Brilio.net - Presiden Joko Widodo mengungkapkan rencana pembangunan dan pengembangan tiga bandar udara baru di Jawa Barat.
"Pada pertengahan 2018, Insya Allah airport baru di Kertajati sudah akan kita selesaikan dan dapat kita pakai," kata Presiden Joko Widodo di Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/12/2017) lalu.
Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo menghadiri Perayaan Hari Ulang Tahun Angkatan Muda Siliwangi (AMS) ke-51 yang digelar di Gedung Merdeka, Bandung.
Acara itu juga dihadiri oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil serta Ketua Angkatan Muda Siliwangi Noery Ispandji Firman.
"Bandara Kertajati ini adalah bandara yang sngat besar, sangat bermanfaat untuk mendorong mobilitas barang dan orang terutama di Jawa Barat ini dan kita harapkan betul-betul bisa menggerakkan perekonomian," tambah Presiden.
Selain Bandara Kertajati, Presiden juga menjelaskan tentang bandara yang sudah ada di Tasikmalaya tapi penggunannya belum maksimal.
"Kemudian yang di Tasikmalaya, saya ke sana juga, bandaranya sangat bagus tapi kok tidak ada pesawat yang datang? Saya tanya kenapa? Ternyata izinnya belum ada, dari dulu sudah diurus tapi belum keluar juga. Saya tanya yang belum mengeluarkan dari mana? Ternyata izin dari AU (Angatan Udara) lalu saya telepon saat itu juga dan saya minta jangan lebih dari dua minggu izin itu keluar, saya minta maksimal dua minggu bisa keluar, dan sorenya izin sudah keluar tapi masa perintah seperti itu dari Presiden?" cerita Presiden yang disambut dengan tepuk tangan sekitar 800 anggota AMS.
Namun meski izin sudah keluar, tapi pesawat yang beroperasi di bandara Tasikmalaya pun masih minim.
"Saya minta jangan sampai lewat 1 bulan pesawat sudah harus datang dan terbang dari Tasikmalaya. Tidak ada sebulan, 2 hari saya di Tasik, besoknya sudah terbang pesawat ATR, tapi kok sudah sebulan baru 1 saja? Katanya penuh, artinya harus tambah pesawat terbang ke Tasikmalaya karena di sana utamanya UKM-UKM kita banyak sekali yang bisa menghasilkan produk keluar, entah diekspor entah dibawa ke provinsi-provinsi yang lain," jelas Presiden.
Bandara kedua yang rencananya dibangun adalah satu bandara di Sukabumi.
"Saya juga sudah putuskan tahun depan ini 'airport' akan kita mulai dibangun di Sukabumi, tapi di sebelah mana, bapak ibu jangan tanya ke saya, karena begitu tahu lokasinya, harga tanahnya akan melonjak, 'gak' jadi bangun 'airport'," ungkap Presiden yang disambut dengan tawa para undangan.
Presiden pun memutuskan untuk merahasiakan lokasi calon bandara Sukabumi sampai peletakan batu pertama nanti.
"Nanti saja, tahu-tahu sudah 'grounbreaking', biar nanti baru diputuskan setelah urusan tanah selesai," tambah Presiden.
Presiden dua pekan lalu sesungguhnya baru meresmikian sejumlah ruas jalan tol Bocimi alias Bogor-Ciawi-Sukabumi.
"Berkaitan dengan jalan tol Bocimi, Bogor-Ciawi-Sukabumi. Jangan ditepuki dulu belum selesai, jalan tolnya belum selesai ini sudah sejak 1996, sudah ganti kepemilikan investor 4 kali, hingga 3 tahun yang lalu tidak ada perkembangan sama sekali maka kita ambil alih dan saya perintahkan dikerjakan BUMN kita, insya Allah pertengahan 2019 bisa diselesaikan," tambah Presiden.
Jalan tol tersebut nantinya dapat mempersingkat waktu tempuh dari Jakarta menuju Sukabumi dan sebaliknya yang saat ini masih butuh waktu sekitar 6 jam karena terkena kemacetan.
"Sehingga dari Jakarta ke Bogor saya pernah mengalami sendiri 6 jam, itu kalau saya naik pesawat sudah sampai ke Dubai, ke Jepang. Saya pernah mengalami sendiri ke Sukabumi 6 jam, tanpa pengawalan," ungkap Presiden dikutip antaranews.
Recommended By Editor
- 5 Jenazah ini didandani nyeleneh saat upacara kematiannya
- 8 Momen binatang bersedih karena ditinggal mati pemiliknya
- Jokowi ungkap 4 angka rahasia di tanda tangannya, kamu bisa temukan?
- 10 Cara orang malas selesaikan masalahnya ini bikin kamu geleng-geleng
- Suntik cairan kimia biar berotot, tangan pria ini terancam diamputasi