Brilio.net - Publik Tanah Air kini tengah dibuat geram oleh beredarnya video penganiayaan fisik di diduga dilakukan pemilik sebuah daycare, Meita Irianty. Mirisnya, korban penganiayaan yang pelaku adalah anak-anak yang masih balita.

Dalam rekaman CCTV yang beredar, terduga Meita Irianty tega memukul, mendorong, hingga menendang korban. Tak pelak, Meita Irianty yang membranding dirinya sebagai influencer parenting kini banyak menuai hujatan.

Ia pun kini dilaporkan oleh ibu korban, yakni Rizki Dwi Utari, ke polisi pada Senin (29/7). Rizki adalah ibu kandung balita berusia 2 tahun berinisial MK.

Dilansir brilio.net dari akun TikTok @infodepok, Rizki menceritakan kronologi anaknya menjadi korban kekerasan. Dikatakan jika peristiwa penganiayaan buah hatinya terjadi di daycare pelaku pada Senin (10/6).

Di mana saat itu merupakan awal-awal minggu MK masuk ke daycare terduga pelaku. MK sendiri masih beradaptasi dengan lingkungan barunya sejak masuk daycare milik Meita. Dari keterangannya, Rizki mengatakan anaknya mendapatkan kekerasan di beberapa bagian tubuhnya.

"Anak saya mendapatkan kekerasan berupa pemukulan di beberapa bagian tubuh, lalu ditendang perutnya sampai dia jatuh dan tersungkur, lalu juga ditusuk di bagian punggung,” bebernya.

Akibat perbuatan itu, luka lebam pun timbul pada tubuh sang anak. Rizki sendiri sudah memiliki bukti yang cocok yakni foto memar-memar di badan anaknya sepulangnya dari daycare terduga pelaku MI.

Cerita ibu korban awal mula penganiayaan anak © berbagai sumber

TikTok/@infodepok

Padahal, kata dia, saat mendapati anaknya memar-memar tersebut pihak daycare sempat menyanggah bahwa anaknya tidak pernah jatuh ataupun semacamnya. Rizki pun berbaik sangka dan menganggap luka memar di tubuh buah hatinya karena demam yang saat itu dialami MK.

"Bagian memar di tubuhnya itu kami konfirmasi ke pihak daycare dan mereka menyanggah dan mereka bilang katanya anak saya tuh nggak ada jatuh, nggak ada diisengin sama temennya, nggak terbentur apapun, jadi saya positif thinking anak saya memar karena pada saat itu memang sedang demam," jelas Rizki.

Cerita ibu korban awal mula penganiayaan anak © berbagai sumber

TikTok/@infodepok

Namun, karena merasa ada yang janggal Rizki sempat membawa MK ke rumah sakit dan bertanya mengenai kemungkinan penyebab luka lebam itu. Hingga menurut hasil pemeriksaan dokter jika luka lebam yang timbul bukan dari demam yang dialami MK, melainkan karena ada benturan atau ada tekanan.

Meski begitu, Rizki tak pernah berfikir jika anak mereka mendapat kekerasan dari pihak daycare. Ia masih berusaha untuk positif thinking.

Hingga akhirnya, tepat pada 24 Juli 2024, Rizki mendapatkan laporan dari guru di sekolah anaknya. Kemudian laporan tersebut terkonfirmasi dengan hasil rekaman CCTV salah satu ruangan.

"Bukti CCTV itu cocok dengan bukti berupa foto anak saya yang memar saat pulang dari daycare," ungkapnya.

Dari rekaman CCTV itu terlihat tidak hanya MK yang berada di ruangan yang sama dengan MI. Namun, satu balita lain yang umurnya di bawah MK belum jelas apakah mendapatkan kekerasan atau tidak dari sang pemilik daycare.

Akibat penganiayaan itu MK juga diduga mengalami trauma. Dijelaskan oleh Rizki setiap kali anaknya bertemu orang tersebut bahkan hanya terlihat diujung mata dia akan ketakutan dan menangis histeris.

Trauma MK juga bukan hanya kepada pelaku, melainkan saat bertemu orang baru. MK saat ini menjadi anak yang tertutup dan lebih insecure, merasa tidak aman dan selalu terancam.

“Jadi, setiap kali bertemu dengan orang tersebut, bahkan cuma melihat orangnya saja, dia itu takut, histeris, nangis ketakutan. Dan sekarang juga anak saya menjadi setiap bertemu dengan orang baru, dia menjadi takut. Mungkin karena insecure atau merasa nggak aman, takut di apa-apain. Ada trauma yang membekas di hati dia,” ungkap Rizki.