Brilio.net - Baru-baru ini, aksi Wakil Presiden terpilih Gibran Rakamubing Raka menuai sorotan publik. Mantan wali kota Solo itu membagikan buku ke anak-anak di SDN Margorejo VI, Surabaya. Namun yang bikin heboh adalah buku tersebut terdapat wajah Gibran, Jan Ethes.

Atas silang sengkarut yang beredar, akhirnya Gibran menanggapi polemik tersebut. Putra sulung Presiden Joko Widodo itu mengatakan bahwa buku yang dibagikan itu sudah dicetak sebelum dirinya terpilih menjadi Wali Kota Solo. Ia mengaku kalau Jan Ethes sudah menjadi sampul buku sejak 4 tahun lalu.

"Ya, mohon maaf ya. Itu kan bukunya sudah ada dari 4 tahun terakhir," kata Gibran sesuai menghadiri acara pengukuhan kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, dilansir brilio.net dari Merdeka.com, Kamis (13/6).

tanggapan gibran tentang buku jan ethes berbagai sumber

foto: X/@kemgelapan

Karena itu, putra sulung Jokowi menyampaikan permohonan maaf kepada publik jika sekiranya tidak berkenan dengan pembagian buku bersampul gambar Jan Ethes.

"Ya saya minta maaf kalau ada yang kurang berkenan nggih (ya)," ungkapnya.

tanggapan gibran tentang buku jan ethes berbagai sumber

foto: Instagram/@gibran_rakabuming

Pada saat pembagian buku tersebut, para siswa-siswi SD yang mengetahui kedatangan Gibran itu langsung bergegas menuju halaman sekolah. Tak cuma pembagian buku, Gibran juga membagikan susu serta gantungan kunci, bergambar Gibran dengan tokoh kartun Naruto.

Anak-anak tersebut saling berdesak-desakan dan berlomba untuk menjulurkan tangan mereka mendekati Gibran. Memang, mereka terlihat antusias untuk menerima sesuatu yang sedang dibawa Wakil Presidenterpilih tersebut.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) turut mengomentari aksi Gibran yang membagikan buku sampul Jan Ethes. Ia mengatakan bahwa semasa dirinya kecil, buku-buku yang dibagikan seringnya bergambar pahlawan nasional. Hal itu dianggap bisa mendidik murid dengan keteladanan pahlawan tersebut.

"Ya kita mendidik anak kita dengan keteladanan," ucap Hasto di Sekolah Partai PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (8/6) malam.

"Ketika saya kecil buku-buku itu dibagi gambar pahlawan nasional, pahlawan Diponegoro, Jenderal Sudirman kemudian Bung Karno, Bung Hatta, Raden Adjeng Kartini. Itu dulu ketika kami kecil," lanjutnya.