Brilio.net - Kabar duka datang dari tim evakuasi serpihan dan penumpang pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610. Salah seorang penyelam relawan Basarnas, Syachrul Anto meninggal dunia pada Jumat (2/11) malam. Jenazahnya diterbangkan dari Jakarta pukul 05.00 WIB menuju rumah duka di Jalan Bendul Merisi Gang VIII no 41 Surabaya, Sabtu (3/11).
Basarnas turut berduka atas gugurnya Syachrul dalam tugas mulia ini.
"Saya sebagai Kasabarnas turut berduka sedalam-dalamnya atas gugurnya pahlawan kemanusiaan, tim relawan kita, demi tugas negara dan bangsa," kata M Syaugi di Posko JICT 2, Pelabuhan Tanjung Pirok, Sabtu (3/11), sebagaimana dilansir brilio.net dari Antara.
Nah, seperti apa fakta sosok mendiang Syachrul Anto? Brilio.net telah merangkum dari berbagai sumber sebagai berikut.
1. Sempat pingsan sebelum akhirnya meninggal.
foto: Facebook/Hery Budiarto
Syachrul turun menyelam dengan seorang temannya pada Jumat (2/11). Namun saat temannya sedang melakukan pencarian, Syachrul tiba-tiba tak diketahui keberadaannya.
"Dia ditemukan tim SAR dalam keadaan pingsan," kata Syaugi sebagaimana dilansir dari Antara.
Tim dokter di kapal Victory--yang posisinya tak jauh dari titik penemuan Syachrul--langsung menangani Syachrul yang sempat sadar dan dimasukkan ke chamber karena mengalami dekompresi.
Dilansir dari istda.or.id, dekompresi disebabkan meningkatnya gelembung nitrogen dalam tubuh. Ketika kita bernapas, sekitar 79 dari udara saat kita bernapas adalah nitrogen. Dan ketika kita berada dalam air, tekanan tubuh kita meningkat dan menyebabkan nitrogen diserap jaringan tubuh kita.
Hal ini memang biasa terjadi di kalangan penyelam. Yang menjadi masalah adalah ketika tekanan ini tidak dibebaskan. Untuk melepaskan nitrogen perlahan dari tubuh, penyelam harus naik perlahan dan melepaskan nitrogen yang terserap tubuh.
Dekompresi dapat memengaruhi penyelam atau orang lain (seperti penambang) yang berada dalam situasi yang melibatkan tekanan cepat penurunan suhu tubuh.
Dilansir dari Antara, Syachrul dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta Utara setelah mendapat pertolongan pertama tim dokter kapal Victory, tepatnya pada pukul 22.10 WIB. Kondisinya saat itu sudah tak sadarkan diri, tidak ada respons, tidak ada denyut nadi dan napas. Tepat pada pukul 22.30 WIB, Syachrul dinyatakan meninggal oleh dokter jaga IGD.
2. Diver berpengalaman.
foto: Facebook/Rendra Hertiadhi
Penyelam dari Indonesia Rescue Diver Team tersebut dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam tugasnya sebagai penyelam. Dia memiliki kualitas tinggi, militan, senior, dan jam selam yang cukup tinggi, sebagaimana dilansir dari Antara. Dia juga memiliki sertifikat menyelam dari CSMAS-Possi (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia)
Pengalaman Syachrul yang mumpuni juga diamini sang kawan di akun Facebook Yosep Safrudin.
"...Divers yg sangat pengalaman... Tanpa lelah dan rela meninggalkan perusahaan smp bulanan untuk ikut partisipasi dalam misi kemanusiaan..," tulis Yosep dalam curahan kesedihan atas kepergian Syachrul sebagaimana dikutip brilio.net dari akun Facebook-nya.
3. Berjiwa sosial tinggi.
Syachrul dikenal berjiwa sosial tinggi. Liyan Kurniawati, istri Syachrul, menyatakan bahwa suaminya selalu menawarkan diri membantu saat ada misi kemanusiaan. Bahkan Syachrul juga sempat menjadi relawan penanganan dampak gempa di Palu beberapa waktu lalu.
4. Sempat meminjam alat selam sang kawan.
foto: screenshoot viaFacebook Yosep Safrudin
Menurut penuturan Yosep di status Facebook-nya, Syachrul yang baru kembali satu minggu dari Palu tersebut, meminjam alat selamnya. Lantas, Syachrul meminta bantuan Yosep diantar ke posko evakuasi Lion Air JT 610 di Tanjung Priok.
5. Sosok baik di mata orang terdekat.
Masih menurut Yosep, Syachrul merupakan sosok yang rendah hati dan baik hati. Yosep menyebut kawannya itu sebagai pahlawan kemanusiaan yang sangat mulia.
6. Pernah terlibat pencarian korban kecelakaan Air Asia 2014.
foto: Facebook/Rendra Hertiadhi
Jiwa sosial tinggi Syachrul juga dibuktikan saat dia menjadi relawan pencarian korban pesawat Air Asia nomor penerbangan QZ 8501 rute Surabaya-Singapura yang jatuh di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada 28 Desember 2014.
7. Pesan sedih Syachrul pada istri.
Syachrul sempat menceritakan kesedihannya melihat banyaknya korban kecelakaan Lion Air PK-LQP.
"Mungkin itu merupakan firasat dia ya. Bapak, atau suami saya itu, untuk misi kemanusiaan meski berat dan dilarang tetap berangkat," ujar Liyan dilansir dari Antara.
Syachrul juga dikenal sebagai orang yang tak pernah mengeluh tentang kondisinya, termasuk jika saat bertuga menjadi relawan ternyata peralatannya kurang lengkap.
8. Jenazah dimakamkan di Surabaya.
Jenazah Syachrul dikebumikan di pemakaman yang tak jauh dari rumahnya (sekaligus rumah duka) di kawasan Bendul Mirisi Utara, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur setelah tiba di rumah duka sekitar pukul 09.00 WIB, Sabtu (3/11), sebagaimana dikutip dari Liputan6.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya, Yusuf Masruh atas nama pemerintah Surabaya, mengungkapkan duka mendalam atas meninggalnya Syachrul Anto.
"Kami baru mendengar kabar tadi pagi sekitar pukul 06.00 WIB pagi, jika ada teman-teman relawan sedang tertimpa musibah," tutur Yusuf saat ditemui di tempat pemakaman.
Ucapan duka dari kawan-kawan juga mengalir di linimasa Facebook Syachrul. Seperti salah satunya yang dituliskan akun Facebook Munir O'yonk berikut ini.
"Innalillahi Wainnailaihi Rojiun...
Turut Berduka Cita Syachrul Anto Semoga Beliau Mendapatkan Tempat Yg Layak Di Sisi ALLAH SWT Dan Keluarga Yg Ditinggal Senantiasa Diberi Kesabaran Dan Ketabahan...
Amiin Yaa Rabbal Alamiin...
Alfatihah."
Recommended By Editor
- Fakta terbaru Lion Air JT 610 di perairan Karawang
- Ini penyebab penyelam Basarnas meninggal saat evakuasi Lion Air JT 610
- 8 Bagian pesawat Lion Air JT 610 yang berhasil ditemukan
- Kapal Baruna Jaya penemu sinyal black box Lion Air dan fakta-faktanya
- 3 Kisah penyelam tim SAR gabungan evakuasi Lion Air, penuh perjuangan