Brilio.net - Suasana Papua sempat mencekam setelah unjuk rasa pada pekan lalu, kemudian berujung kerusuhan. Para demonstran rusuh, mereka membakar sejumlah gedung dan aliran listrik sempat padam. Aktivitas masyarakat pun sempat terhenti.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut adanya dugaan keterlibatan pihak asing pada kerusuhan tersebut. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pun menyebut Benny Wenda adalah aktor intelektual di belakang kerusuhan tersebut.
"Ya jelas toh. Jelas Benny Wenda itu. Dia mobilisasi diplomatik, mobilisasi informasi yang missed, yang nggak bener. Itu yang dia lakukan di Australia lah, di Inggris lah," kata Moeldoko di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (2/8).
Menurut Moeldoko, peristiwa ricuh di Papua merupakan persoalan politik dan tak bisa diselesaikan dengan pendekatan militer. "Ini persoalan politik ya. Persoalan politik harus diatasi dengan pendekatan politik, nggak bisa dengan pendekatan militer. Ini juga lebih politik karena dia bergerak di front politik," ujarnya.
Mantan Panglima TNI ini juga menyebut tak menutup kemungkinan pemerintah akan berkoordinasi dengan otoritas Inggris. Sebab, Benny Wenda menetap di sana. "Itulah, seperti diplomasi. Pasti lah, dilakukan," tutup Moeldoko.
Lalau siapakah sebenarnya Benny Wanda? Berikut 5 fakta soal Benny Wanda seperti dirangkum brilio.net dari merdeka.com dan berbagai sumber lainnya, Selasa (3/9).
1. Ketua United Liberation Movement for West Papua.
foto: vimeo.com
Benny Wenda merupakan ketua United Liberation Movement for West Papua. Organisasi ini fokus menggalang dana untuk gerakan Papua Merdeka.
Setelah era pemerintahan Soeharto tumbang, gerakan referendum dari rakyat Papua yang menuntut pembebasan dari RI kembali bergejolak. Saat itu, Benny Wenda melalui organisasi Demmak (Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka), membawa suara masyarakat Papua.
Mereka menuntut Indonesia untuk mengakui dan melindungi adat istiadat serta kepercayaan Suku Papua. Mereka menolak kebijakan negara termasuk perihal otonomi khusus.
2. Pernah dihukum 25 tahun penjara.
foto: Instagram/@bennywenda
Sekitar tahun 2001, terjadi operasi militer yang menyebabkan ketua Presidium Dewan Papua meninggal dunia. Kala itu pula Benny Wenda terus berjuang untuk kemerdekaan Papua.
Upaya Wenda berujung pada hukuman penjara 25 tahun. Dia dipenjarakan pada 6 Juni 2002 di Jayapura. Selama di tahanan, Wenda mengaku mendapatkan penyiksaan yang berat. Dia dituduh berbagai macam kasus, salah satunya disebut melakukan pengerahan massa untuk membakar kantor polisi.
3. Kabur dari tahanan.
foto: Instagram/@bennywenda
Pada 24 September 2002 silam, kasus Benny Wenda atas tuduhan pengerahan massa disidangkan. Wenda dan tim pembelanya menilai persidangan ini cacat hukum.
Namun demikian, pengadilan terus berjalan hingga akhirnya Wenda kabur dari tahanan pada 27 Oktober 2002. Dibantu aktivis kemerdekaan Papua Barat, Benny diselundupkan melintasi perbatasan ke Papua Nugini. Selanjutnya Wenda dibantu oleh sekelompok LSM Eropa untuk melakukan perjalanan ke Inggris. Di sana, Wenda diberikan suaka politik.
4. Menetap di Inggris.
foto: Instagram/@bennywenda
Sejak tahun 2003, Benny Wenda beserta istri dan anak-anaknya memilih menetap di Inggris. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di 2013, pemerintah pernah menyampaikan keberatan atas pembukaan kantor Gerakan Separatis Papua di Oxford, Inggris.
Inisiasi kantor tersebut tak lepas dari peran aktif Benny Wenda. Meski demikian, pihak Inggris tetap mendukung pihak NKRI. Pemerintah Inggris menegaskan sikapnya yang tidak mendukung kemerdekaan Provinsi Papua dan Papua Barat lewat Kedubesnya di Jakarta.
5. Punya kantor Kampanye Papua Barat Merdeka di Inggris.
foto: Istimewa
Benny Wenda mengklaim pembukaan kantor resminya itu sebagai kemenangan diplomasi terhadap Indonesia.
"Tentu saja. Kini masyarakat internasional makin tahu dan memahami yang sedang terjadi di Papua," ujar Benny.
Benny mengatakan kantor tersebut telah resmi dibuka pada 2005 silam. Pembukaan kantor Kampanye Papua Barat Merdeka dinilai mendapat dukungan dari seluruh dunia. Benny mengaku ia mengantongi dana sumbangan dari berbagai macam pihak.
"Saya tidak bisa menjelaskan secara detail berapa dana digelontorkan dan dari mana asalnya. Itu merupakan sumbangan dari individu, organisasi, atau pihak swasta memiliki perhatian terhadap pelanggaran terjadi terhadap rakyat Papua. Dana itu dari pihak-pihak peduli atas perjuangan rakyat Papua. Mereka berkontribusi spontanitas lewat apa saja. Kami sendiri juga kerap menggelar acara pengumpulan dana," jelasnya beberapa waktu lalu.
Recommended By Editor
- Mengenal George Saa, putra Papua juara olimpiade fisika dunia
- Pesan menyejukkan 6 seleb soal insiden Papua ini bikin adem
- Viral momen haru mahasiswa pulang KKN dari Papua, bikin nangis
- Kisah tragis Briptu Hedar, disandera & ditembak hingga tewas di Papua
- Tambrauw, surga tersembunyi di wilayah Papua Barat