Brilio.net - Dentuman misterius membuat geger masyarakat di beberapa wilayah di Jawa Tengah, termasuk Solo dan sekitarnya. Suara aneh itu terdengar pada Senin dini hari (11/5). Banyak yang menduga suara dentuman itu berasal dari kejadian gempa tektonik.
Suara dentuman itu muncul sekitar pukul 00.45 WIB sampai dengan 01.15 WIB. Kabid Mitigasi Gempa Bumi Dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pengecekan terkait dentuman misterius itu. Menurutnya tak ada catatan aktivitas gempa yang terjadi di Jawa Tengah. Pengecekan gelombang seismik dilakukan di seluruh sensor gempa BMKG yang tersebar di Jawa Tengah.
"Sehingga kami memastikan sumber suara dentuman tersebut tidak berasal dari gempa tektonik, karena jika sebuah aktivitas gempa sampai mengeluarkan bunyi ledakan, artinya kedalaman hiposenter gempa tersebut sangat dangkal, dekat permukaan, dan jika itu terjadi maka akan tercatat oleh sensor gempa," kata Daryono, seperti dilansir brilio.net dari Liputan6, Senin (11/5).
Menurutnya, saat ini BMKG mengoperasikan lebih dari 22 sensor gempa dengan sebaran yang merata di Jawa Tengah. Sehingga jika terjadi gempa di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya maka dipastikan gempa tersebut akan terekam, selanjutnya diproses untuk kami tentukan magnitudo dan lokasi titik episenternya untuk diinformasikan kepada masyarakat.
"Bunyi ledakan akibat gempa sangat dangkal lazimnya hanya terjadi sekali saat terjadi patahan batuan dan tidak berulang-ulang, seperti halnya peristiwa gempa dangkal yang mengeluarkan dentuman keras di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang pada 17 Februari 2014," ungkapnya.
Gempa Lereng Merbabu saat itu memiliki magnitudo M 2,7 terjadi pagi hari pukul 06.01.19 WIB. Episenternya terletak pada koordinat 7,39 LS dan 110,48 BT dengan kedalaman 3 km. Seperti yang dilaporkan warga Desa Sumogawe kala itu, gempa yang merusak beberapa rumah ini diikuti suara dentuman keras hingga membuat warga resah, khawatir Gunung Merbabu akan meletus.
"Ada beberapa kemungkinan penyebab suara dentuman saat terjadi gempa. Fenomena dentuman saat gempa dapat terjadi jika gempa memicu gerakan tanah berupa rayapan tiba-tiba dan sangat cepat di bawah permukaan," katanya.
Kemungkinan lain suara dentuman berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif, dalam hal ini ada mekanisme dislokasi batuan yang menyebabkan pelepasan energi berlangsung secara tiba-tiba dan cepat hingga menimbulkan suara ledakan.
Apalagi jika terjadinya patahan batuan tersebut terjadi di kawasan lembah dan ngarai atau di kawasan tersebut banyak rongga batuan sehingga memungkinkan suaranya makin keras karena resonansi. Beberapa peristiwa gempa Bantul 2006 juga mengeluarkan bunyi dan sempat meresahkan warga saat itu.
"Suara dentuman yang terjadi tadi pagi dipastikan bukan dari aktivitas gempa tektonik," pungkas Daryono.