Gus Miftah, pendakwah yang juga menjabat di kabinet Prabowo Subianto, kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, bukan hanya karena posisinya, tetapi juga karena pernyataannya yang dianggap tidak pantas. Dalam sebuah acara, Miftah mengolok-olok seorang penjual es teh dengan kata-kata yang menyakitkan.
Di tengah kontroversi ini, terungkap bahwa Miftah belum melaporkan harta kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara KPK, Budi Prasetyo, yang menyatakan, "Yang bersangkutan belum lapor LHKPN," dilansir brilio.net dari liputan6.com pada Rabu (4/12).
Sejak dilantik sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama pada 22 Oktober 2024, Miftah belum memenuhi kewajibannya sebagai pejabat negara. Selain Miftah, ada sembilan orang lainnya yang juga belum melaporkan LHKPN, sementara enam orang sudah melapor.
foto: Instagram/@gusmiftah
Kontroversi ini semakin memanas setelah Miftah mengolok-olok penjual es teh saat berdakwah di Lapangan Drh. Soepardi, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Saat itu, jemaah meminta Miftah untuk memborong dagangan si penjual, namun alih-alih membeli, Miftah justru melontarkan kalimat yang merendahkan.
"Es tehmu ijek okeh ora? Masih? Yo kono didol, goblok. Dol en ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir," kata Miftah sambil tertawa, yang kemudian diikuti tawa orang-orang di sekitarnya. Penjual es teh tersebut hanya bisa terdiam, tampak sedih dan tidak percaya atas perlakuan yang diterimanya.
Reaksi netizen di media sosial sangat beragam. Banyak yang mengecam tindakan Miftah, menyatakan bahwa seorang pemuka agama seharusnya lebih menghormati orang lain, terutama mereka yang bekerja keras untuk mencari nafkah. Beberapa netizen bahkan berinisiatif untuk membantu penjual es teh tersebut, menawarkan donasi dan dukungan.
Presiden Prabowo Subianto pun tidak tinggal diam. Melalui Sekretaris Kabinet, ia telah menegur Miftah dan meminta agar ia meminta maaf kepada penjual es teh tersebut. "Presiden Prabowo sangat menghormati rakyat, termasuk mereka yang bekerja keras seperti pedagang kaki lima," ujar Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi.
Dengan kejadian ini, diharapkan semua pihak bisa belajar untuk lebih menghargai satu sama lain, terlepas dari status sosial atau jabatan yang dimiliki.