Brilio.net - Pemilu 2019 masih hangat diperbincangkan, berbagai masalah ditemukan dalam pesta demokrasi tersebut. Kasus tersebut berujung pada gugatan sengketa hasil Pilpres ke Mahkamah Konstitusi. Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) telah rampung dilaksanakan dan kini tinggal menunggu putusan dari Mahkamah Konstitusi.

Salah satu sosok yang vokal dalam sengketa pemilu 2019 adalah Ketua Tim Hukum Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Bambang Widjojanto. Ia pun angkat bicara mengenai Pemilu 2019. Bambang Widjojanto menilai Pemilu 2019 adalah penyelenggaraan terburuk. Bambang memiliki sejumlah alasan.

"Pemilu kali ini Pemilu terburuk. Pertama, yang sudah beredar di publik adalah tidak ada Pemilu di dunia ini yang menghadirkan 700 korban jiwa," ujarnya dalam diskusi di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, yang dilansir brilio.net dari merdeka.com, Senin (24/6).

Bambang menyebutkan angka kematian anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS). Data dari Kementerian Kesehatan petugas meninggal 527 jiwa dan yang sakit mencapai 11.239 orang.

Bambang juga mencontohkan temuan 400 ribu amplop uang yang diduga bakal digunakan untuk serangan fajar. Temuan berasal dari operasi tangkap tangan politikus Golkar Bowo Sidik Pangarso.

"Ketiga, terungkap adanya keterlibatan penyelenggara negara aktif, massif dan sistematis, ini dilakukan oleh kepala daerah dalam sosialisasi pasangan calon petahana," kata Bambang.

Menurutnya, sejumlah rekomendasi Bawaslu juga tidak ditindaklanjuti dengan pemungutan suara ulang (PSU). Dia contohkan, kasus di Papua dan Surabaya.

Mantan pimpinan KPK itu menyebut jumlah kejahatan Pemilu masih banyak lagi. Kasus yang ditemukan seperti fenomena gunung es.

"Kejahatan Pemilu adalah fenomena gunung es hanya sedikit yang muncul dan tertangkap," kata Bambang.