Brilio.net - Indonesia nggak pernah kehabisan talenta-talenta muda kreatif. Nggak cuma di bidang olahraga ya, di bidang lain juga begitu. Terbukti nggak sedikit anak muda yang punya ide dan gagasan cemerlang untuk membuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
Nggak cuma sebatas pada tataran ide. Mereka juga mampu menuangkan kerangka pemikiran mereka dalam sebuah tulisan. Idenya juga inovatif dan aplikatif lho. Hal ini bisa dilihat dari 16 finalis di ajang kompetisi Writing Competition Djarum Beasiswa Plus 2018 yang digelar di Hotel Ciputra, Jakarta Barat (4/9).
Salah satu peserta mempresentasikan gagasannya
Menurut Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Laksmi Lestari, Writing Competition Beswan Djarum merupakan salah satu program Djarum Beasiswa Plus yang memfasilitasi penerima beasiswa Djarum Foundation untuk berpikir kritis terhadap berbagai permasalahan bangsa dan menuangkan gagasannya dalam bentuk esai berdasarkan keilmuan yang ditekuninya. Mereka juga harus mempresentasikan hasil olah-otak tersebut.
“Secara proses ini merupakan puncak dari rangkaian yang digelar sejak April 2018. Mereka sudah ikut rangkaian ini selama empat bulan. Dewan juri agak alot untuk menentukan siapa pemenangnya. Kualitas tema mereka unik lalu cara membawakannya juga luar biasa. Nah dengan diskusi yang alot kita akhirnya diputuskan pemenang sebagai yang terbaik. Hasilnya bagus sekali,” papar Laksmi kepada Brilio.net.
Sesi tanya jawab antarpeserta nih
Sekadar informasi nih. Kompetisi ini diikuti sekitar 500 Beswan Djarum (sebutan bagi mahasiswa penerima program Djarum Beasiswa Plus) 2017/2018 yang tersebar di 90 perguruan tinggi ternama di seluruh penjuru Indonesia.
Sebelum lolos ke tahap Final Nasional ini, para peserta terlebih dahulu menjalani kompetisi di fase regional yang dibagi dalam empat wilayah yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya.
Peserta menyampaikan ide di hadapan dewan juri dan audiens
Dari setiap wilayah tersebut, terpilih dua mahasiswa yang mewakili kategori Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial serta dua mahasiswa yang mewakili kategori Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Nah dari empat wilayah tersebut, terpilih 16 Beswan Djarum yang berlaga di tahap final nasional yaitu Muhammad Arief Sasmita (Institut Teknologi Bandung), Yuni Kulsum (UIN Sunan Gunung Djati Bandung), Maria Wahyu Daniar (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Celine Christina Handoko (Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya), Anthony Johan (Universitas Diponegoro), Lia Maduma (Universitas Diponegoro), Jowala Parmala Saga (Institut Pertanian Bogor), Maria Roswita (Universitas Tanjungpura), Ade Nur'adliyah (Universitas Swadaya Gunung Jati), Hena Rifa Fauziyah (Universitas Swadaya Gunung Jati), Dwi Sari Pupaningtyas (Universitas Brawijaya), Aulia Rizki Nuraina (Universitas Airlangga), Jovita Nathania (Universitas Kristen Satya Wacana), Verana Kartika Sari (Universitas Diponegoro), Farhanah Tamimiyah (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah), serta Adhit Prayoga (Universitas Riau).
Ke-16 finalis Writing Competition
Di final mereka mesti mempresentasikan ide dan gagasannya selama 20 menit di hadapan dewan juri yang dipimpin Eka Intan Kumala Putri, seorang dosen dan peneliti. Dua juri lainnya ialah praktisi komunikasi dan media Bayu Sutiyono dan Margareta Astaman, penulis dan pengusaha. Setelah itu dewan juri diberikan waktu 20 menit untuk melakukan sesi tanya jawab kepada peserta. Sesi tanya jawab selama 20 menit juga diberikan kepada peserta lain yang ingin menggali lebih dalam tentang gagasan atau ide yang dipresentasikan.
Sebagai ketua dewan juri Eka menilai Writing Competition yang digagas Djarum Foundation ini merupakan upaya nyata dalam memajukan dunia literasi di Indonesia. Terlebih lagi, hal ini berguna sebagai dorongan bagi mahasiswa yang kelak ingin menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah.
Dewan juri (ki-ka) : Eka Intan Kumala Putri, Bayu Sutiyono, dan Margareta Astaman
“Apa yang dilakukan Djarum Foundation dalam Writing Competition ini harus terus dijalankan karena ini membuat mahasiswa lebih terlatih dalam membuat karya tulis dan pada akhirnya bisa memberi sumbangan berharga terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat,” ungkap Eka.
Sementara Bayu mengapresiasi para peserta yang sudah berani menuangkan ide dan gagasan mereka demi kemajuan bangsa. Menurutnya, konsep dan ide mereka peserta menggambarkan khas generasi milenial.
Banyak ide dan gagasan peserta yang aplikatif
Esai dan presentasi peserta merupakan gagasan-gagasan dan ide yang menarik mengingat mereka merupakan generasi zaman now yang pada umumnya cukup jauh dari literasi. Hal ini yang membuat Bayu sangat mengapresiasinya.
Maklum beberapa peserta mengajukan ide pembuatan aplikasi untuk mendekatkan pertanian. Ada juga yang membuat aplikasi permainan untuk meminimalisir isu toleransi sejak dini. Ada yang memikirkan bagaimana memanfaatkan makanan bekas dari berbagai tempat yang dikembangkan lewat aplikasi sehingga bisa dimanfaatkan orang banyak dengan membuat gerakan sosial.
“Ini menggambarkan bagaimana dekatnya mereka dengan kemajuan teknologi dengan kemampuan berpikir mereka. Tapi isu-isu di seputar mereka tetap menjadi perhatian. Mereka dekat dengan teknologi digital,” ujar Bayu.
Nih para pemenang dari masing-masing kategori
Hal serupa disampaikan Margareta Astaman. Menurutnya para peserta mampu menangkap dengan detail isu atau problem-problem sederhana di sekitarnya untuk kemudian dibedah menjadi sebuah ide dalam penulisan.
“Jadi memang bukan suatu persoalan yang rumit dan mengawang-awang. Mereka mengangkat persoalan-persoalan itu dari pengalaman mereka sebagai mahasiswa, sebagai masyarakat biasa, namun mereka punya cara yang unik sebagai solusinya,” papar penulis yang biasa disapa Margie ini.
Nah dari 16 finalis akhirnya dipilih tiga pemenang untuk masing-masing kategori. Para pemenang diberikan apresiasi sebesar Rp 20 juta bagi juara pertama, Rp 15 juta untuk juara kedua dan Rp 10 juta bagi juara ketiga.
Berikut pemenang Final Nasional Writing Competition Beswan Djarum 2018:
Kategori Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial
Juara I : Verana Kartika Sari (Jurusan Teknik Industri Universitas Diponegoro). Judul Karya Tulis: Wujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020 Dengan Strategi Reverse Logistic.
Juara II : Aulia Rizky Nuraina (Jurusan Hubungan Internasional Universitas Airlangga). Judul karya Tulis: Penyediaan Audio-Book Bagi Tunanetra Untuk Meningkatkan Literasi Kota Surabaya.
Juara III: Farhanah Tamimiyah (Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah). Judul Karya Tulis: Biblioterapi Didaktik: Sebagai Inovasi Terapi Mental Dasar bagi Penderita Kanker
Kategori Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK):
Juara I : Jowala Parmala Saga (Jurusan Manajemen Institut Pertanian Bogor). Judul Karya Tulis: “Vertixplan”: Aplikasi Solusi Pertanian untuk Kids Zaman Now
Juara II : Anthony Johan (Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro). Judul Karya Tulis: Pemanfaatan Zeolit Alam Teraktivasi Desa Rebug Kemiri Purworejo dan Desa Ngendut Slahaung Ponorogo Untuk Absopsi Zat Warna Naftol yang Banyak Digunakan dalam Industri Batik.
Juara III : Maria Roswita (Jurusan Farmasi Universitas Tanjungpura). Judul Karya Tulis: KOMBUKUSANG (Kombucha Kulit Pisang) Kepok Minuman Sehat Kaya Manfaat