilio.net

foto: merdeka.com/Arie Basuki

Dugaan penyebab kecelakaan telah diinvestigasi oleh pihak-pihak terkait. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan darat mengungkapkan kecelakan bus tersebut diduga karena rem blong.

"Kecelakaan tersebut diduga karena adanya rem blong pada bus," jelas Kepala Bagian Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aznal pada Sabtu malam, (11/5) seperti dikutip dari Antara, ditulis Minggu (12/5).

Aznal menjelaskan, ketika Bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD7524 OG itu sedang menuju ke Subang dari Bandung, tiba-tiba oleng ke arah kanan dan menabrak sepeda motor yang berada di jalur berlawanan di bahu jalan hingga bus terguling.

4. Detik-detik sebelum kecelakaan.

kecelakaan rombongan smk lingga kencana depok © 2024 brilio.net

foto: merdeka.com/Arie Basuki

Maryati, salah satu orang tua siswa SMK Lingga Kencana mengungkapkan anaknya menjadi korban kecelakaan bus. Ia mendapatkan kabar kecelakaan dari anaknya yang menghubunginya lewat ponsel setelah salat Isya. Sang anak memberitahu jika bus yang ditumpanginya kecelakaan.

"Tahu dari anak saya, makanya anak saya masih bisa ngabarin lewat hp tukang warung (di lokasi kecelakaan)," ungkap Maryati, Minggu (12/5), dikutip brilio.net dari Merdeka.com.

Rombongan bus diketahui beranjak pulang dari Bandung menuju ke Depok sekitar pukul 16.00 WIB. Sekitar pukul 18.00 WIB rombongan sempat makan di dalam bus.

"Nah setelah itu magrib tadi mau otw jam 4 katanya mau jalan pulang. Terus jam 6 dia makan katanya makan gelap-gelapan, katanya mobilnya rusak," katanya menirukan cerita anaknya.

Sekitar setelah Isya, ia melihat banyak panggilan telepon masuk. Ia sudah menduga jika itu panggilan dari anaknya.

"Pas mau isya dia ada panggilan banyak, pas angkat ini aku ini aku. Mobil aku kebalik terus dia jerit-jerit temen aku mah," katanya.

Maryati langsung memastikan kondisi anaknya. Ia menghubungi anaknya tetapi sudah tidak di lokasi kejadian. Anaknya diketahui sudah dievakuasi dan dirawat di rumah sakit.

Sebelum bus mengalami kecelakaan, salah satu murid sudah memiliki firasat tidak enak. Rombongan sempat menuju ke Tangkuban Perahu, tetapi bus tidak dapat melaju di tanjakan. Maryati mendapatkan cerita dari anaknya yang merasa kurang enak sebelum kecelakaan. Ia menyarankan anaknya untuk terus berdoa.

"Pas waktu mau berangkat kan bilang mah aku otw dari vila, gitu ya. Pas lanjut mau pulang bilang aku mau ke Tangkuban perahu, tapi mobilnya enggak nanjak, gitu," kata Maryati.

 

5. Bis ternyata belum dapat izin angkut.

kecelakaan rombongan smk lingga kencana depok © 2024 brilio.net

foto: pixabay.com

Dilansir dari Antara, Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyatakan bus pariwisata yang ditumpangi rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok yang mengalami kecelakaan, diduga tidak memiliki izin angkutan.

"Adapun pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan," jelas Aznal.

Aznal juga menjelaskan bahwa berdasarkan pengecekan aplikasi Mitra Darat, status lulus uji berkala dari Bus Trans Putera Fajar tersebut telah kadaluwarsa. "Dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," jelasnya.

6. Sopir bus dan kernet sempat berkomunikasi sebelum kecelakaan.

kecelakaan rombongan smk lingga kencana depok © 2024 brilio.net

foto: pixabay.com

Adawiyah, seorang gurung pendamping rombongan siswa SMK Lingga Kencana yang menjadi korban kecelakaan, sempat melihat sopir dan kernet berkomunikasi beberapa saat sebelum kejadian. Ia menyebutkan tidak melihat tanda-tanda apapun dari bus saat berangkat menuju jalur Subang untuk kembali ke Depok.

Beberapa saat sebelum kejadian, ia melihat sopir dan kernet saling berkomunikasi, tetapi ia tidak mendengar karena disekat menggunakan fiberglass. Namun, beberapa saat kemudian, bus terasa oleng dan kecelakaan terjadi.

"Saya dan anak-anak langsung takbir begitu merasa ada hal aneh dari jalan bus yang oleng, kemudian kejadian," kata Adawiyah, dikutip dari Antara pada Minggu (12/5).

7. Masuk dalam kejadian luar biasa.

kecelakaan rombongan smk lingga kencana depok © 2024 brilio.net

foto: pixabay.com

Kecelakaan bus yang menewaskan 11 orang dengan rincian 9 siswa SMK Lingga Kencana Depok, 1 orang guru, dan 1 warga lokal, ini masuk dalam kategori kejadian luar biasa (KLB). Polda Jabar pun langsung menurunkan tim investigasi ke lokasi kejadian. Kapolda menyebutkan pihaknya akan menurunkan tim investigasi dari Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar dengan metode traffic accident analysis (TAA).

Dalam peristiwa ini, banyak pihak yang terlibat untuk menangani. Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat, turut membantu menangani kecelakaan bus yang ditumpangi pelajar SMK Lingga Kencana Depok dengan berkoordinasi menyiapkan ambulans dan tenaga medis.

8. Kecelakaan bus di jalan Ciater Subang kerap terjadi.

kecelakaan rombongan smk lingga kencana depok © 2024 brilio.net

foto: pixabay.com

Dilansir dari Antara, kecelakaan bus di Jalan Bandung-Ciater-Subang sering terjadi, tetapi kecelakaan yang menimpa rombongan SMK Lingga Kencana asal Depok pada Sabtu (11/5) yang paling fatal dengan jumlah 11 orang meninggal dunia. Diketahui, korban meninggal dunia adalah enam perempuan dan lima laki-laki.

Jalan dari kawasan puncak Gunung Tangkuban Perahu di Kabupaten Bandung Barat hingga Kota Subang kondisinya terus menurun dengan kemiringan signifikan. Salah satunya lokasi kejadian kecelakaan SMK Lingga Kencana. Namun, kebanyakan kecelakaan terjadi di turunan atau tabrakan Emen, yang merupakan salah satu jalur tanjakan legendaris karena kerap terjadi kecelakaan di sana.

Sebagian besar kecelakaan bus di sana akibat rem blong atau tidak berfungsi. Kecelakaan hampir terjadi setiap tahun, sebagian besar dialami bus pariwisata atau bus-bus yang jarang melintas di lokasi itu.