Brilio.net - Menyebarnya virus corona memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat, tak terkecuali bagi warga Yogyakarta. Melalui pidatonya, Sri Sultan HB X sudah mengimbau kepada warga untuk senantiasa menjaga diri, menjaga keluarga, dan rajin membersihkan lingkungannya.
Kebijakan Sultan HB X dalam menghadapi merebaknya virus corona itu kemudian dikenal dengan nama calm down atau slow down. Sultan menekankan kepada warga Yogyakarta untuk menguatkan kepercayaan diri dan menenangkan batin untuk menghadapi virus corona.
Membahas tentang wabah penyakit, dahulu pada dasawarsa 1820-an dan 1930-an, masyarakat Jawa khususnya warga Yogyakarta mempunyai kekuatan magis untuk mengusir wabah penyakit. Kekuatan itu berwujud dari sebuah bendera pusaka yang diberi nama Kyai Tunggul Wulung.
Kyai Tunggul Wulung merupakan sebuah bendera pusaka milik keraton yang berwarna hijau dan bertuliskan kalimat tauhid di tengahnya. Kain ini diambil dari bahan yang digantung di seputar makam Nabi Muhammad SAW. Menurut beberapa sumber, bendera pusaka ini merupakan hadiah dari Kekhalifahan Turki.
Tapi menurut sumber lain, bendera itu terbuat dari kiswah, yaitu kain penutup Ka'bah yang setiap tahun selalu diganti. Dalam penggunaannya, kain Kyai Tunggul Wulung kemudian dipasang pada tombak Kyai Slamet.
foto: Merdeka.com/Purnomo Edi
Untuk mengeluarkan kesaktiannya, pusaka Kyai Tunggul Wulung ini biasanya diarak keliling benteng Keraton Jogja. Masyarakat pada waktu itu percaya bila Pusaka Kyai Tunggul Wulung ini diarak keliling kota, suatu wabah penyakit bisa hilang.
Pusaka ini sebelumnya juga pernah digunakan Keraton untuk mengusir wabah Pes dan Flu Spanyol yang waktu itu melanda Yogyakarta.
Namun pada masa pandemi Covid-19 ini, Sultan HB X menolak untuk menggunakan pusaka Kyai Tunggul Wulung. Menurut Sultan HB X, risiko yang dihadapi nantinya akan besar kalau sampai mengeluarkan pusaka tersebut.
"Risiko saya besar. Kalau dulu mungkin no problem, tapi kalau sekarang kondisi bisa pro dan kontra. Selain itu saya kan bisa ditertawakan banyak orang juga," kata Sultan HB X, seperti dikutip brilio.net dari kanal YouTube Butet Kertaradjasa pada Senin (5/10). Dalam video tersebut, Butet mendapat kesempatan berkunjung ke Keraton untuk makan siang bersama.
Sebenarnya Sultan HB X meyakini, pusaka itu kemungkinan masih mempunyai kekuatan untuk menghadapi virus corona. Hanya saja, wabah Covid-19 melanda seluruh dunia, sehingga kondisi saat ini dengan kondisi pada saat pusaka itu digunakan itu sudah sangat berbeda.
"Mungkin bisa terjadi (virus corona hilang dengan pusaka keraton). Tapi ini kan (pandemi virus corona) seluruh dunia, gimana?" jawan Sultan sembari tertawa.
"Kondisi ini sangat berbeda. Apa iya bisa? Kalau ndak, saya ditertawakan banyak orang juga," lanjutnya.
Sultan HB X juga khawatir bahwa menggunakan pusaka di masa seperti ini justru malah memperkeruh suasana. Karena itulah, Sultan menginginkan warga Yogyakarta bisa menjaga dirinya sendiri dan keluarga, sadar akan kebersihan dan mengikuti protokol kesehatan.
"Saya rasa itu lebih bagus dari pada hal-hal seperti itu (mengeluarkan pusaka Tunggul Wulung) karena bisa berpotensi menimbulkan pro dan kontra yang hanya akan memperkeruh suasana," tutup Sri Sultan HB X.
Berikut video wawancara lengkap Butet dan Sultan HB X soal pusaka sakti milik keraton itu.
Recommended By Editor
- Raam Punjabi & istri positif Covid-19, begini kondisi terbarunya
- Mendagri: Hindari minum air dingin saat pandemi Covid-19
- 5 Penjelasan Najwa Shihab soal wawancara kosong yang berujung aduan
- Kriteria pasien Covid-19 yang biaya perawatannya ditanggung pemerintah
- Mengenang Prof Iwan sosok santun dan ulet, berpulang karena Covid-19