Presiden Prabowo Subianto sedang merancang langkah-langkah untuk mereformasi pengajaran matematika di tingkat sekolah dasar. Tujuannya adalah untuk memperkuat dasar ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan siswa. Ini adalah langkah yang sangat penting, terutama di era digital saat ini.
"Presiden menekankan betapa pentingnya meningkatkan kualitas pengajaran matematika dan perlunya perbaikan dalam metode pengajaran, termasuk pelatihan bagi guru matematika," ungkap Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti setelah pertemuan di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa (20/10).
Mu'ti menjelaskan bahwa perhatian Presiden sangat besar terhadap peningkatan kualitas sains dan teknologi. Ini bisa dicapai dengan memajukan metode pengajaran matematika, terutama di kelas 1-4 sekolah dasar.
Bayangkan jika anak-anak sudah mengenal matematika dengan cara yang menyenangkan sejak dini, pasti akan lebih mudah bagi mereka untuk memahami konsep yang lebih kompleks di kemudian hari.
Selain memperbarui metode pembelajaran, Prabowo juga berencana untuk mengadakan pelatihan khusus bagi para guru matematika. Menurut Mu'ti, ada usulan agar pengenalan matematika dimulai sejak pendidikan taman kanak-kanak.
"Ada ide untuk memperkenalkan pelajaran matematika di tingkat SD, khususnya kelas 1-4, dan mungkin juga untuk anak-anak di tingkat TK," jelas Mu'ti yang dikutip dari Antara.
Ketika ditanya tentang keberlanjutan Kurikulum Merdeka Belajar yang sebelumnya diinisiasi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mu'ti menyatakan bahwa belum ada pembahasan lebih lanjut dengan Presiden mengenai hal tersebut. Ini menunjukkan bahwa ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan.
Mu'ti juga menegaskan bahwa selama masa kepemimpinannya, ia akan meninjau kembali penerapan kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar. "Saya belum bisa berkomentar soal itu (program Merdeka Belajar), karena masih harus mendalami dengan seksama ya," kata Abdul Mu'ti kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu (20/10).
Menurut Mu'ti, program di Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah selama lima tahun mendatang akan mengacu pada program kerja Presiden RI Prabowo Subianto. Menariknya, Nadiem Makarim tidak menitipkan program khusus yang harus dilanjutkan.
"Enggak, Pak Nadiem enggak menyampaikan itu. Hanya menyampaikan selamat saja atas amanah ini. Soal melanjutkan atau tidak nanti harus kita lihat. Acuannya kan program kerja Pak Prabowo," jelasnya.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini menegaskan bahwa para menteri akan melaksanakan tugas sesuai dengan program Prabowo Subianto. Mu'ti pun siap membantu Prabowo dalam menjalankan program pencerdasan bangsa di pendidikan dasar dan menengah.
"Kami akan berusaha membantu semaksimal mungkin, terutama program-program yang berkaitan dengan program pencerdasan bangsa di pendidikan dasar dan menengah," tuturnya.
Recommended By Editor
- Masih banyak yang belum tahu, ternyata ini perbedaan gelar Diploma, S1, S2 dan S3
- Bisa lulus doktor cuma 1,5 tahun, ini peraturan dan syarat pendidikan S3 di Universitas Indonesia
- 6 Alasan kenapa buku cetak tak bisa digantikan e-book, dari aroma kertas hingga prestise
- Apa itu Ma'had Aly? Lembaga pendidikan tinggi pesantren yang bikin santri bisa setara sarjana S1
- Dilemanya calon guru, sudah sarjana pendidikan tapi ‘dipaksa’ kuliah lagi demi syarat administrasi