Brilio.net - Secara nasional perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air berangsur membaik. Indonesia sendiri memasuki titik terparah pada Juli 2021 kemarin. Fasilitas kesehatan pada saat itu kewalahan melayani pasien yang datang secara terus menerus.
Sayangnya, masih banyak daerah yang mengalami tren peningkatan kasus Covid-19. Melihat hal ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate meminta masyarakat tak lengah dan tetap meningkatkan kewaspadaan dengan menaati protokol kesehatan. Hal ini agar tidak terjadi gelombang baru Covid-19.
Berdasarkan rilis data Kementerian Kesehatan per 28 Oktober 2021, terjadi tren peningkatan kasus positif Covid-19 di 20 kabupaten/kota selama tujuh pekan terakhir. Kenaikan terjadi di beberapa lokasi seperti Kab. Nagan Raya (Aceh), Kepulauan Meranti (Riau), Jakarta Timur (DKI Jakarta), Kota Depok dan Kota Bekasi (Jabar), serta Kota Surakarta (Jateng).
“Kenaikan kasus sekecil apa pun adalah bukti bahwa virus Covid-19 masih hidup di sekitar kita. Jangan sampai kita mengendorkan protokol kesehatan, karena setiap kelengahan dapat memicu kembali terjadinya proses transmisi dan lonjakan kasus,” papar Johnny dalam pernyataan tertulisnya yang diterima brilio.net, Selasa (2/11).
Johnny menambahkan bahwa kondisi Covid-19 yang terlihat terkendali bukan alasan menanggalkan disiplin protokol kesehatan. Kondisi terbaru, angka kasus aktif secara nasional berada di titik rendah (sekitar 12.400 kasus aktif per 28 Oktober 2021) dan telah menurun selama 15 minggu.
“Kenaikan kasus Covid-19 di daerah-daerah harus jadi perhatian bersama karena ini sudah memasuki fase jelang libur Nataru (Natal dan Tahun Baru),” kata Menteri Johnny.
Belajar dari pengalaman tahun lalu, mobilitas masyarakat saat libur panjang cenderung meningkat dan berdampak pada lonjakan kasus.
Menkominfo Johnny mengingatkan bahwa peningkatan mobilitas seharusnya dibarengi dengan pengetatan ketaatan protokol kesehatan dari tiap individu untuk menekan risiko penularan.
Seluruh pimpinan daerah diharapkan bergerak lebih aktif memantau setiap parameter penanganan pandemi secara berkala untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Parameter yang penting tersebut meliputi jumlah kasus aktif, positivity rate, dan bed occupancy ratio (BOR).
Tak hanya itu, pemangku kebijakan di daerah serta seluruh elemen juga harus memperkuat cakupan vaksinasi, menggencarkan 3T (testing, tracing, treatment), serta penggunaan PeduliLindungi di tempat umum seperti mal, kafe, pasar, dan tempat wisata.
“Pemerintah juga akan terus mengevaluasi penerapan PPKM sebagai instrumen pengendalian Covid-19 di tiap daerah dan kami mengharapkan peran aktif masyarakat untuk mendukung kebijakan tersebut,” pungkas Johnny.