Brilio.net - Harga minyak mengalami kenaikan harga yang signifikan pada Senin (9/12/2024). Hal tersebut dipicu oleh ketidakstabilan geopolitik setelah perubahan besar di Suriah.

Harga minyak mentah Brent melonjak US$ 1,02 (1,4%) atau setara Rp1,619,056.81 menjadi US$ 72,14 (Rp114,531,993.32) per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat juga mengalami peningkatan sebesar US$ 1,17 (1,7%) (1,857,384.87) menjadi US$ 68,37 (Rp108,537,952.01)perbarel.

Ketegangan di Timur Tengah kian terasa setelah pemberontak Suriah menggulingkan Presiden Bashar al-Assad pada Minggu (8/12/2024), mengakhiri kekuasaan keluarganya yang telah berlangsung lima dekade. Menyadur dari Reuters, Kepala Analisis Geopolitik Rystad Energy, Jorge Leon, menilai bahwa peristiwa ini dapat menambah premi risiko geopolitik pada harga minyak dalam beberapa pekan atau bulan ke depan. Wilayah Timur Tengah yang memang rawan konflik kembali menunjukkan potensi ketidakstabilan yang lebih luas.

Suriah memang bukan produsen minyak utama, namun lokasinya yang strategis serta hubungan dekatnya dengan Rusia dan Iran menjadikannya pemain penting dalam peta geopolitik. Perubahan rezim ini memicu kekhawatiran bahwa ketegangan akan menyebar ke negara-negara tetangga. Bahkan, tanda-tanda awal gangguan di pasar minyak sudah terlihat. Salah satunya kapal tanker pembawa minyak Iran yang terpaksa berbalik arah di Laut Merah akibat situasi yang memanas.

Selain faktor geopolitik, dinamika global turut memberikan tekanan pada pasar minyak. China, yang merupakan importir minyak terbesar dunia, mengumumkan rencana pelonggaran moneter untuk pertama kalinya sejak 2010. Kebijakan ini bertujuan mengatasi perlambatan ekonomi yang dipicu oleh krisis di sektor properti, serta meningkatkan konsumsi domestik.

Menilik Situasi ini menunjukkan bagaimana dinamika geopolitik di Timur Tengah dan kebijakan ekonomi global dapat saling memengaruhi harga minyak dunia. Lantas apa saja dampak geopolitik terhadap harga minyak dunia? Yuk simak ulasan lengkap yang brilio.net lansir dari berbagai sumber, Selasa (10/12).

dampak geopolitik terhadap harga minyak dunia  2024 freepik.com

foto: freepik.com/jcomp

1. Ketidakstabilan di negara pengekspor minyak.

Ketika negara penghasil minyak utama mengalami ketidakstabilan politik, baik itu melalui perang, pemberontakan, bahkan perubahan rezim, harga minyak dunia bisa langsung terpengaruh. Misalnya, jika terjadi kerusuhan di negara seperti Venezuela atau Libya, yang merupakan penghasil minyak besar, pasokan minyak global bisa terganggu. Akibatnya, harga minyak dapat melonjak karena kekhawatiran terhadap pasokan yang terbatas dan ketidakpastian di pasar energi internasional.

2. Sanksi ekonomi dan pembatasan perdagangan.

Ketegangan geopolitik juga bisa menciptakan sanksi ekonomi yang diterapkan oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat maupun Uni Eropa. Ketika negara penghasil minyak besar, seperti Iran atau Rusia, terkena sanksi ekonomi otomatis produksi hingga ekspor minyak mereka bisa berkurang drastis. Hal ini mengarah pada penurunan pasokan minyak global sekaligus harga minyak yang lebih tinggi. Sanksi ini sering kali mengubah aliran perdagangan lalu memaksa negara-negara pengimpor minyak mencari sumber lain yang lebih mahal.

3. Pengaruh konflik di Timur Tengah.

Timur Tengah jadi salah satu wilayah yang paling rentan terhadap gejolak geopolitik karena banyak negara di kawasan ini merupakan produsen utama minyak dunia. Konflik atau ketegangan seperti yang terjadi di Suriah, Yaman, atau antara Iran dan Arab Saudi dapat menyebabkan ketidakstabilan di jalur pengiriman minyak utama. Ketika jalur pengiriman minyak terganggu, seperti yang terjadi pada serangan terhadap fasilitas minyak Saudi Aramco pada 2019, harga minyak dapat melonjak tajam.

dampak geopolitik terhadap harga minyak dunia  2024 freepik.com

foto: freepik.com/atlascompany

4. Perubahan kebijakan energi negara-negara besar.

Kebijakan energi negara besar seperti Amerika Serikat dan China dapat memengaruhi harga minyak dunia. Misalnya, kebijakan AS yang mendukung peningkatan produksi minyak dalam negeri, maupun kebijakan China yang meningkatkan konsumsi energi, dapat mengubah permintaan serta penawaran minyak global. Ketika negara-negara besar ini melakukan kebijakan yang mendukung produksi atau konsumsi minyak, harga minyak dapat mengalami fluktuasi yang signifikan, tergantung pada perubahan pasokan hingga permintaan yang terjadi.

5. OPEC dan koalisi negara penghasil minyak.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memainkan peran penting dalam mempengaruhi harga minyak dunia. Ketika negara-negara anggota OPEC membuat keputusan untuk mengurangi atau meningkatkan produksi minyak, dampaknya dapat terasa langsung pada pasar minyak global. Misalnya, ketika OPEC mengumumkan pengurangan produksi untuk menstabilkan harga, harga minyak dapat naik. Sebaliknya, jika produksi ditambah, harga minyak dapat turun karena pasokan yang lebih banyak.

6. Perubahan infrastruktur energi global.

Ketika terjadi perubahan besar dalam infrastruktur energi dunia akibat konflik geopolitik, seperti serangan terhadap fasilitas pengolahan minyak maupun pengeboran, harga minyak bisa sangat terpengaruh. Serangan terhadap infrastruktur energi di negara-negara besar, ataupun ancaman terhadap jalur pipa minyak internasional dapat mengganggu pasokan global lalu menyebabkan ketidakpastian di pasar. Hal ini memicu lonjakan harga minyak karena kekhawatiran terhadap kelancaran distribusi energi.

dampak geopolitik terhadap harga minyak dunia  2024 freepik.com

foto: freepik.com/ArtPhoto_studio

7. Kebijakan moneter negara besar.

Kebijakan moneter negara besar seperti Amerika Serikat dan China memiliki dampak yang besar pada pasar energi. Ketika negara-negara ini mengubah kebijakan moneternya, seperti menaikkan maupun menurunkan suku bunga ataupun menerapkan stimulus ekonomi, ada pengaruh langsung terhadap permintaan minyak. Jika kebijakan moneter mendukung pertumbuhan ekonomi, maka permintaan minyak akan meningkat, yang dapat menyebabkan harga minyak naik. Sebaliknya, kebijakan yang lebih ketat bisa menurunkan permintaan, mengakibatkan penurunan harga.

8. Ketergantungan pada energi terbarukan.

Meskipun geopolitik dapat memengaruhi harga minyak, tren global menuju penggunaan energi terbarukan juga menjadi faktor penting. Negara-negara yang berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, termasuk minyak akan mempengaruhi permintaan minyak jangka panjang. Ketika negara-negara besar meningkatkan investasi dalam energi terbarukan, ini dapat mengurangi ketergantungan pada minyak sekaligus menurunkan permintaan, yang pada akhirnya dapat menurunkan harga minyak dalam jangka panjang. Namun, dalam jangka pendek, ketegangan geopolitik yang mengganggu pasokan masih akan menyebabkan lonjakan harga.

Dampak geopolitik terhadap harga minyak dunia sangat kompleks dan saling terkait. Ketika ketegangan maupun konflik melanda wilayah-wilayah penting bagi pasokan minyak, harga dapat melonjak. Namun, perubahan kebijakan ekonomi sekaligus transisi ke energi terbarukan juga dapat memengaruhi permintaan serta harga minyak dalam jangka panjang.