Brilio.net - Banyuwangi baru saja meraih penghargaan Penghargaan Swasti Saba Wistara tingkat nasional 2019 sebagai salah satu Kabupaten Sehat di Indonesia. Penobatan ini diserahkan Menteri Dalam Negeri kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa (19/11/2019) di Gedung Kementrian Dalam Negeri, Jakarta.
"Tujuan Banyuwangi menjadi Kabupaten Sehat mutlak diperlukan karena memberikan output berupa kesehatan masyarakat yang semakin baik dan meningkat. Kalau masyarakatnya sehat, akan berpengaruh pada perkembangan daerahnya," ujar Anas.
Anas juga bersyukur dan berharap bahwa penghargaan ini akan menjadi penyemangat untuk terus berkarya dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Menurutnya, penghargaan ini adalah indikator bahwa pengelolaan lingkungan di Banyuwangi sudah berjalan dengan baik.
Dilansir brilio.net dari Liputan6, Senin (25/11) penghargaan ini merupakan kategori tertinggi dari penilaian Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Dalam Negeri. Ada enam komponen penilaian dalam penghargaan ini meliputi kawasan permukiman dan sarana prasarana sehat; kawasan sarana lalu lintas yang tertib, pelayanan transportasi; kawasan industri dan perkantoran sehat; kawasan pariwisata sehat. Terkakhir, ada juga ketahanan pangan dan gizi serta kehidupan masyarakat sehat yang mandiri.
Untuk menjaga kualitas penghargaan ini, Anas juga sudah membahas permasalahan ini dengan stakeholder di bidang kesehatan dan sektor pendidikan. Inovasi yang diluncurkan meliputi berubahnya jemput bola masyarakat miskin oleh puskesmas dan program Mal Orang Sehat.
foto: Liputan6.com
"Puskesmas kini harus menjalankan fungsi preventif kesehatan, menjadi jujugan warga untuk menjaga kondisi kesehatan tubuhnya," kata Anas.
Lingkungan juga menjadi perhatian dengan adanya ruang terbuka hijau di berbagai kecamatan. Selain mempercantik lingkungan, area tersebut bisa dijadikan tempat berkumpul warga.
Sebelumnya, Banyuwangi mendapat predikat Swasti Sabha Padapa dengan dua komponen tatanan pada 2015. Prestasi ini meningkat pada 2017 dengan meraih Swasti Sabha Wiwera dengan empat tatanan. "Dan kini, tahun 2019 meningkat dapat memenuhi enam tatanan," kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dokter Widji Lestariono.
Widji Lestariono mengatakan program seperti toilet bersih di sekolah atau perkantoran menjadi nilai plus untuk Banyuwangi. Menarik lagi kesadaran pemanfaatan posyandu dan puskesmas sebagai pusat kesehatan masyarakat menjadi faktor utama dalam pemenangan kategori tatanan kehidupan masyarakat sehat yang mandiri.
Inovasi dalam kategori tatanan kawasan sarana lalu lintas yang tertib meliputi uji kendaraan bermotor berbahan bakar bensin dan solar berbasis IT dan Online. Banyuwangi juga menjadi yang pertama dalam menerapkan Area Traffic Control System (ACTS) di Jawa Timur.
Untuk urusan pariwisata sehat, Banyuwangi telah melatih pengelola wisata untuk penanganan keselamatan pengunjung. Juga ada life guard profesional di setiap destinasi pantai.
Terakhir ,tatanan Ketersediaan Pangan dan Kondisi masyarakat juga menjadi senjata Banyuwangi dalam meraih penghargaan tertinggi tersebut. Inovasinya meliputi stok pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan warga, ketersediaan air bersih, IPAL, dan Jamban.
"Banyuwangi dinilai sudah memenuhi standar ditambah dengan penetapan daerah bebas ODF menjadi nilai tambah," tutup dokter Widji.
Recommended By Editor
- Dari Samuel Wattimena hingga anak SMK unjuk karya di BBF 2019
- Unik, Banyuwangi sulap trotoar jadi catwalk fashion show batik
- Gelar kompetisi e-Sport, Pemkab Banyuwangi dorong lahirnya gamer pro
- Banyuwangi pertahankan predikat WTP murni 7 kali berturut-turut
- Keren, Bupati Banyuwangi ingin Puskesmas jadi malnya orang sehat